Dampak Tarif Baru AS terhadap Pasar Saham Asia dan Global
Dampak Tarif Baru AS terhadap Pasar Saham Asia dan Global
Pasar saham Asia mengalami penurunan pada hari Jumat setelah Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif tinggi kepada puluhan mitra dagangnya. Investor kini menantikan data pekerjaan AS yang akan menentukan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) bulan depan. Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif mulai dari 10% hingga 41% pada impor AS dari berbagai negara dan wilayah. Tarif yang diberlakukan bervariasi, mencapai 25% untuk ekspor India ke AS, 20% untuk Taiwan, 19% untuk Thailand, dan 15% untuk Korea Selatan. Tarif atas barang-barang Kanada juga dinaikkan menjadi 35% dari 25% untuk semua produk yang tidak termasuk dalam perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada, meskipun Meksiko diberi penangguhan 90 hari untuk bernegosiasi kesepakatan perdagangan yang lebih luas.
Reaksi Pasar yang Terukur
Tony Sycamore, analis di IG, mencatat bahwa reaksi pasar relatif moderat. Hal ini sebagian disebabkan oleh kesepakatan perdagangan baru-baru ini dengan Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan yang membantu meredam dampak tarif baru. Sycamore menambahkan bahwa pasar mungkin memperkirakan tarif-tarif ini dapat dinegosiasikan ulang dan diturunkan nilainya seiring waktu. Indeks MSCI Asia-Pasifik (kecuali Jepang) turun 0,4%, menambah kerugian mingguan menjadi 1,5%. KOSPI Korea Selatan anjlok 1,6%, sementara Nikkei Jepang turun 0,6%. Kontrak berjangka EUROSTOXX 50 turun 0,5%. Kontrak berjangka Nasdaq turun 0,5% dan S&P 500 turun 0,3% setelah kinerja keuangan Amazon yang mengecewakan, menyebabkan sahamnya anjlok 6,6% setelah jam perdagangan. Sebaliknya, Apple memperkirakan pendapatan yang jauh di atas perkiraan Wall Street, didorong oleh penjualan iPhone yang tinggi untuk menghindari tarif. Saham Apple naik 2,4% setelah jam perdagangan.
Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja AS
Wall Street gagal mempertahankan reli sebelumnya. Data menunjukkan inflasi meningkat pada bulan Juni, dengan tarif baru mendorong kenaikan harga dan meningkatkan ekspektasi bahwa tekanan harga akan meningkat. Sementara itu, klaim pengangguran awal menunjukkan pasar tenaga kerja tetap stabil. Peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan September turun menjadi 39%, dibandingkan 65% sebelum The Fed mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, menurut CME's FedWatch. Data pekerjaan AS yang akan dirilis akan menjadi penentu utama kemungkinan penurunan suku bunga. Perkiraan menunjukkan penambahan lapangan kerja sebanyak 110.000 pada Juli, sementara tingkat pengangguran diperkirakan naik menjadi 4,2% dari 4,1%.
Pengaruh terhadap Mata Uang dan Pasar Obligasi
Dolar AS menguat karena prospek penurunan suku bunga AS yang memudar, dengan indeks dolar naik 2,4% minggu ini terhadap mata uang lainnya, mencapai level tertinggi dalam dua bulan. Ini merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak akhir 2022. Dolar Kanada sedikit terpengaruh oleh berita tarif, setelah sebelumnya turun sekitar 1% minggu ini ke level terendah 10 minggu. Yen Jepang mengalami penurunan terbesar, dengan dolar naik 0,8% menjadi 150,7 yen, level tertinggi sejak akhir Maret. Bank of Japan mempertahankan suku bunga dan merevisi proyeksi inflasi jangka pendek ke atas, tetapi Gubernur Kazuo Ueda terdengar agak dovish. Pasar obligasi AS relatif stabil, dengan imbal hasil Treasury 10 tahun naik 1 basis poin menjadi 4,374%, setelah turun 2 bps semalam. Harga minyak stabil setelah turun 1% semalam. Minyak mentah AS naik 0,1% menjadi $69,36 per barel, sementara Brent berada di $71,84 per barel, naik 0,2%. Harga emas spot stabil di $1.988 per ons.
Kesimpulan
Penerapan tarif baru oleh AS menciptakan ketidakpastian di pasar global. Meskipun reaksi pasar relatif terukur untuk saat ini, data ekonomi AS selanjutnya, terutama data pekerjaan, akan menjadi faktor penentu bagi arah pasar ke depan. Ketidakpastian ini memengaruhi berbagai aset, mulai dari saham hingga mata uang dan komoditas. Perkembangan selanjutnya dalam negosiasi perdagangan internasional akan sangat menentukan dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini.