Analisis Pergerakan Sterling dan Euro Terhadap Dolar AS
Analisis Pergerakan Sterling dan Euro Terhadap Dolar AS
Pengaruh Kenaikan Pengeluaran Militer Inggris terhadap Sterling
Pada hari setelah pemerintah Inggris berjanji untuk meningkatkan pengeluaran militer, nilai tukar Pound Sterling (GBP) mengalami penurunan tipis terhadap dolar AS (USD) yang tengah menguat, sementara tetap stabil terhadap euro (EUR). Pernyataan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, tentang rencana peningkatan pengeluaran pertahanan tahunan menjadi 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2027, dan target 3% yang terakhir terlihat setelah Perang Dingin, dianggap sebagai sinyal kepada Presiden AS saat itu, Donald Trump, tentang komitmen Inggris untuk meningkatkan keamanan Eropa. Meskipun demikian, Sterling turun 0,1% menjadi $1,2653, setelah mencapai titik tertinggi sejak 18 Desember di angka $1,2626 pada hari Senin. Analis dari ING, Chris Turner, memprediksi potensi penurunan kinerja Sterling pada bulan Maret.
Perdebatan di Bank of England (BoE) Mengenai Pemotongan Suku Bunga
Di sisi lain, muncul perdebatan di Bank of England (BoE) mengenai kecepatan pemotongan suku bunga. Meskipun seluruh anggota Komite Kebijakan Moneter (Monetary Policy Committee/MPC) sepakat menggunakan kata "bertahap", belum ada konsensus tentang seberapa cepat pemotongan tersebut harus dilakukan. Anggota MPC, Swati Dhingra, mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Dhingra sendiri merupakan salah satu dari dua anggota MPC yang memilih pemotongan suku bunga setengah poin pada tanggal 6 Februari, sementara mayoritas memilih pemotongan seperempat poin menjadi 4,5%. Perbedaan pandangan ini mencerminkan kompleksitas situasi ekonomi dan tantangan dalam menentukan kebijakan moneter yang tepat.
Dampak Kebijakan Perdagangan AS terhadap Mata Uang Eropa
Para investor juga mengamati perkembangan kebijakan perdagangan AS dengan saksama. Meskipun diperkirakan tarif AS akan lebih berdampak negatif terhadap ekonomi Eropa dibandingkan Inggris, langkah-langkah proteksionis AS diprediksi akan menekan semua mata uang Eropa. Euro sendiri turun 0,05% menjadi 82,92 pence, setelah mencapai titik terendah sejak 2 Januari di angka 82,63 pence pada hari Jumat.
Ekspektasi Pasar dan Pernyataan Pejabat ECB
Pasar memperkirakan BoE akan memangkas suku bunga sebesar 57 basis poin (bps) pada tahun 2025, dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas sebesar 80 bps. Namun, pernyataan terbaru dari pejabat ECB telah menimbulkan keraguan terhadap jalur moneter yang saat ini diperkirakan oleh para pedagang. Anggota dewan ECB, Isabel Schnabel, menyatakan bahwa tidak lagi jelas apakah suku bunga 2,75% saat ini masih menghambat perekonomian zona euro, setelah sebelumnya berpendapat bahwa ECB harus memulai diskusi tentang kapan harus menghentikan pemotongan suku bunga. Pernyataan ini menunjukkan adanya pertimbangan ulang terhadap strategi moneter ECB, yang berpotensi memengaruhi pergerakan euro di masa mendatang.
Analisis Keseluruhan dan Prospek Ke Depan
Secara keseluruhan, pergerakan mata uang pada periode ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan fiskal dan moneter pemerintah masing-masing negara hingga sentimen pasar global terhadap kebijakan perdagangan AS. Ketidakpastian mengenai kecepatan pemotongan suku bunga di BoE dan pertimbangan ulang strategi moneter ECB menciptakan dinamika yang kompleks dan memengaruhi pergerakan Sterling dan Euro. Meskipun penguatan pengeluaran militer Inggris diharapkan memberikan sinyal positif, dampaknya terhadap nilai tukar Sterling masih perlu diamati lebih lanjut. Perkembangan selanjutnya terkait kebijakan perdagangan AS dan respon pasar terhadap pernyataan pejabat bank sentral akan menjadi penentu utama pergerakan mata uang di masa depan. Penting bagi para investor dan pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan ekonomi makro dan gejolak politik global guna mengantisipasi perubahan nilai tukar yang mungkin terjadi. Analisis yang lebih mendalam diperlukan untuk memprediksi pergerakan mata uang di masa depan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, mengingat kompleksitas faktor-faktor yang saling berkaitan.