Anjloknya Harga Properti di Hong Kong: Antara Kebijakan Pemerintah dan Realita Pasar

Anjloknya Harga Properti di Hong Kong: Antara Kebijakan Pemerintah dan Realita Pasar

Penurunan Harga yang Berlanjut

Data terbaru dari Departemen Penilaian dan Penaksiran Hong Kong menunjukkan penurunan harga properti residensial sebesar 0,7% pada bulan Desember 2024. Penurunan ini menyusul kenaikan revisi 0,03% pada bulan November dan kenaikan 1% pada bulan Oktober. Sebelum Oktober, harga properti telah mengalami penurunan selama lima bulan berturut-turut. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2024, harga properti di Hong Kong anjlok sebesar 7,1%. Angka ini memperlihatkan sebuah tren penurunan yang mengkhawatirkan bagi pasar properti kota metropolitan ini.

Faktor-Faktor Penyebab Penurunan

Penurunan harga properti di Hong Kong, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kota termahal di dunia, telah mencapai hampir 30% dari puncaknya pada tahun 2021. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap penurunan drastis ini. Kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi salah satu pemicu utama. Kenaikan suku bunga ini membuat biaya pemilikan rumah semakin mahal, sehingga mengurangi daya beli masyarakat.

Selain itu, eksodus para profesional dari Hong Kong juga turut menekan permintaan properti. Ketidakpastian ekonomi dan politik global, termasuk ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, turut memengaruhi sentimen pasar dan menurunkan minat investasi di sektor properti. Hal ini menciptakan persepsi negatif terhadap pasar properti di Hong Kong, membuat banyak calon pembeli menunggu dan melihat situasi sebelum memutuskan untuk membeli.

Upaya Pemerintah yang Belum Maksimal

Pemerintah Hong Kong telah berupaya untuk menyokong sektor properti yang sedang terpuruk melalui berbagai kebijakan. Beberapa di antaranya adalah pencabutan semua pembatasan pembelian properti dan pelonggaran rasio uang muka. Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan. Permintaan perumahan tetap lesu, terutama di pasar sekunder. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah belum mampu mengatasi permasalahan mendasar yang menyebabkan penurunan harga properti. Mungkin diperlukan strategi yang lebih komprehensif dan terarah untuk menghidupkan kembali pasar properti di Hong Kong.

Perkiraan Pasar untuk Tahun 2025

Para analis properti memberikan prediksi yang beragam mengenai pergerakan harga properti di Hong Kong pada tahun 2025. Beberapa memperkirakan kenaikan harga hingga 5%, sementara yang lain memprediksi penurunan dengan besaran yang sama. Perbedaan prediksi ini bergantung pada beberapa faktor, termasuk kecepatan penurunan suku bunga oleh otoritas moneter dan tingkat ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Jika suku bunga turun signifikan dan ketegangan perdagangan mereda, maka harga properti berpotensi meningkat. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi global memburuk, penurunan harga properti kemungkinan akan berlanjut.

Martin Wong, direktur konsultan properti Knight Frank, menyatakan bahwa penurunan suku bunga dan persediaan perumahan yang menurun dapat mendorong kenaikan harga properti pada paruh kedua tahun 2025. Pernyataan ini mengindikasikan adanya harapan akan pemulihan pasar, meskipun tetap bergantung pada berbagai faktor eksternal dan internal yang sulit diprediksi.

Peran Bank dan Suku Bunga

Langkah beberapa bank besar di Hong Kong, seperti HSBC dan Bank of China (Hong Kong), untuk menurunkan suku bunga kredit utama mereka sebesar 25 basis poin pada bulan Desember 2024 untuk ketiga kalinya dalam tahun itu, mencerminkan upaya untuk merangsang sektor ekonomi, termasuk pasar properti. Langkah ini mengikuti kebijakan serupa dari Federal Reserve Amerika Serikat. Meskipun mata uang Hong Kong dipatok pada dolar Amerika Serikat, bank-bank lokal memiliki otonomi dalam menentukan suku bunga kredit mereka. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat menurunkan biaya KPR dan mendorong peningkatan permintaan properti. Namun, dampaknya terhadap pasar masih perlu diamati dan dievaluasi lebih lanjut.

Kesimpulannya, pasar properti di Hong Kong masih menghadapi tantangan yang signifikan. Penurunan harga yang terus berlanjut menunjukkan perlunya strategi yang lebih komprehensif dan efektif dari pemerintah dan pelaku pasar untuk mengatasi permasalahan fundamental yang mendasari penurunan ini dan untuk mengembalikan kepercayaan investor. Keberhasilan upaya ini akan sangat bergantung pada perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang diterapkan.