Krisis Politik Georgia: Penolakan Keras terhadap Pembekuan Proses Bergabung dengan Uni Eropa

Krisis Politik Georgia: Penolakan Keras terhadap Pembekuan Proses Bergabung dengan Uni Eropa

Pembekuan proses keanggotaan Georgia dalam Uni Eropa (UE) telah memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh negeri. Keputusan mendadak ini, yang diumumkan oleh Partai Georgian Dream yang berkuasa, telah memantik kemarahan publik dan kecaman internasional. Pemerintah Georgia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Irakli Kobakhidze, bersikukuh pada keputusannya, bahkan menuduh para demonstran merencanakan revolusi ala Maidan di Ukraina.

Reaksi Keras Pemerintah terhadap Protes

Perdana Menteri Kobakhidze dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan revolusi terjadi. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas demonstrasi besar-besaran yang menentang keputusan Partai Georgian Dream untuk menghentikan pembicaraan aksesi UE selama empat tahun ke depan. Alasan yang dikemukakan adalah "pemerasan" dari pihak UE. Keputusan ini dianggap sebagai pengkhianatan terhadap aspirasi nasional Georgia, mengingat popularitas keanggotaan UE yang sangat tinggi di kalangan masyarakat. Bahkan, keanggotaan UE tercantum dalam konstitusi negara tersebut.

Polisi Georgia telah melakukan tindakan keras terhadap para demonstran. Lebih dari 100 orang ditangkap di Tbilisi setelah bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru hara. Demonstran membangun barikade di jalan utama Rustaveli Avenue dan melemparkan kembang api ke arah polisi, sementara polisi membalas dengan meriam air dan gas air mata. Protes-protes lebih lanjut direncanakan akan berlangsung.

Kecaman dari Berbagai Pihak

Bukan hanya rakyat biasa yang turun ke jalan. Ratusan karyawan dari kementerian luar negeri, pertahanan, kehakiman, pendidikan, dan bank sentral Georgia menandatangani surat terbuka yang mengecam keputusan pembekuan pembicaraan aksesi UE. Bahkan Khvicha Kvaratskhelia, bintang sepak bola Georgia, turut bersuara melalui media sosial, mengekspresikan keprihatinannya dan menyerukan penghentian kekerasan. Dukungan dari tokoh publik seperti Kvaratskhelia semakin memperkuat gelombang penolakan terhadap kebijakan pemerintah.

Hubungan yang Memburuk dengan Barat dan Dekatan dengan Rusia

Keputusan kontroversial ini menandai puncak dari hubungan yang memburuk antara Partai Georgian Dream dan Barat selama beberapa bulan terakhir. Partai yang didominasi oleh Bidzina Ivanishvili, mantan perdana menteri sekaligus miliarder, dituduh memiliki kecenderungan otoriter dan pro-Rusia. Hasil pemilu Oktober lalu, yang dimenangkan oleh Partai Georgian Dream dengan perolehan suara hampir 54%, juga dipertanyakan oleh pihak oposisi yang menuduh adanya kecurangan. Meskipun pihak berwenang membantah tuduhan tersebut, negara-negara Barat telah menyerukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran.

Perselisihan dengan UE semakin diperparah oleh undang-undang kontroversial Georgia yang menargetkan "agen asing" dan hak-hak LGBT, yang dianggap oleh UE sebagai tindakan represif dan pro-Rusia. Di sisi lain, Partai Georgian Dream secara aktif membangun hubungan dengan Rusia, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik sejak perang singkat tahun 2008. Pemulihan penerbangan langsung dan penghapusan visa oleh Rusia untuk warga negara Georgia semakin memperkuat spekulasi mengenai pergeseran orientasi politik Georgia.

Implikasi Jangka Panjang

Pembekuan proses keanggotaan UE menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Georgia. Keputusan ini bukan hanya menghambat integrasi Eropa negara tersebut, tetapi juga berpotensi mengarah pada ketidakstabilan politik dan sosial yang lebih luas. Reaksi keras dari masyarakat sipil, tokoh publik, dan bahkan sebagian dari kalangan pemerintahan sendiri, menunjukkan betapa besarnya penolakan terhadap kebijakan pemerintah saat ini. Ke depan, perkembangan situasi politik di Georgia akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah merespon protes-protes yang terus berlanjut dan tekanan internasional yang meningkat. Nasib Georgia dalam perjalanan menuju Eropa kini berada di ujung tanduk.