Anjloknya Rupiah India dan Intervensi Bank Sentral
Anjloknya Rupiah India dan Intervensi Bank Sentral
Rupiah Sentuh Titik Terendah Sepanjang Masa
Pada perdagangan awal Senin, Rupiah India menukik tajam hingga mencapai titik terendah sepanjang masa, tertekan oleh peningkatan permintaan dolar secara luas. Meskipun demikian, intervensi yang diduga dilakukan oleh Reserve Bank of India (RBI) berhasil membatasi pelemahan yang lebih dalam. Rupiah melemah hingga mencapai angka 85.82 terhadap dolar AS, sedikit melewati rekor terendahnya sebelumnya yaitu 85.8075 yang tercatat pada pekan terakhir Desember. Pada pukul 10:15 IST, Rupiah diperdagangkan pada angka 85.81. Para pedagang mengamati bank-bank milik negara menawarkan dolar AS, yang kemungkinan besar atas arahan RBI.
Intervensi RBI dan Strategi Stabilisasi
Selama sepuluh hari terakhir, RBI beberapa kali melakukan intervensi untuk membendung pelemahan Rupiah di sekitar level 85.80, setelah laju depresiasi mata uang tersebut meningkat tajam pada bulan Desember. Analis dari HDFC Bank dalam sebuah catatan menyebutkan, “Pasangan USD/INR selalu mengalami depresiasi tajam secara episodik yang terpusat dalam beberapa hari, diikuti oleh pergerakan yang stabil selama berbulan-bulan.” Mereka menambahkan, "Menimbang pergantian kepemimpinan di RBI, kita mungkin akan melihat kreativitas dalam hal manajemen stabilisasi dengan mengorbankan volatilitas sementara pada Rupiah."
Pengaruh Pergantian Gubernur RBI dan Ekspektasi Pasar
Penunjukan Sanjay Malhotra sebagai gubernur RBI bulan lalu memicu spekulasi bahwa bank sentral mungkin akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif dalam mempertahankan Rupiah, terutama karena Rupiah dinilai overvalued terhadap mata uang negara-negara mitra dagang utama India. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang strategi baru RBI dalam menghadapi tekanan eksternal terhadap Rupiah. Pasar akan mencermati setiap kebijakan yang diambil oleh RBI selanjutnya, karena hal ini akan secara langsung berdampak pada stabilitas Rupiah.
Kondisi Pasar Mata Uang Asia dan Dolar AS
Mata uang Asia diperdagangkan secara beragam pada hari Senin, sementara indeks dolar AS stabil di angka 108.9, bertengger dekat dengan level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kekuatan dolar AS global turut memberikan tekanan pada Rupiah. Pergerakan dolar AS ini didorong oleh berbagai faktor global, termasuk kebijakan moneter negara-negara lain. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pergerakan Rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi juga oleh dinamika ekonomi global yang lebih luas.
Antisipasi Rilis Data Ekonomi AS dan Kebijakan Moneter The Fed
Investor akan mencermati dengan saksama risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) bulan Desember yang akan dirilis pada hari Rabu. Kemudian, laporan ketenagakerjaan AS (non-farm payrolls) pada hari Jumat juga akan menjadi sorotan utama. Kedua rilis tersebut diperkirakan akan membentuk ekspektasi investor terhadap jalur suku bunga kebijakan The Fed di masa mendatang. Keputusan The Fed terkait suku bunga akan berdampak signifikan pada pergerakan dolar AS, yang pada gilirannya akan mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Kenaikan suku bunga di AS cenderung memperkuat dolar, sehingga meningkatkan tekanan pada Rupiah.
Dampak Antisipasi Kebijakan Presiden AS
Dolar AS juga akan dipengaruhi oleh antisipasi perubahan kebijakan di bawah kepemimpinan Presiden AS yang baru. Meskipun artikel ini merujuk pada Presiden AS Donald Trump (yang sudah tidak menjabat), implikasi dari perubahan kebijakan di pemerintahan AS tetap relevan dan akan terus memengaruhi sentimen pasar serta pergerakan nilai tukar Rupiah. Kebijakan ekonomi dan perdagangan AS berdampak luas pada perekonomian global, termasuk India, sehingga antisipasi perubahan kebijakan ini akan selalu menjadi faktor penting yang dipertimbangkan para pelaku pasar. Ketidakpastian akan kebijakan ekonomi AS akan menciptakan volatilitas pada pasar mata uang global termasuk Rupiah.
Kesimpulannya, pelemahan Rupiah India hingga ke titik terendah sepanjang masa merupakan hasil dari berbagai faktor, baik domestik maupun internasional. Intervensi RBI menjadi upaya untuk mengurangi dampak negatif, namun tantangan ke depan masih cukup berat. Pasar akan terus mengamati perkembangan kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed, serta kebijakan domestik India untuk memprediksi pergerakan Rupiah selanjutnya. Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global juga akan tetap menjadi faktor penentu dalam menentukan arah Rupiah di masa mendatang.