Gambaran Pasar Minyak: Pekan 20-24 Januari dan Prospek ke Depan

Gambaran Pasar Minyak: Pekan 20-24 Januari dan Prospek ke Depan

Pasar minyak mengalami tekanan pada pekan ini setelah awal tahun yang kuat. Sentimen pasar didominasi oleh kebijakan energi dan rencana tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Patokan harga minyak mentah diperkirakan akan mengalami kerugian mingguan sekitar 3,5% - 4%, dengan Brent crude diperdagangkan sekitar $78,08 per barel dan West Texas Intermediate sekitar $74,23 per barel. Sementara itu, badai musim dingin yang jarang terjadi di Amerika Serikat bagian selatan mengancam produksi minyak, sementara ekspor minyak Rusia turun signifikan akibat sanksi AS.

Makro Ekonomi dan Kebijakan Trump

Pelantikan Presiden Trump dan hari-hari pertamanya berkuasa mendominasi berita pekan ini. Presiden terpilih dengan cepat beralih ke agenda energi, menguraikan rencana untuk meningkatkan produksi minyak dan gas domestik yang mencakup pencabutan pembatasan pengeboran di Arktik dan pencabutan pembekuan izin ekspor LNG. Ia juga mulai membongkar komponen utama kebijakan iklim pendahulunya. Harga minyak turun dengan prospek peningkatan produksi AS, karena pasar sudah menghadapi surplus pasokan tahun ini. Namun, beberapa kebijakan Trump — termasuk rencana untuk mengisi kembali cadangan strategis, berpotensi menghapus sanksi lebih lanjut terhadap Rusia, dan berhenti membeli minyak dari Venezuela — pada akhirnya dapat memperketat pasar minyak. Ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi para pelaku pasar.

Risiko Geopolitik

Prospek tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Cina di bawah pemerintahan Trump telah memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat merugikan permintaan global dan menurunkan pertumbuhan. Presiden mengancam akan mengenakan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari dan mengatakan ia sedang mempertimbangkan bea hukuman 10% pada Cina, sebagai tanggapan atas aliran fentanyl dari negara tersebut. Ia juga mengancam Rusia dengan sanksi dan tarif yang diperkuat jika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak segera tercapai — langkah yang, jika diterapkan, dapat mengganggu pasokan secara signifikan dan mendorong harga naik. Sementara itu, di Timur Tengah, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki setelah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza. Namun untuk saat ini, premi risiko terhadap minyak tampak rendah, mengingat tidak adanya gangguan pasokan yang signifikan.

Penawaran dan Permintaan

Dalam pidatonya kepada para eksekutif di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Trump mengatakan ia akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak, yang menyiratkan kebutuhan bagi kartel untuk meningkatkan produksi. OPEC dan sekutunya telah memangkas produksi dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu mendukung harga yang lebih tinggi. Meskipun setuju untuk mencabut pembatasan tersebut pada tahun 2024, mereka telah berulang kali menunda langkah tersebut sebagai tanggapan terhadap tren harga dan permintaan yang lebih lemah. Dalam berita lain, kelompok sanksi AS terbaru terhadap sektor energi Rusia tengah menekan ekspor laut, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg. Aliran harian turun 9% pekan lalu dan rata-rata empat minggu mendekati terendah 16 bulan. Sanksi AS terhadap Rusia dan sikap yang berpotensi lebih keras terhadap Iran dapat menghapus surplus pasokan minyak yang diproyeksikan selama setahun, mendorong harga naik, kata analis Citigroup. Administrasi Informasi Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak turun untuk sembilan minggu berturut-turut, mencapai tingkat terendah dalam hampir tiga tahun, sementara stok bensin terus meningkat pada minggu yang berakhir 17 Januari.

Prospek ke Depan

Semua mata tertuju pada keputusan suku bunga Federal Reserve dan pernyataan Ketua Jerome Powell minggu depan. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada 29 Januari, dengan data ekonomi AS terbaru menunjukkan tidak ada penurunan dalam kondisi pasar tenaga kerja. Pedagang juga akan terus menilai dampak kebijakan Trump terhadap pertumbuhan ekonomi, keamanan energi, dan risiko geopolitik, seiring munculnya detail lebih lanjut. Perkembangan ini akan terus memengaruhi volatilitas harga minyak dan strategi investasi di sektor ini. Perlu diingat bahwa pasar minyak sangat sensitif terhadap perubahan geopolitik dan kebijakan ekonomi, sehingga prakiraan harga tetap menjadi tantangan yang kompleks dan bergantung pada berbagai faktor yang saling terkait. Pemantauan perkembangan terkini sangat penting bagi setiap pelaku pasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Analisis yang mendalam terhadap dinamika penawaran dan permintaan, serta perkembangan politik global, akan menjadi kunci untuk memahami pergerakan harga minyak di masa mendatang.