Kejutan di Pemilihan Presiden Rumania: Kemenangan Calin Georgescu dan Perannya TikTok

Kejutan di Pemilihan Presiden Rumania: Kemenangan Calin Georgescu dan Perannya TikTok

Kejutan besar mengguncang Rumania setelah putaran pertama pemilihan presiden. Calin Georgescu, politisi sayap kanan independen berusia 62 tahun, meraih kemenangan telak yang tak terduga. Sebelum pemungutan suara, popularitasnya hanya berada di angka digit tunggal, namun ia berhasil melesat dan mengalahkan para pesaingnya. Kemenangan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana hal ini bisa terjadi, dan memicu demonstrasi di berbagai kota besar di Rumania.

Kemenangan Mengejutkan dan Protes Publik

Georgescu akan menghadapi Elena Lasconi, kandidat dari kelompok politik tengah, dalam putaran kedua pemilihan yang dijadwalkan pada 8 Desember. Kemenangannya terutama didorong oleh dukungan besar dari pemilih muda dan warga Rumania yang tinggal di luar negeri. Yang mengejutkan, kampanye Georgescu ternyata sangat efektif memanfaatkan platform media sosial TikTok.

Namun, kemenangan ini langsung disambut dengan gelombang protes di Bucharest dan kota-kota besar lainnya. Ratusan demonstran turun ke jalan, meneriakkan slogan-slogan seperti "Tidak untuk Putin, tidak untuk ketakutan, Eropa adalah ibu kita," dan "Anak muda memintamu untuk tidak memilih seorang diktator." Protes ini mencerminkan kekhawatiran publik terhadap ideologi dan kebijakan politik yang dianut Georgescu.

Pernyataan Georgescu dan Tuduhan Manipulasi

Sebelum kemenangannya, Georgescu dikenal karena memuji tokoh-tokoh fasis Rumania era 1930-an sebagai pahlawan dan martir nasional. Ia juga sering mengkritik NATO dan sikap pro-Ukraina Rumania, bahkan menyarankan agar Rumania menjalin hubungan baik, bukannya menantang Rusia. Pernyataan-pernyataan ini memicu kekhawatiran akan perubahan kebijakan luar negeri Rumania jika ia terpilih sebagai presiden.

Menanggapi protes dan kekhawatiran publik, Georgescu melakukan siaran langsung di Facebook. Dalam siaran tersebut, ia berusaha meredakan ketegangan dengan menyatakan, "Saya tidak ingin meninggalkan NATO, saya tidak ingin meninggalkan Uni Eropa. Yang saya inginkan adalah untuk mengambil sikap, bukan untuk berlutut, bukan untuk menerima semuanya. Seperti yang saya katakan, kita harus melakukan semuanya demi kepentingan nasional kita." Pernyataan ini terlihat sebagai upaya untuk menenangkan para pemilih dan meredam kritik yang ditujukan kepadanya.

Peran TikTok dalam Pemilihan dan Investigasi

Peran TikTok dalam kemenangan Georgescu juga menjadi sorotan. Dewan Audiovisual Nasional Rumania telah meminta Komisi Eropa untuk menyelidiki dugaan manipulasi opini publik melalui platform tersebut. Wakil Presiden Dewan, Valentin-Alexandru Jucan, menyatakan bahwa algoritma TikTok diduga telah memperkuat konten yang mendukung Georgescu dan kurang transparan mengenai siapa yang membiayai konten-konten kampanye tersebut. Baik TikTok maupun Komisi Eropa belum memberikan tanggapan resmi mengenai hal ini.

Stefan Mandachi, seorang influencer dan pengusaha yang sebelumnya mendukung Georgescu, telah meminta maaf atas dukungannya melalui Facebook. Ia mengaku telah memilih melawan partai-partai yang sudah mapan tanpa meneliti terlebih dahulu sikap politik Georgescu secara menyeluruh. Pengakuan ini semakin memperkuat spekulasi mengenai efektivitas kampanye Georgescu yang memanfaatkan platform media sosial dan kurangnya informasi akurat bagi para pemilih.

Analisis dan Spekulasi tentang Intervensi Asing

Keberhasilan Georgescu yang sangat kontras dengan hasil jajak pendapat sebelum pemilu telah memicu spekulasi mengenai kemungkinan adanya campur tangan asing dalam pemilihan. Beberapa analis dan politisi mencurigai adanya intervensi, meskipun badan intelijen Rumania sebelumnya telah menyatakan tidak mendeteksi adanya pelanggaran keamanan nasional. Georgescu sendiri mengklaim bahwa kampanyenya memiliki anggaran nol dan semuanya dijalankan oleh relawan. Klaim ini masih perlu diverifikasi dan dikaji lebih lanjut untuk menilai keakuratannya.

Situasi politik di Rumania pasca putaran pertama pemilihan presiden ini masih sangat dinamis dan penuh ketidakpastian. Hasil putaran kedua akan menentukan arah kebijakan politik Rumania ke depan, terutama terkait hubungannya dengan NATO, Uni Eropa, dan Rusia. Peran media sosial dalam memengaruhi opini publik dan proses demokrasi juga menjadi sorotan yang perlu dikaji secara mendalam. Investigasi terhadap dugaan manipulasi opini publik melalui TikTok sangat penting untuk memastikan integritas dan transparansi proses pemilihan umum di Rumania.