Kenaikan Harga Emas: Antisipasi Pemotongan Suku Bunga dan Pelemahan Dolar
Kenaikan Harga Emas: Antisipasi Pemotongan Suku Bunga dan Pelemahan Dolar
Harga emas melanjutkan tren kenaikannya untuk sesi ketiga berturut-turut, didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat pada bulan September. Hal ini menyusul data inflasi yang rendah, yang juga menekan nilai dolar Amerika Serikat.
Lonjakan Harga Emas dan Pergerakan Pasar
Pada pukul 04.10 GMT, harga emas spot naik 0,2% menjadi $3.359,81 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi $3.408,50. Analis pasar keuangan dari Capital.com, Kyle Rodda, menjelaskan, "Pasar memperkirakan kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September. Akibatnya, dolar melemah dan harga emas naik, sementara yield obligasi juga turun."
Rodda menambahkan, "Secara teknikal, kondisi emas terlihat sangat konstruktif. Trennya masih menunjukkan kenaikan. Kita hanya perlu melihat pasar menembus level $3.400 secara berkelanjutan."
Pelemahan dolar AS yang berada di dekat level terendah beberapa minggu terakhir terhadap mata uang lainnya juga berkontribusi terhadap kenaikan harga emas. Hal ini membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Yield obligasi Treasury AS berjangka 10 tahun juga berada di dekat level terendah satu minggu terakhir.
Inflasi Rendah dan Antisipasi Pemotongan Suku Bunga
Kenaikan harga konsumen AS yang hanya sedikit pada bulan Juli semakin memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed bulan depan. Menteri Keuangan Scott Bessent mencatat ada kemungkinan besar bank sentral akan memilih pengurangan sebesar 50 basis poin (bps). Data yang dikumpulkan oleh LSEG menunjukkan para pedagang hampir sepenuhnya yakin akan adanya pemotongan suku bunga pada tanggal 17 September, bahkan ada sekitar 6% peluang untuk pemotongan yang lebih besar sebesar setengah poin.
Emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), cenderung menguntungkan di lingkungan suku bunga rendah. Oleh karena itu, antisipasi pemotongan suku bunga mendorong peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Antisipasi Data Ekonomi AS dan Situasi Geopolitik
Investor kini menunggu data ekonomi AS lebih lanjut yang akan dirilis pada minggu ini, termasuk Indeks Harga Produsen (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan data penjualan ritel. Data-data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur kebijakan suku bunga The Fed.
Di sisi lain, situasi geopolitik juga turut mempengaruhi pasar emas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan telah memperingatkan Presiden AS Donald Trump sebelum pembicaraannya dengan Vladimir Putin bahwa pemimpin Rusia tersebut sedang "berbohong" tentang keinginannya untuk mengakhiri perang.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga. Perak spot naik 0,1% menjadi $38,56 per ons, platinum turun 0,2% menjadi $1.337,12, dan palladium naik 1,5% menjadi $1.139,32.
Kesimpulan
Kenaikan harga emas yang berkelanjutan menunjukkan adanya sentimen pasar yang optimis terhadap prospek emas di tengah ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed dan pelemahan dolar AS. Situasi geopolitik yang masih belum stabil juga menjadi faktor pendukung kenaikan harga emas sebagai aset safe haven. Namun, perlu diingat bahwa pergerakan harga emas masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk data ekonomi AS dan perkembangan situasi global lainnya. Oleh karena itu, investor perlu tetap memantau perkembangan situasi untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.