Dinamika Pasar Valas: Dolar AS Menguat, Sentimen Negatif Menimpa Mata Uang Australia dan Selandia Baru
Dinamika Pasar Valas: Dolar AS Menguat, Sentimen Negatif Menimpa Mata Uang Australia dan Selandia Baru
Dolar AS Mendekati Puncak Dua Minggu Terhadap Yen
Dolar Amerika Serikat (USD) diperdagangkan mendekati level tertinggi dua minggu terhadap Yen Jepang (JPY) pada hari Rabu. Hal ini terjadi menjelang rilis data inflasi AS yang sangat dinantikan, yang berpotensi memberikan petunjuk tentang kecepatan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Antisipasi terhadap data inflasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar, sehingga mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Kenaikan dolar AS terhadap yen menunjukkan peningkatan permintaan terhadap dolar, yang mungkin disebabkan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga atau sentimen positif terhadap ekonomi AS. Pada pukul 0045 GMT, dolar melemah 0.12% menjadi 151.80 yen, tetapi tetap berada di dekat puncak semalam di 152.18 yen, level terkuat sejak 27 November. Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap yen dan lima mata uang utama lainnya, stabil di 106.36, setelah naik ke level tertinggi satu minggu di 106.63 pada sesi sebelumnya.
Pasar saat ini memberikan probabilitas 85% pada pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin oleh The Fed pada tanggal 18 Desember. Para ekonom memperkirakan harga konsumen utama dan inti masing-masing naik 0.3% pada bulan November, dari kenaikan sebelumnya sebesar 0.2% dan 0.3%. James Kniveton, senior corporate FX dealer di Convera, mengemukakan bahwa jika skenario ini terwujud, bisa timbul kekhawatiran bahwa The Fed mungkin tidak dapat memangkas suku bunga secepat yang diharapkan, yang berpotensi menguntungkan dolar AS. Pernyataan ini menyoroti kompleksitas dan ketidakpastian dalam peramalan pergerakan pasar valuta asing.
Mata Uang Australia dan Selandia Baru Tertekan
Dolar Australia (AUD) merosot mendekati level terendah empat bulan setelah pernyataan kebijakan yang cenderung dovish (longgar) dari Reserve Bank of Australia (RBA) sehari sebelumnya. Hal ini juga menekan dolar Selandia Baru (NZD), yang berada di dekat level terendah satu tahun. Sentimen negatif terhadap ekonomi Australia telah menekan nilai tukar AUD. Meskipun terdapat sentimen positif di awal pekan setelah Beijing menjanjikan dukungan fiskal dan moneter yang lebih besar untuk ekonomi Tiongkok tahun depan, hal tersebut tertutupi oleh pernyataan dovish RBA pada hari Selasa. Wakil Gubernur RBA, Andrew Hauser, dijadwalkan berbicara pada hari Rabu. AUD sedikit berubah pada $0.6380 setelah turun ke $0.63655 sehari sebelumnya, untuk pertama kalinya sejak 5 Agustus. NZD stabil di $0.57985 setelah turun ke $0.5792 pada hari Selasa, level yang tidak terlihat sejak November tahun lalu.
Kniveton menambahkan bahwa meskipun pasar mengantisipasi pemotongan suku bunga awal, RBA belum mengkonfirmasi rencana ini, dan ada preseden pasar yang mendahului RBA, hanya untuk kemudian menyesuaikan ekspektasinya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasar seringkali terlalu optimis atau pesimis dalam memprediksi keputusan bank sentral, sehingga menciptakan volatilitas di pasar valuta asing. Para pedagang telah meningkatkan taruhan untuk pengurangan seperempat poin pada bulan Februari menjadi 62%, dari sekitar 50% sehari sebelumnya. Hal ini menunjukkan perubahan sentimen pasar yang signifikan dalam waktu singkat.
Pergerakan Mata Uang Lainnya dan Pertimbangan Ke Depan
Keputusan kebijakan European Central Bank (ECB) pada hari Kamis menjadi fokus utama investor untuk sisa minggu ini, dengan pasar yakin akan adanya setidaknya pengurangan seperempat poin. Euro (EUR) stabil di $1.052975. Poundsterling (GBP) sedikit berubah di $1.2777. Franc Swiss (CHF) tetap kuat di 0.8830 per dolar, dengan pasar memberikan probabilitas 61% pada pemotongan suku bunga setengah poin pada hari Kamis dari Swiss National Bank (SNB). Bank of Canada diperkirakan akan memangkas suku bunga setengah poin pada hari Rabu, yang membantu menekan dolar Kanada (CAD) mendekati level terendah 4,5 tahun terhadap dolar AS. Satu dolar AS terakhir dibeli dengan C$1.4173. Situasi ini menunjukkan kompleksitas pasar valuta asing yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keputusan kebijakan moneter bank sentral di berbagai negara. Analisis yang mendalam diperlukan untuk memahami dinamika pasar dan mengantisipasi pergerakan di masa depan. Data inflasi AS dan keputusan kebijakan ECB akan menjadi faktor penentu utama pergerakan pasar valuta asing dalam beberapa hari mendatang.