Ancaman Tarif Trump: Strategi Balasan Kanada yang Terpecah
Ancaman Tarif Trump: Strategi Balasan Kanada yang Terpecah
Krisis perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat kembali mencuat, dipicu oleh ancaman Presiden Trump untuk mengenakan tarif 25% pada impor Kanada. Situasi ini telah memicu perdebatan sengit di internal pemerintahan Kanada, khususnya di antara para kandidat pemimpin Partai Liberal. Chrystia Freeland, mantan Menteri Keuangan Kanada, mengusulkan strategi yang jauh lebih agresif dibandingkan dengan pendekatan diplomasi yang dianut oleh Menteri Luar Negeri Melanie Joly.
Strategi Freeland: Serangan Balik yang Lebih Keras
Freeland mendesak pemerintah Liberal untuk meningkatkan jumlah impor AS yang dikenai tarif balasan hingga sepertiga dari rencana awal. Ia mengusulkan tarif balasan terhadap barang impor AS senilai $200 miliar, jauh lebih tinggi dari angka $150 miliar yang dipertimbangkan pemerintah saat ini. Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya mempublikasikan daftar barang AS yang akan dikenai tarif. Langkah ini, menurut Freeland, bertujuan untuk memberikan efek jera kepada bisnis-bisnis AS dan membuat mereka memahami konsekuensi dari tindakan proteksionis Trump.
Selain tarif balasan, Freeland juga menyerukan penghentian pembelian barang dan jasa dari perusahaan AS oleh departemen dan lembaga pemerintah Kanada. Larangan tersebut juga akan mencakup partisipasi perusahaan AS dalam tender proyek pemerintah, dengan pengecualian sektor pertahanan. Strategi keras ini, menurutnya, adalah satu-satunya cara untuk menghadapi agresi ekonomi Trump. Freeland berpendapat bahwa tanda-tanda kelemahan dari Kanada akan dilihat oleh pemerintahan Trump sebagai celah untuk melancarkan serangan lebih lanjut. "Rencana balasan yang kuat adalah pertahanan terbaik dan alat paling efektif untuk melawan Donald Trump saat ini," tegasnya.
Pengalaman Freeland sebagai negosiator utama Kanada dalam revisi Perjanjian Perdagangan Amerika Utara (USMCA) selama pemerintahan Trump pertama menjadi modal utamanya. Ia pernah disebut "toksik" oleh Trump di media sosial setelah mengundurkan diri dari kabinet Trudeau karena perbedaan kebijakan. Sikap tegas Freeland ini diposisikan sebagai bagian dari kampanyenya untuk menggantikan Justin Trudeau sebagai pemimpin Partai Liberal dan selanjutnya menjadi Perdana Menteri Kanada.
Joly Memilih Diplomasi dan Kerahasiaan
Berbeda dengan Freeland, Menteri Luar Negeri Melanie Joly lebih memilih pendekatan diplomasi. Ia menyatakan preferensinya untuk upaya diplomatik dalam mencegah AS mengenakan tarif pada Kanada, dan bagian dari strategi tersebut adalah merahasiakan daftar barang AS yang berpotensi menghadapi balasan tarif. Joly berpendapat bahwa argumen Kanada cukup kuat dan tidak perlu dipublikasikan secara terbuka. Sebagai bagian dari upaya diplomatik, Joly berencana melakukan perjalanan ke Washington bersama Menteri Keamanan Publik David McGuinty untuk bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintahan Trump, termasuk Sekretaris Negara Marco Rubio, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem, dan kepala perbatasan Tom Homan.
Ancaman Tarif dan Dampaknya pada Ekonomi Kanada
Laporan Wall Street Journal menyebutkan adanya peningkatan dukungan di kalangan penasihat Trump untuk mengenakan tarif 25% pada Meksiko dan Kanada. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap perekonomian Kanada, mengingat lebih dari 20% output ekonomi Kanada berasal dari ekspor ke AS. Sebuah survei Bank of Canada menunjukkan beberapa perusahaan menurunkan proyeksi penjualan dan menunda rencana perekrutan dan investasi karena antisipasi perang tarif. Ketidakpastian perdagangan ini juga diperkirakan akan menyebabkan Bank of Canada menurunkan suku bunga acuan.
Mark Carney, pesaing Freeland dalam perebutan kepemimpinan Partai Liberal, juga menyatakan dukungannya terhadap balasan tarif dolar-per-dolar, dengan dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu pekerja Kanada yang terkena PHK. Carney telah mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota senior kabinet Trudeau.
Perbedaan Strategi dan Implikasinya
Perbedaan strategi antara Freeland dan Joly mencerminkan perbedaan pendekatan dalam menghadapi ancaman dari AS. Freeland memilih strategi yang lebih agresif dan terbuka, sementara Joly lebih memilih pendekatan diplomatik dan kerahasiaan. Kedua pendekatan ini memiliki risiko dan manfaatnya masing-masing. Strategi Freeland berisiko meningkatkan eskalasi konflik, sementara strategi Joly berisiko dinilai sebagai kelemahan oleh AS. Pilihan strategi yang akan diadopsi oleh pemerintah Kanada selanjutnya akan sangat menentukan nasib hubungan perdagangan antara Kanada dan AS, serta dampaknya terhadap perekonomian Kanada. Perdebatan ini mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi Kanada dalam menjaga hubungan baik dengan AS sembari melindungi kepentingan ekonominya.