Ancaman Perang Dagang AS-Kanada: Dampak Berat bagi Ekonomi

Ancaman Perang Dagang AS-Kanada: Dampak Berat bagi Ekonomi

Ancaman Tarif Impor dari AS

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Kanada meningkat tajam menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump. Trump mengancam akan mengenakan tarif impor sebesar 25% pada semua produk impor Kanada, dengan alasan keamanan perbatasan yang kurang memadai dan defisit perdagangan dengan negara tetangganya tersebut. Ancaman ini menimbulkan kekhawatiran serius di Kanada, mengingat lebih dari 20% output ekonomi negara tersebut bergantung pada ekspor ke AS.

Para pembuat kebijakan Kanada telah menyatakan akan memberikan balasan yang tegas dengan tarif pembalasan. Seorang pejabat pemerintah federal bahkan menyebutkan kemungkinan tarif pembalasan hingga $150 miliar terhadap impor AS, tergantung pada keputusan akhir Trump. Hal ini menunjukkan keseriusan situasi dan potensi eskalasi konflik perdagangan yang dapat berdampak luas.

Dampak Ekonomi yang Merugikan

Wakil Gubernur Bank of Canada, Toni Gravelle, memperingatkan bahwa perang dagang akan memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kanada. Dalam sebuah pidato di Toronto, Gravelle menekankan bahwa tarif pada ekspor Kanada akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Lebih lanjut, jika Kanada membalas dengan tarif pembalasan, hal ini akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa, sehingga memicu inflasi.

Situasi ini menempatkan Bank of Canada dalam posisi yang sulit. Bank sentral memiliki mandat untuk mempertahankan inflasi sebesar 2%. Namun, dengan ancaman resesi akibat perang dagang dan tekanan inflasi yang meningkat, Bank of Canada dihadapkan pada dilema dalam menentukan kebijakan suku bunga yang tepat. Bank telah memangkas suku bunga sebesar 1,25 poin persentase sejak Juni menjadi 3,25%, dan diperkirakan akan melakukan pemangkasan lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menyerap kapasitas yang belum terpakai.

Proyeksi Negatif dari Berbagai Pihak

Pertumbuhan ekonomi Kanada pada kuartal ketiga tahun lalu melambat menjadi 1%, meskipun data menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun berkat penurunan biaya pinjaman. Namun, prediksi masa depan tetap suram. Tim ekonom dari National Bank Financial, dalam sebuah laporan baru-baru ini, memperkirakan bahwa tarif 25% dari AS bersamaan dengan tarif pembalasan dari Kanada akan menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Kanada sebesar 6%. Penurunan ini akan melampaui dampak resesi sebelumnya, kecuali pandemi Covid-19.

Provinsi British Columbia, provinsi terbesar ketiga di Kanada, juga mengeluarkan proyeksi yang mengkhawatirkan. Mereka memperkirakan bahwa tarif 25% AS dapat memangkas ekonomi regional sebesar 69 miliar dolar Kanada (setara dengan $48 miliar) dan menyebabkan hilangnya 124.000 lapangan kerja hingga tahun 2028. Gubernur Bank of Canada, Tiff Macklem, menambahkan bahwa perang dagang, dengan asumsi tarif 25%, akan menyebabkan gangguan yang meluas di ekonomi Kanada dan mendorong bisnis untuk menunda rencana investasi mereka.

Tantangan bagi Bank of Canada

Bank of Canada menghadapi tantangan yang kompleks dalam mengelola ekonomi di tengah ancaman perang dagang. Dilema antara merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menekan inflasi akan menjadi fokus utama dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter selanjutnya. Keputusan suku bunga pada tanggal 29 Januari mendatang akan menjadi penanda penting dalam merespon situasi ini. Analisis yang lebih rinci mengenai dampak perang dagang akan dipublikasikan bersamaan dengan pengumuman tersebut. Ketidakpastian yang tinggi terkait dengan kebijakan perdagangan AS membuat perencanaan dan pengambilan keputusan ekonomi di Kanada menjadi semakin sulit. Masa depan ekonomi Kanada kini sangat bergantung pada bagaimana perkembangan hubungan dagang dengan AS selanjutnya. Perang dagang berpotensi menimbulkan dampak yang sangat merugikan dan jangka panjang bagi perekonomian Kanada.