Ekspor Kendaraan China: Pertumbuhan Melambat di Tengah Tantangan Global

Ekspor Kendaraan China: Pertumbuhan Melambat di Tengah Tantangan Global

Ekspor kendaraan dari China diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,8% hingga 6,2 juta unit pada tahun ini. Angka ini menandai perlambatan yang signifikan dibandingkan dengan peningkatan 19,3% yang tercatat pada tahun 2024, menurut data dari Asosiasi Produsen Otomotif China (CAAM) yang dirilis pada hari Senin. Perlambatan ini terjadi meskipun penjualan kendaraan di dalam negeri China diprediksi akan sedikit meningkat tahun ini, didorong oleh perpanjangan insentif kebijakan pemerintah.

Perbedaan Pertumbuhan Ekspor Kendaraan Berbasis Energi

CAAM tidak memberikan rincian perkiraan ekspor berdasarkan jenis mesin, namun menyebutkan bahwa ekspor kendaraan listrik (EV) turun 10,4% tahun lalu, sementara ekspor kendaraan hibrida plug-in naik 190%. Perbandingan ini menunjukkan dampak signifikan dari penerapan tarif tambahan pada EV buatan China oleh Uni Eropa pada akhir Oktober lalu. Pada tahun 2023, ekspor EV melonjak 80,9%, sementara ekspor kendaraan hibrida plug-in tumbuh 47,8%. Kontras yang tajam ini menyoroti tantangan yang dihadapi produsen otomotif China di pasar internasional.

Menanggapi tarif tambahan tersebut, pemerintah China telah menginstruksikan produsen otomotifnya untuk menghentikan investasi besar-besaran di negara-negara Eropa yang mendukung kebijakan tersebut, seperti yang dilaporkan Reuters pada bulan Oktober. Sebagai strategi penyeimbang, produsen otomotif China kini beralih ke ekspor kendaraan hibrida ke Eropa untuk mengurangi dampak negatif dari tarif tambahan pada EV.

Pasar Domestik: Antara Insentif dan Tantangan

Sementara ekspor melambat, penjualan kendaraan di China sendiri diprediksi akan meningkat sebesar 4,7% menjadi 32,9 juta unit tahun ini, menyusul kenaikan 4,5% pada tahun 2024. Namun, CAAM memperkirakan perlambatan pertumbuhan penjualan kendaraan energi baru (NEV), yang meliputi EV dan hibrida plug-in, menjadi 24,4% pada tahun 2025, turun dari 35,5% tahun lalu.

Perpanjangan subsidi perdagangan mobil bekas hingga tahun 2025 dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan penjualan domestik. Namun, Xu Haidong, pejabat CAAM, memperingatkan bahwa permintaan domestik yang lemah, persaingan yang ketat, dan tekanan eksternal yang meningkat berpotensi menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap pasar otomotif China.

Dampak Subsidi Pemerintah dan Prospek Ke Depan

Lebih dari 6,6 juta mobil yang terjual di China tahun lalu mendapatkan manfaat dari subsidi pemerintah hingga $2.800 untuk pembelian NEV dan hingga $2.000 untuk kendaraan mesin pembakaran yang lebih efisien bahan bakar. Data ini menunjukkan peran penting subsidi pemerintah dalam mendorong penjualan. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi industri otomotif China, baik di pasar domestik maupun internasional, menuntut strategi yang lebih adaptif dan inovatif untuk mempertahankan pertumbuhan di masa depan. Pergeseran fokus ke ekspor kendaraan hibrida, sebagai respons terhadap tarif tambahan Uni Eropa, merupakan contoh adaptasi tersebut. Namun, keberhasilan strategi ini dan pertumbuhan pasar otomotif China secara keseluruhan, akan sangat bergantung pada kemampuan produsen untuk mengatasi tantangan permintaan domestik yang lemah, persaingan yang ketat, dan ketidakpastian geopilitik yang terus berlanjut. Pemantauan perkembangan kebijakan pemerintah, terutama terkait subsidi dan regulasi perdagangan internasional, akan menjadi kunci bagi para pelaku industri untuk mengambil keputusan strategis yang tepat.