Kenaikan Biaya Pinjaman Inggris dan Stabilisasi Poundsterling
Kenaikan Biaya Pinjaman Inggris dan Stabilisasi Poundsterling
Pasar keuangan Inggris mengalami periode volatilitas baru-baru ini, ditandai dengan kenaikan biaya pinjaman dan pelemahan poundsterling. Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, menghadapi pertanyaan di parlemen terkait gejolak pasar obligasi ini. Situasi ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan pemerintah untuk memenuhi rencana pengeluarannya.
Analisis Pasar Obligasi Inggris
Yield obligasi pemerintah Inggris (gilt) jangka panjang mengalami lonjakan pada minggu lalu, mencapai level tertinggi multi-tahun. Yield obligasi gilt 10 tahun relatif stabil di angka 4.883% pada sore hari di London, menurut Tradeweb, sementara yield obligasi gilt 30 tahun naik satu basis poin menjadi 5.440%. Kenaikan ini merupakan bagian dari penurunan global pada pasar obligasi, yang dipicu oleh kekhawatiran investor tentang perlambatan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Meskipun demikian, lelang obligasi gilt berindeks inflasi jangka 30 tahun pada hari Selasa menarik permintaan yang relatif kuat, dengan yield riil sedikit menurun setelahnya.
Pergerakan ini mencerminkan tren global. Kenaikan yield obligasi global, terutama pada Treasury AS, telah memperkuat tekanan pada pasar obligasi Inggris. Setelah ekspektasi penurunan suku bunga yang stabil dalam beberapa bulan terakhir, inflasi yang membandel di banyak wilayah memaksa investor untuk mengevaluasi kembali perkiraan mereka dan menjual obligasi. Hal ini menyebabkan peningkatan yield obligasi, mencerminkan peningkatan risiko.
Dampak terhadap Poundsterling
Poundsterling juga mengalami fluktuasi. Setelah jatuh ke level terendah dua tahun terhadap dolar AS dan terendah 10 minggu terhadap euro pada hari Senin, poundsterling menunjukkan sedikit stabilisasi. Nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS berada di angka $1.2208, setelah sebelumnya mencapai level terendah $1.2100 pada hari Senin. Pelemahan poundsterling ini sebagian disebabkan oleh kekhawatiran tentang prospek ekonomi Inggris dan dampak kenaikan biaya pinjaman terhadap perekonomian.
Tanggapan Pemerintah Inggris
Menteri Keuangan Rachel Reeves, yang baru kembali dari kunjungan ke China, muncul di parlemen untuk menanggapi situasi ini. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap berpegang pada aturan pinjaman meskipun terjadi peningkatan biaya pinjaman baru-baru ini. Namun, pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan dan prospek biaya bunga yang lebih tinggi dapat membuat pemerintah melanggar aturan tersebut kecuali jika pemerintah memangkas pengeluaran atau menaikkan pajak, menurut para ekonom. Reeves menolak untuk mengesampingkan pemotongan pengeluaran, namun ia juga menghindari memberikan janji spesifik terkait kebijakan fiskal ke depan.
Kathleen Brooks, direktur riset di XTB, mencatat bahwa pasar obligasi stabil setelah pidato Reeves, tetapi stabilisasi tersebut tidak sepenuhnya meyakinkan. Ketidakpastian tetap ada, dan para investor tetap mewaspadai risiko lebih lanjut.
Prospek Ke Depan
Stabilisasi aset Inggris terjadi di tengah meredanya ketegangan di pasar global secara keseluruhan. Namun, risiko kenaikan yield obligasi jangka panjang tetap ada. Francesco Pesole dari ING memprediksi bahwa yield obligasi pemerintah Inggris 10 tahun dapat melonjak hingga 5% atau lebih jika data inflasi Inggris pada hari Rabu lebih tinggi dari perkiraan. Konsensus pasar memperkirakan inflasi tahunan Inggris mencapai 2,6% pada bulan Desember, tetapi angka yang lebih tinggi dapat memicu aksi jual yang lebih besar dan meningkatkan yield obligasi. Data inflasi AS yang juga akan dirilis pada hari Rabu juga akan menjadi faktor penting yang mempengaruhi pasar keuangan global.
Situasi ekonomi Inggris saat ini menunjukkan tantangan yang signifikan. Kenaikan biaya pinjaman, pelemahan poundsterling, dan potensi pelanggaran aturan pinjaman pemerintah membutuhkan respons kebijakan yang cermat dan efektif. Data inflasi mendatang akan menjadi penentu penting untuk mengukur dampak situasi ini dan bagaimana arah pasar keuangan Inggris selanjutnya. Pasar akan terus memantau perkembangan situasi dengan seksama.