Bank Sentral India Turun Tangan Dukung Rupiah

Bank Sentral India Turun Tangan Dukung Rupiah

Rupiah India mencapai titik terendah sepanjang masa pada Selasa, tertekan oleh pelemahan mata uang Asia yang dipimpin oleh yuan China. Empat trader mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral India kemungkinan menjual dolar untuk mendukung rupee.

Rupiah melemah hingga 84,40 per dolar pada awal perdagangan, melampaui rekor terendah sebelumnya di 84,3925 yang dicapai pada sesi sebelumnya. Mata uang tersebut terakhir kali datar di 84,3925.

Trader yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan bahwa bank-bank milik negara terlihat menawarkan dolar mendekati level 84,40, kemungkinan besar atas nama Bank Sentral India (RBI).

Indeks dolar naik 0,1% menjadi 105,6, berada di dekat level tertinggi empat bulan yang dicapai pada Senin. Mata uang Asia turun antara 0,1% dan 0,6%, dengan yuan China di luar negeri melemah ke level terendah lebih dari tiga bulan.

"RBI kemungkinan akan mempertahankan level 84,40 dalam jangka pendek, tetapi (USD/INR) seharusnya bergerak lebih tinggi secara bertahap ke 84,50," kata seorang trader di bank swasta menengah.

Pelemahan rupee ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Pelemahan yuan China: Yuan China telah melemah secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir, menekan mata uang Asia lainnya, termasuk rupee. Hal ini karena investor khawatir tentang pertumbuhan ekonomi China.
  • Kenaikan suku bunga AS: The Federal Reserve terus menaikkan suku bunga, yang membuat dolar AS lebih kuat dan menarik investasi keluar dari negara berkembang, termasuk India.
  • Defisit neraca berjalan India: Defisit neraca berjalan India telah meningkat, yang berarti bahwa India mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada yang diekspor. Hal ini membuat tekanan pada rupee karena permintaan untuk dolar AS meningkat.

Bank Sentral India telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung rupee, termasuk menjual dolar di pasar valuta asing. Namun, trader memperkirakan bahwa rupee akan terus menghadapi tekanan dalam jangka pendek karena faktor-faktor yang disebutkan di atas.

RBI telah menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas rupee. Namun, banyak ahli percaya bahwa RBI perlu melakukan lebih banyak untuk mendukung rupee, seperti menaikkan suku bunga atau memperkenalkan kontrol modal.

Ke depan, nasib rupee akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter The Federal Reserve, pertumbuhan ekonomi China, dan kinerja ekonomi India. Jika faktor-faktor ini menguntungkan, rupee kemungkinan akan pulih. Namun, jika faktor-faktor ini tidak menguntungkan, rupee kemungkinan akan terus melemah.