Bangladesh Segera Lunasi Utang ke Adani Power
Bangladesh Segera Lunasi Utang ke Adani Power
Bangladesh sedang mempercepat pembayaran lebih dari $800 juta yang terhutang kepada Adani Power menjelang batas waktu 7 November yang ditetapkan oleh perusahaan India tersebut. Adani Power telah memangkas ekspor listrik ke Bangladesh lebih dari setengahnya. Hal ini diungkapkan oleh dua pejabat senior pemerintah.
Adani Power, yang mengekspor listrik ke Dhaka dari pembangkit listrik Godda berkapasitas 1.600 megawatt (MW) di negara bagian Jharkhand, India timur, menetapkan batas waktu pembayaran utang tersebut. Perusahaan ini menghadapi tantangan dalam mengimpor batubara yang diperlukan untuk pembangkitan listrik, menurut tiga sumber yang mengetahui masalah ini.
Perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Gautam Adani ini mengurangi pasokan listrik ke Bangladesh pada bulan ini menjadi 700-800 MW dari sekitar 1.400 MW, kata seorang pejabat senior di Bangladesh Power Development Board kepada Reuters. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang berbicara dengan media. Adani Power tidak menanggapi permintaan komentar Reuters mengenai batas waktu pembayaran tersebut.
Bangladesh telah berjuang untuk membayar tagihannya akibat mahalnya impor bahan bakar dan barang sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Gejolak politik yang menyebabkan penggulingan mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina pada bulan Agustus juga semakin memperburuk kesulitan negara tersebut.
"Bulan lalu, kami melunasi $96 juta, dan bulan ini, surat kredit telah dibuka untuk tambahan $170 juta," kata Muhammad Fouzul Kabir Khan, penasihat energi dan tenaga di pemerintahan interim Bangladesh, kepada Reuters.
Bulan lalu, sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa Bangladesh sedang memeriksa kontraknya dengan Adani Power, karena perusahaan tersebut membebankan Bangladesh tarif yang hampir 27% lebih tinggi daripada produsen swasta lainnya di India.
Chief Financial Officer Adani Power, Dilip Kumar Jha, dalam konferensi panggilan pendapatan triwulanan pekan lalu, mengatakan tidak ada masalah yang terkait dengan pasokan listrik ke Bangladesh. "Kami berharap tidak akan ada lagi penurunan dalam hal tunggakan," katanya.