Harga Minyak Dunia Mengalami Penurunan Mingguan
Harga Minyak Dunia Mengalami Penurunan Mingguan
Harga minyak dunia menunjukkan tren stabil pada hari Jumat, namun diproyeksikan mengalami penurunan mingguan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyesuaian posisi para pedagang menjelang pertemuan OPEC+, serta kekhawatiran akan kemungkinan penurunan eskalasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Pergerakan Harga Minyak Mentah
Kontrak berjangka minyak mentah Brent turun 14 sen atau 0.23%, menjadi $61.99 per barel pada pukul 13.12 GMT. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat turun 15 sen atau 0.25%, menjadi $59.09 per barel. Secara keseluruhan, Brent diperkirakan akan mengalami penurunan 7.3% untuk minggu ini, dan WTI sebesar 6.2%.
Dampak Data Pekerjaan AS dan Pernyataan Kementerian Perdagangan China
Tren penurunan harga minyak sempat tertahan setelah rilis data pekerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan jumlah pekerjaan lebih tinggi dari yang diperkirakan. Laporan menunjukkan penambahan 177.000 lapangan kerja pada bulan April, melampaui ekspektasi para ekonom yang memperkirakan penambahan 130.000 lapangan kerja. Tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 4.2%.
Dari sisi China, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa Beijing sedang mengevaluasi proposal dari Washington untuk mengadakan pembicaraan guna mengatasi tarif yang diberlakukan Presiden Trump. Hal ini menandakan kemungkinan penurunan ketegangan perdagangan yang telah mengguncang pasar global.
Analisis Pakar dan Dinamika Geopolitik
Harry Tchilinguirian, kepala riset grup di Onyx Capital Group, menyatakan bahwa meskipun ada optimisme terkait hubungan AS-China, tanda-tandanya masih sangat tentatif. Ia menggambarkan situasi tersebut sebagai "satu langkah maju, dua langkah mundur" dalam hal tarif.
Situasi semakin kompleks dengan ancaman Presiden Trump untuk menerapkan sanksi sekunder kepada pembeli minyak Iran. China, sebagai importir minyak mentah Iran terbesar di dunia, menjadi pihak yang sangat terdampak. Perundingan AS-Iran mengenai program nuklir Iran telah ditunda setelah Trump kembali memberlakukan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran, termasuk upaya untuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol.
Kekhawatiran Resesi Global dan Kebijakan OPEC+
Kekhawatiran investor mengenai perang dagang yang dapat mendorong ekonomi global ke dalam resesi dan mengurangi permintaan minyak, telah menekan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir. Situasi ini terjadi tepat saat kelompok OPEC+ bersiap untuk meningkatkan produksi.
Laporan Reuters pada hari Rabu menyebutkan bahwa Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, telah memberi pengarahan kepada sekutu dan pakar industri bahwa mereka tidak bersedia untuk menopang harga minyak dengan pemotongan pasokan lebih lanjut. Beberapa anggota OPEC+ dikabarkan akan mengusulkan percepatan kenaikan produksi pada bulan Juni untuk bulan kedua berturut-turut.
Delapan negara OPEC+ akan bertemu pada tanggal 5 Mei untuk memutuskan rencana produksi bulan Juni. Keputusan ini akan sangat menentukan arah pergerakan harga minyak dunia dalam beberapa bulan mendatang, mengingat kompleksitas geopolitik dan dinamika pasar global saat ini. Pertemuan tersebut menjadi titik fokus utama bagi para pelaku pasar dan pengamat ekonomi dunia, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap ekonomi global dan stabilitas harga energi. Ketidakpastian yang mengelilingi pertemuan ini membuat pasar tetap waspada dan harga minyak cenderung fluktuatif hingga keputusan final diumumkan.