Ekonomi Eropa di Awal 2025: Tanda-Tanda Pemulihan yang Lembap
Ekonomi Eropa di Awal 2025: Tanda-Tanda Pemulihan yang Lembap
Indikator Awal yang Menjanjikan, Namun Tetap Rentan
Survei bisnis menunjukkan bahwa ekonomi Eropa memulai tahun 2025 dengan kinerja yang sedikit lebih baik dibandingkan akhir tahun 2024. Indeks Manajer Pembelian Komposit Zona Euro (PMI), yang dirilis oleh Hamburg Commercial Bank dan S&P Global pada hari Jumat, naik menjadi 50,2 pada Januari dari 49,6 bulan sebelumnya, melampaui perkiraan ekonom. Angka di atas 50 menunjukkan aktivitas sektor swasta meningkat untuk pertama kalinya sejak Agustus, meskipun hanya sedikit. Kenaikan ini memberikan harapan akan sedikit peningkatan ekonomi di tahun baru, menurut Vincent Stamer, ekonom di Commerzbank Jerman. Euro pun mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima minggu terhadap dolar setelah rilis survei tersebut.
Namun, pertumbuhan yang lesu menambah kemungkinan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menurunkan suku bunga kuncinya pada pertemuan dewan pemerintahan minggu depan. Investor memperkirakan ECB akan terus melakukan pemotongan untuk dua pertemuan berikutnya, menurut data LSEG Refinitiv. Survei tersebut konsisten dengan ekonomi yang stagnan, kata Jack-Allen Reynolds dari Capital Economics dalam sebuah catatan kepada investor.
Para pembuat kebijakan Eropa berharap kenaikan upah pada tahun 2024 akan membantu mendorong pertumbuhan, tetapi pendorong ini terbukti lebih lemah dari yang diperkirakan karena banyak rumah tangga terus menabung sebagian besar pendapatan mereka. Pada saat yang sama, produsen Eropa menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar ekspor. Sebaliknya, ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan, dan survei manajer pembelian serupa yang akan dirilis kemudian diperkirakan akan menunjukkan awal tahun yang kuat untuk ekonomi terbesar di dunia.
Survei yang dirilis sebelumnya menunjukkan peningkatan pertumbuhan di Jepang dan Australia, tetapi perlambatan di India, yang merupakan ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat pada tahun 2024. Kontras dalam kinerja ekonomi ini kemungkinan akan menghasilkan ECB yang memangkas suku bunga kuncinya lebih cepat daripada Federal Reserve AS yang menurunkan biaya pinjaman, kata Presiden ECB Christine Lagarde awal pekan ini. Ia menjelaskan perbedaan kebijakan moneter ini disebabkan oleh perbedaan kondisi ekonomi antara AS dan Eropa.
Tantangan dan Potensi Eropa
Meskipun demikian, Lagarde menekankan bahwa Eropa memiliki banyak hal yang menguntungkan, seperti defisit anggaran kolektif yang jauh lebih rendah daripada AS, inflasi yang mereda, dan pemotongan biaya pinjaman. Ia juga menyoroti talenta dan tabungan yang besar di Eropa, serta adanya kesadaran baru yang mendorong tindakan.
Aktivitas di Inggris juga meningkat sedikit, meskipun survei menunjukkan tanda-tanda melemahnya permintaan dan penurunan jumlah pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa stagnasi yang terlihat dalam ekonomi Inggris menjelang akhir tahun lalu kemungkinan akan berlanjut hingga beberapa bulan pertama tahun 2025. Sebuah survei terhadap konsumen Inggris yang juga dirilis pada hari Jumat menunjukkan kepercayaan konsumen turun ke level paling pesimistis sejak 2023.
Ancaman Tarif AS dan Perlambatan Pasar Kerja
Pertumbuhan ekonomi Eropa menghadapi potensi tekanan baru berupa tarif perdagangan atas barang yang diekspor ke AS. Setelah dilantik untuk masa jabatan kedua pekan ini, Presiden Trump kembali mengancam akan mengenakan bea masuk hukuman pada barang impor Eropa, bersama dengan barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China, yang semuanya memiliki defisit perdagangan yang cukup besar dengan AS. Pernyataan tersebut menunjukkan potensi hambatan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Eropa.
Peningkatan kecil dalam indeks zona euro Januari didorong oleh sedikit peningkatan di sektor manufaktur, yang telah berjuang untuk pulih dari harga energi tinggi dan penurunan investasi. Sebaliknya, sektor jasa di kawasan mata uang tersebut diperkirakan mengalami ekspansi yang lebih lambat pada awal tahun. Namun, penurunan dalam pengukur jumlah tenaga kerja menunjukkan melemahnya pasar kerja zona euro dalam beberapa bulan mendatang, yang kemungkinan akan menambah kekhawatiran tentang kemungkinan penurunan ke resesi.
Perkiraan IMF dan Tantangan Regulasi
Ekonomi zona euro kemungkinan hanya tumbuh 0,8% tahun lalu dan meningkat menjadi 1,0% pada tahun 2025, jauh lebih lambat daripada yang diperkirakan untuk AS, menurut proyeksi baru yang ditetapkan bulan ini oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Gita Gopinath dari IMF mengatakan di Davos bahwa regulasi menghambat pembangunan zona euro, dan para pembuat kebijakan harus berupaya untuk mengurangi hambatan perdagangan internal. Ekonomi terbesar zona euro, Jerman, mencatat kontraksi tahun kedua berturut-turut pada tahun 2024, sementara ekonomi terbesar kedua, Prancis, kemungkinan mencatat pertumbuhan yang lemah pada bulan-bulan terakhir tahun tersebut. Krisis politik disebut sebagai penyebab utama pelemahan ekonomi Prancis.
Kesimpulannya, meskipun ada beberapa tanda-tanda pemulihan di awal tahun 2025, ekonomi Eropa masih menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk potensi tarif AS, melemahnya pasar tenaga kerja, dan pertumbuhan yang lesu. Tantangan regulasi dan ketidakpastian geopolitik juga berperan penting dalam menghambat pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.