Impor Jet Fuel Singapura Melonjak, India Jadi Suplier Utama

Singapura, sebagai pusat perdagangan dan penyimpanan bahan bakar olahan utama di Asia, mengalami lonjakan impor jet fuel pada Desember 2023 lalu. Data perdagangan dan pelacakan kapal menunjukkan angka impor yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini menarik perhatian pasar global, mengingat perannya yang signifikan dalam dinamika harga bahan bakar di kawasan Asia.

India sebagai Penyuplai Utama dan Perubahan Arus Perdagangan

Sumber utama lonjakan impor ini adalah India. Dengan ditutupnya peluang arbitrase ke Eropa, India mengalihkan ekspor jet fuel dan minyak tanahnya ke Asia. Hal ini menghasilkan angka impor jet fuel Singapura mencapai 2,55 juta barel pada Desember, meningkat tajam dari sekitar 2 juta barel pada bulan sebelumnya. Perkiraan ini didapat dari data LSEG, Kpler, dan sumber perdagangan. Korea Selatan juga menjadi penyumbang impor yang signifikan.

Analis FGE, Liu Xuanting, dalam catatannya menjelaskan bahwa India mengalihkan ekspornya ke Asia karena jalur perdagangan timur-barat (arbitrase) tetap tertutup. Kenaikan pasokan ini telah mengubah regrade menjadi wilayah negatif sejak pertengahan Desember. Regrade, selisih harga antara jet fuel dan gasoil 10-ppm, rata-rata mengalami diskon 80 sen per barel selama dua minggu terakhir, dibandingkan dengan premi rata-rata 80 sen pada bulan November.

Strategi Penjualan Refineri India dan Dampaknya

Refineri India biasanya menjual produk olahan melalui tender spot kepada pedagang, yang kemudian mengirimkan volume tersebut ke Asia atau Eropa barat laut, tergantung pada peluang arbitrase. Ekspor India ke Asia mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun pada November karena tidak ada ekspor ke Eropa barat laut. Ekspor Desember ke Eropa barat laut hanya sekitar 1 juta barel, sedikit berubah dari posisi terendah dua tahun pada Oktober, menurut data pelacakan kapal LSEG dan Kpler.

Perubahan strategi juga terjadi di beberapa refineri Asia timur laut. Mereka beralih dari menjual solar ke jet fuel dalam dua bulan terakhir, karena margin yang lebih baik. Hal ini semakin memperkuat pasokan jet fuel di pasar Asia. Meskipun demikian, analisis harga menunjukkan bahwa Asia tetap menjadi tujuan yang lebih menguntungkan untuk kargo yang dimuat pada Januari.

Prospek Perdagangan Jet Fuel di Masa Mendatang

Beberapa barel asal India akan terus tiba di pantai Asia pada bulan Januari. Hal ini karena aktivitas pembelian dari Eropa barat laut perlu waktu untuk meningkat, dan harga Asia harus melemah lebih lanjut agar jendela arbitrase terbuka kembali. Sebuah sumber perdagangan di Singapura memperkirakan sekitar 600.000 barel jet fuel India akan menuju Asia Tenggara dan Australia pada Januari.

Namun, beberapa pedagang memperkirakan aliran jet fuel dari Timur Tengah dan India ke Eropa barat laut akan segera muncul. Hal ini karena persediaan di pusat pemrosesan dan penyimpanan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) telah turun mendekati posisi terendah delapan bulan terakhir. Barel asal Tiongkok akan terus memasok pasar Asia dalam dua bulan ini, dan pemasok yang beralih mungkin akan kembali menemukan saluran permintaan di barat.

Kesimpulan: Dinamika Pasar dan Pengaruhnya terhadap Harga

Lonjakan impor jet fuel Singapura, yang didorong oleh pergeseran strategi ekspor India dan refineri Asia Timur Laut, berpotensi menekan harga spot jet fuel di Asia. Meskipun peluang arbitrase ke Eropa tetap tertutup untuk sementara, dinamika pasar yang kompleks ini menunjukkan fluktuasi yang signifikan dan perlu dipantau secara ketat. Perubahan persediaan di pusat-pusat penyimpanan utama dan strategi penjualan para produsen akan terus membentuk lanskap perdagangan jet fuel di masa mendatang. Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana harga Asia bereaksi dan kapan peluang arbitrase ke Eropa kembali terbuka. Situasi ini menggarisbawahi kompleksitas pasar energi global dan bagaimana perubahan strategi di satu kawasan dapat berdampak signifikan pada kawasan lainnya.