Ekonomi "Berbentuk K" Muncul Saat Konsumen Berjuang Melawan Inflasi

Ekonomi "Berbentuk K" Muncul Saat Konsumen Berjuang Melawan Inflasi

Pergeseran perilaku konsumen sedang terjadi di Amerika Serikat, menciptakan gambaran ekonomi yang terpolarisasi, yang sering disebut sebagai ekonomi "berbentuk K". Sementara konsumen kelas atas menikmati keuntungan dari pasar saham yang kuat dan pertumbuhan upah, mereka yang berada di bagian bawah spektrum ekonomi berjuang dengan inflasi yang berkelanjutan dan pasar kerja yang melemah.

Dilema Konsumen Berpenghasilan Rendah dan Menengah

Eileen Gowlak, seorang pensiunan berusia 86 tahun, adalah contoh nyata dari tantangan yang dihadapi banyak orang. Dulu, ia berbelanja pakaian di Walmart saat ada obral besar. Namun, kini harga telah naik, dan obral tidak lagi seperti dulu. Akibatnya, Gowlak memprioritaskan kebutuhan pokok seperti bahan makanan dan mengurangi pembelian barang-barang non-esensial.

John David Rainey, Chief Financial Officer Walmart AS, mengakui tren ini, mencatat bahwa konsumen mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan pokok daripada barang-barang diskresioner. Bagi jutaan pelanggan inti Walmart yang berpenghasilan rendah atau menengah, pertumbuhan upah melambat, pengeluaran menurun, dan inflasi serta tarif membuat pembelian sehari-hari terasa terlalu mahal.

Walmart Beralih ke Pelanggan Berpenghasilan Tinggi

Menyadari perubahan ini, Walmart, peritel terbesar di Amerika Serikat, telah berupaya untuk menarik konsumen berpenghasilan tinggi. Laporan terbaru menunjukkan bahwa penjualan triwulanan perusahaan lebih kuat dari yang diperkirakan, dan pertumbuhan pangsa pasar didorong terutama oleh pelanggan yang lebih kaya.

Perusahaan telah melakukan perubahan signifikan untuk menarik pelanggan berpenghasilan tinggi. Lebih dari 1.400 toko telah direnovasi, dan produk-produk kelas atas telah ditambahkan. Strategi ini tampaknya berhasil, karena Walmart terus mengalami pertumbuhan dan peningkatan pangsa pasar di antara demografi berpenghasilan tinggi.

Ekonomi Berbentuk K dan Peran Konsumen Berpenghasilan Tinggi

Para ahli menggambarkan polarisasi perilaku konsumen ini sebagai dua kaki dari ekonomi "berbentuk K". Konsumen kaya, yang didorong oleh keuntungan dari pasar saham dan pertumbuhan upah yang lebih tinggi, memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pengeluaran konsumen. Sebaliknya, bagian lain dari populasi mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran.

Kesenjangan ini dapat dilihat dalam meningkatnya jumlah konsumen berpenghasilan tinggi yang berbelanja di peritel diskon seperti Walmart dan Dollar Tree. CEO Dollar Tree baru-baru ini menyatakan bahwa sebagian besar pelanggan baru mereka menghasilkan lebih dari $100.000 per tahun. Sementara ini mungkin tampak seperti berita baik bagi peritel ini, beberapa analis melihatnya sebagai tanda peringatan.

Trae Bodge, seorang ahli belanja, menyatakan kekhawatirannya bahwa pelanggan kaya berbelanja di peritel dengan harga lebih rendah adalah indikasi bahwa harga semakin mahal di semua lini. Jika konsumen kaya mencari harga yang lebih rendah, lalu ke mana konsumen berbiaya rendah akan pergi?

Inflasi dan Pasar Kerja yang Melemah

Kondisi ini diperparah oleh inflasi yang terus meningkat. Meskipun tingkat inflasi telah turun dari puncaknya selama pemerintahan Biden, inflasi telah meningkat selama lima bulan berturut-turut, mencapai 3,02% dari tahun ke tahun pada bulan September. Selain itu, ada tanda-tanda pasar kerja yang melemah. Bisnis kecil di AS kehilangan 120.000 pekerjaan pada bulan November, menurut ADP.

Keyakinan konsumen juga menurun, jatuh ke titik terendah sejak April pada bulan November, menurut survei terbaru dari Conference Board. Kombinasi inflasi dan pasar kerja yang melemah menciptakan lingkungan yang menantang bagi konsumen, terutama mereka yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Implikasi untuk Musim Liburan

National Retail Federation memperkirakan bahwa penjualan liburan akan melampaui $1 triliun tahun ini untuk pertama kalinya. Namun, beberapa ahli industri khawatir tentang kemampuan orang Amerika di bagian bawah ekonomi "berbentuk K" untuk membeli semua yang ingin mereka beli musim liburan ini.

Beberapa pembeli membiayai pembelian liburan mereka dengan pinjaman jangka pendek. Survei PayPal baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari responden berencana untuk menggunakan rencana "beli sekarang, bayar nanti" untuk belanja liburan mereka tahun ini. Penggunaan rencana BNPL untuk belanja online mencapai rekor satu hari pada Cyber Monday, melampaui $1 miliar untuk pertama kalinya, menurut Adobe.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konsumen, baik berpenghasilan rendah maupun tinggi, mungkin membawa utang ke tahun 2026. Ekonomi "berbentuk K" menciptakan tantangan yang signifikan bagi konsumen dan peritel. Sementara bisnis berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, penting untuk mengatasi masalah yang mendasari inflasi dan pasar kerja yang melemah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.

Bagi sebagian orang, termasuk mereka yang tertarik dengan potensi keuntungan dari pasar keuangan, situasi ekonomi seperti ini dapat menjadi pertimbangan dalam strategi investasi. Platform seperti InstaForex menyediakan akses ke berbagai instrumen trading, memungkinkan investor untuk mencoba memanfaatkan pergerakan pasar di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, penting untuk diingat bahwa trading dan investasi selalu melibatkan risiko, dan penting untuk melakukan riset dan memahami potensi konsekuensi sebelum membuat keputusan investasi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ekonomi "berbentuk K", konsumen dan bisnis dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan menavigasi lanskap ekonomi yang berubah ini.