Bank Sentral Australia Turunkan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Global

Bank Sentral Australia Turunkan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Global

Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa menurunkan suku bunga utama sebesar 25 basis poin menjadi 3,85%, level terendah dalam dua tahun terakhir. Keputusan ini didorong oleh prospek global yang semakin suram dan penurunan inflasi domestik. Meskipun demikian, RBA tetap berhati-hati terhadap pelonggaran lebih lanjut. Penurunan suku bunga ini menyebabkan dolar Australia melemah 0,4% menjadi $0,6429, sementara kontrak berjangka obligasi tiga tahun naik 2 poin menjadi 96,37. Perkiraan pasar menunjukkan total pelonggaran sebesar 57 basis poin hingga akhir tahun.

Analisis RBA terhadap Situasi Ekonomi

Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah rapat kebijakan dua hari, RBA menyatakan bahwa risiko kenaikan inflasi telah berkurang, sementara perkembangan internasional diperkirakan akan menekan perekonomian domestik. Pasar telah sepenuhnya memperkirakan pelonggaran ini mengingat perlambatan inflasi di dalam negeri dan prospek global yang lebih suram setelah pengumuman tarif impor besar-besaran dari AS bulan lalu.

RBA menyatakan dalam rilisnya, "Inflasi berada dalam kisaran target dan risiko kenaikan tampaknya telah berkurang karena perkembangan internasional diperkirakan akan menekan perekonomian. Dewan menilai bahwa langkah ini akan membuat kebijakan moneter agak kurang restriktif. Namun demikian, tetap berhati-hati terhadap prospek."

Inflasi harga konsumen utama tetap berada di 2,4% pada kuartal pertama, dan ukuran rata-rata terpotong inti inflasi melambat menjadi 2,9%, kembali ke kisaran target RBA sebesar 2% hingga 3% untuk pertama kalinya sejak akhir 2021.

Dampak Perang Dagang dan Perkembangan Global

Sejak pertemuan RBA terakhir pada bulan April, lanskap global telah berubah secara drastis. Perang dagang global yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar keuangan dan mengganggu rencana bisnis. Trump telah mengenakan bea impor 10% pada seluruh dunia, dan setelah perselisihan tarif dengan China yang mengancam resesi global, keduanya setuju untuk memangkas bea impor yang sangat tinggi pada barang masing-masing selama 90 hari.

Australia merupakan eksportir sumber daya utama ke China, dan tarif pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan permintaan komoditas seperti bijih besi.

Kondisi Ekonomi Domestik Australia

Di dalam negeri, arus data beragam, dengan rebound yang diharapkan dalam pengeluaran konsumen mengecewakan. Namun, pasar tenaga kerja tetap surprisingly kuat, dengan tingkat pengangguran tetap rendah di 4,1%, level yang bertahan selama lebih dari satu tahun. Pertumbuhan upah meningkat pada kuartal pertama, tetapi itu disebabkan oleh kenaikan gaji pemerintah dan seharusnya tidak menyebabkan spiral upah-harga yang merusak.

Pada hari Selasa, RBA juga mengatakan bahwa inflasi akan lebih rendah dan pengangguran lebih tinggi karena efek beruntun dari ketegangan perdagangan global, dan itu bahkan dengan asumsi suku bunga diturunkan sedalam yang diharapkan pasar. Ini menunjukkan bahwa RBA tetap waspada terhadap potensi dampak negatif yang lebih luas dari ketidakpastian global terhadap perekonomian Australia. Meskipun penurunan suku bunga diharapkan merangsang pertumbuhan ekonomi, RBA menekankan pendekatan yang hati-hati, mencerminkan kompleksitas tantangan ekonomi yang dihadapi baik di tingkat domestik maupun internasional. Keputusan ini menjadi indikator penting dari strategi RBA dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah lingkungan global yang dinamis dan penuh ketidakpastian.