Ancaman Tarif dan Prospek Dassault Aviation
Ancaman Tarif dan Prospek Dassault Aviation
Dassault Aviation, produsen pesawat militer dan jet bisnis asal Prancis, tengah menghadapi ketidakpastian akibat potensi perang tarif antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. CEO perusahaan, Eric Trappier, menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana Presiden Trump untuk mengenakan tarif 25% pada impor dari Uni Eropa. Ancaman ini berpotensi signifikan memengaruhi operasional Dassault di fasilitasnya yang terbesar di dunia, yang terletak di Little Rock, Arkansas.
Dampak Potensial Tarif Impor
Trappier menjelaskan bahwa jika tarif 25% diberlakukan, Dassault mungkin terpaksa mengurangi beban kerja di fasilitas Little Rock. Fasilitas ini mempekerjakan sekitar 1.700 pekerja di dua lokasi: Pusat Penyelesaian untuk semua jet Falcon yang diproduksi di seluruh dunia, dan Pusat Layanan milik perusahaan untuk pelanggan Falcon. Kehadiran Dassault di Arkansas telah berlangsung sejak tahun 1975, dan pengurangan beban kerja akan berdampak besar pada ekonomi lokal dan tenaga kerja.
Selain mengurangi beban kerja, Dassault juga mungkin perlu menaikkan harga pesawatnya untuk menyerap dampak tarif impor. Hal ini akan memengaruhi daya saing perusahaan di pasar internasional dan berpotensi mengurangi permintaan. Kenaikan harga juga akan berdampak pada konsumen, baik pemerintah maupun individu, yang akan menanggung beban tambahan.
Kinerja Keuangan yang Kuat Namun Diwarnai Ketidakpastian
Terlepas dari ancaman ini, Dassault Aviation mencatatkan kinerja keuangan yang kuat pada tahun 2024. Penjualan meningkat 30% menjadi 6,24 miliar euro, melampaui ekspektasi pasar. Pesanan baru juga meningkat signifikan, mencapai 10,87 miliar euro, didorong oleh permintaan yang kuat untuk pesawat tempur Rafale dan jet bisnis Falcon. Keberhasilan ini termasuk penjualan 30 jet tempur Rafale ke Indonesia dan Serbia, serta 26 pesawat Falcon.
Pendapatan bersih juga meningkat menjadi 923,8 juta euro, meskipun sedikit di bawah perkiraan konsensus. Dassault memproyeksikan penjualan bersih sekitar 6,5 miliar euro pada tahun 2025, dengan rencana pengiriman 25 pesawat Rafale dan 40 pesawat Falcon. Namun, proyeksi ini belum memperhitungkan dampak potensial dari perang tarif.
Seruan untuk Prioritas Pertahanan Eropa
Trappier juga mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk mengalokasikan dana blok tersebut secara eksklusif untuk produsen pertahanan Eropa. Ia menekankan perlunya dukungan yang lebih kuat bagi industri pertahanan Eropa, sebuah seruan yang telah ia sampaikan selama bertahun-tahun. Ia mengkritik kurangnya preferensi Eropa dalam pengadaan pertahanan, suatu hal yang menurutnya penting untuk meningkatkan daya saing dan ketahanan industri pertahanan Eropa.
Analisis dan Prospek Ke Depan
Para analis di Morgan Stanley, Ross Law dan Marie-Ange Riggio, menyebut proyeksi Dassault untuk tahun 2025 sebagai "campuran". Mereka mencatat bahwa pengiriman Rafale sedikit di bawah konsensus, sementara pengiriman Falcon di atas ekspektasi. Mereka tetap waspada terhadap prospek divisi Falcon dan melihat risiko penurunan panduan pengiriman dan konsensus, yang menutupi eksekusi yang solid dan pipeline yang kuat di bidang pertahanan.
Ketidakpastian akibat potensi perang tarif menjadi bayang-bayang bagi prospek Dassault Aviation. Meskipun perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang kuat, ancaman tarif impor dapat secara signifikan memengaruhi operasional dan profitabilitasnya. Tanggapan Uni Eropa terhadap ancaman tarif dan upaya untuk mendukung industri pertahanan Eropa akan menjadi faktor penentu bagi masa depan Dassault Aviation dan industri penerbangan Eropa secara keseluruhan. Perusahaan perlu mempersiapkan strategi yang komprehensif untuk menghadapi berbagai skenario, termasuk kemungkinan penurunan permintaan dan peningkatan biaya produksi. Investasi dalam inovasi dan efisiensi operasional akan menjadi kunci untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah ketidakpastian geopolitik. Penting juga bagi Dassault untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dan mitra untuk memastikan kelancaran pasokan dan stabilitas bisnis.