Gencatan Senjata Paskah Putin: Janji Kosong atau Upaya Diplomasi?
Gencatan Senjata Paskah Putin: Janji Kosong atau Upaya Diplomasi?
Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata selama satu hari di Ukraina untuk merayakan Paskah pada hari Sabtu. Namun, Kyiv menyatakan bahwa pasukan Rusia terus melancarkan serangan artileri dan menyerukan penghentian permusuhan yang sebenarnya dan berkelanjutan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bahkan menyebut langkah sepihak Putin ini sebagai upaya lain untuk mempermainkan nyawa manusia dan menyatakan ketidakpercayaan terhadap Rusia.
Reaksi Ukraina yang Skeptis
Pengumuman gencatan senjata Putin, yang berlangsung selama lebih dari 30 jam, dimulai pukul 18.00 waktu Moskow (15.00 GMT) pada hari Sabtu hingga tengah malam pada Minggu malam. Namun, beberapa saat setelah pengumuman tersebut, sirene serangan udara berbunyi di Kyiv, bahkan setelah batas waktu gencatan senjata. Zelenskiy mengutip komandan tertinggi Ukraina yang menyatakan bahwa operasi serangan Rusia berlanjut di beberapa sektor garis depan, dan tembakan artileri Rusia belum mereda.
Zelenskiy menegaskan bahwa tidak ada kepercayaan terhadap kata-kata yang datang dari Moskow. Ia mengingatkan bahwa Rusia bulan lalu menolak usulan gencatan senjata selama 30 hari yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump. Ukraina menyatakan kesediaannya untuk memperpanjang gencatan senjata jika memang benar-benar dipatuhi oleh Rusia. Sikap skeptis ini juga diungkapkan oleh warga Kyiv yang menyatakan sedikit keyakinan terhadap gencatan senjata tersebut, mengingat pengalaman sebelumnya yang menunjukkan Putin kerap melanggar kesepakatan.
Kontradiksi di Lapangan
Andriy Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, menyatakan bahwa pasukan Rusia terus menembak posisi Ukraina setelah gencatan senjata seharusnya mulai berlaku. Gubernur provinsi Kherson di Ukraina selatan juga melaporkan serangan udara Rusia yang dimulai sesaat sebelum gencatan senjata dan berlanjut setelahnya. Ia memposting foto bangunan yang rusak sebagai bukti. Meskipun Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukannya telah diinstruksikan tentang gencatan senjata dan akan mematuhinya, asalkan "dihormati secara timbal balik" oleh Ukraina, laporan dari berbagai sumber menunjukkan pernyataan ini tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Para blogger Ukraina yang meliput perang juga melaporkan bahwa penembakan terus berlanjut di sepanjang garis kontak. Namun, penyiar publik Suspilne mengutip prajurit di front timur yang mengatakan bahwa jumlah serangan Rusia telah menurun.
Tekanan AS dan Pernyataan Trump
Pengumuman gencatan senjata Putin terjadi setelah AS menyatakan akan meninggalkan upaya untuk menengahi kesepakatan damai Rusia-Ukraina jika tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam waktu dekat. Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Trump dan Sekretaris Negara Marco Rubio. Trump, yang telah berjanji untuk mengakhiri perang dengan cepat, tampaknya telah menggeser kebijakan AS dari mendukung Kyiv sepenuhnya ke arah menerima penjelasan Moskow tentang konflik tersebut. Ketidaksepakatan ini menunjukkan kerumitan situasi diplomasi internasional yang sedang dihadapi.
Pertukaran Tahanan sebagai Sinyal Positif?
Di tengah situasi yang tegang, Rusia dan Ukraina mengkonfirmasi pertukaran tahanan perang pada hari Sabtu, yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab. Masing-masing negara membebaskan 246 tahanan, sementara 31 tentara Ukraina yang terluka ditukar dengan 15 tentara Rusia yang terluka. Peristiwa ini, meskipun positif, tidak cukup untuk meredakan ketegangan yang ditimbulkan oleh gencatan senjata yang kontroversial.
Sejarah Gencatan Senjata Sepihak Putin
Gencatan senjata yang diumumkan Putin bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, ia telah mengumumkan jeda pertempuran secara sepihak, seperti gencatan senjata selama 36 jam yang diusulkan untuk Natal Ortodoks pada Januari 2023, yang ditolak oleh Kyiv. Sejarah ini semakin memperkuat keraguan terhadap niat sebenarnya di balik pengumuman gencatan senjata Paskah ini. Serangan rudal Rusia di Sumy seminggu sebelum pengumuman gencatan senjata, yang menewaskan 35 orang dan melukai hampir 120 orang, termasuk warga sipil yang sedang menuju perayaan Minggu Palma, semakin menguatkan persepsi negatif terhadap niat baik Rusia.
Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Perdamaian
Gencatan senjata Paskah yang diumumkan Putin, meskipun diklaim didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan, dipenuhi dengan ketidakpercayaan dan skeptisisme dari pihak Ukraina. Laporan yang bertentangan dari berbagai sumber tentang berlanjutnya serangan menunjukkan kurangnya komitmen nyata dari pihak Rusia untuk mengakhiri konflik. Meskipun pertukaran tahanan menunjukkan sedikit harapan, jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh dengan tantangan diplomasi yang kompleks. Kepercayaan dan komitmen nyata dari semua pihak menjadi kunci untuk mengakhiri kekerasan dan mencapai resolusi damai yang berkelanjutan.