Analisis Pergerakan Pound Sterling: Menanti Data Ekonomi dan Pidato Gubernur Bank of England
Analisis Pergerakan Pound Sterling: Menanti Data Ekonomi dan Pidato Gubernur Bank of England
Pasar mata uang global menantikan rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat dan Inggris Raya, serta pidato Gubernur Bank of England (BoE), Andrew Bailey. Hal ini mengakibatkan pergerakan pound sterling (GBP) yang relatif tenang terhadap euro dan dolar AS. Pada saat penulisan, pound sterling sedikit melemah terhadap euro, sementara nilainya tetap stabil terhadap dolar AS.
Pernyataan Anggota BoE dan Antisipasi Pasar
Anggota Komite Kebijakan Moneter BoE, Catherine Mann, menyatakan bahwa kenaikan harga di Inggris Raya pada tahun depan akan sesuai dengan target bank sentral. Pernyataan ini cukup menarik mengingat Mann sebelumnya dikenal sebagai anggota yang paling "hawkish" (mendukung kenaikan suku bunga yang agresif) dalam komite tersebut. Minggu lalu, Mann dan Swati Dhingra bahkan mengusulkan pengurangan suku bunga yang lebih besar, yaitu sebesar 4,25%. Namun, BoE justru memutuskan untuk memangkas suku bunga hanya sebesar 0,25% menjadi 4,5%.
Perbedaan pendapat di dalam BoE sendiri mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar. Pasar kini bersiap untuk mencerna data inflasi AS pada hari Rabu dan data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris pada hari Kamis. Kedua data ini diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi jalur suku bunga BoE ke depan. Sanjay Raja, ekonom senior di Deutsche Bank, memprediksi data PDB bulanan Desember akan mengecewakan, dengan sektor jasa yang stagnan dan penurunan aktivitas manufaktur dan konstruksi.
Pound Sterling Terhadap Euro: Risiko Politik Eropa dan Yield Spread
Pound sterling melemah 0,15% terhadap euro, diperdagangkan pada level 83,40 pence per euro. Nilai tukar ini sempat menyentuh level terendah sejak 8 Januari lalu di 82,88 pence per euro. Namun, beberapa waktu lalu pound sterling justru menguat terhadap euro. George Vessey, kepala strategi forex dan makro di Convera, menjelaskan penguatan tersebut didukung oleh meningkatnya risiko politik di Eropa dan selisih imbal hasil (yield spread) jangka pendek antara Inggris dan Jerman, meskipun kedua faktor tersebut telah stabil belakangan ini. Barclays, melalui analis Themistoklis Fiotakis, juga menambahkan bahwa kombinasi keunggulan imbal hasil (carry advantage) yang stabil dan ketahanan terhadap tarif impor menunjukkan prospek jangka pendek yang lebih baik untuk pound terhadap euro. Mereka juga melihat prospek jangka panjang yang konstruktif berkat reformasi sisi penawaran, termasuk hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa, serta stimulus fiskal yang mendukung permintaan mulai April mendatang.
Pound Sterling Terhadap Dolar AS: Stabilitas dan Prospek Jangka Panjang
Terhadap dolar AS, pound sterling relatif stabil di angka $1,2364. Barclays mencatat prospek jangka panjang yang positif didorong oleh reformasi di sisi penawaran dan stimulus fiskal. Hal ini menunjukkan adanya keyakinan terhadap perekonomian Inggris di masa mendatang.
Inisiatif Pemerintah Inggris: Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, baru-baru ini bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa dan menekankan keinginan untuk bekerja sama dalam memperkuat pertahanan benua tersebut. Di dalam negeri, Starmer juga telah bertemu dengan para pemimpin bisnis, menyampaikan pesan agar setiap keputusan pemerintah utama harus berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Inggris untuk mengatasi tantangan ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pound sterling dalam jangka panjang, meskipun tantangan jangka pendek masih tetap ada. Ketidakpastian pasar yang diakibatkan oleh data ekonomi yang akan datang dan kebijakan moneter BoE masih menjadi faktor penentu utama pergerakan pound sterling dalam waktu dekat.