KTT SCO: Tantangan terhadap Tatanan Dunia yang Ada

KTT SCO: Tantangan terhadap Tatanan Dunia yang Ada

Visi Baru Xi Jinping dan Vladimir Putin

KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, Tiongkok, pada tanggal 1 September menandai sebuah momen penting dalam lanskap geopolitik global. Pertemuan dua hari yang dihadiri oleh lebih dari 20 pemimpin negara-negara non-Barat ini menjadi panggung bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk secara terang-terangan menantang tatanan dunia yang ada, yang didominasi oleh Amerika Serikat. Keduanya mengutarakan visi mereka untuk sebuah tatanan keamanan dan ekonomi global baru.

Kritik Terselubung terhadap Hegemoni AS

Xi Jinping, dalam pidatonya, menyerukan agar negara-negara anggota SCO terus "menunjukkan pendirian yang jelas melawan hegemonisme dan politik kekuasaan, serta mempraktikkan multilateralisme sejati." Meskipun tidak ada kebijakan konkrit yang diumumkan, pernyataan Xi merupakan serangan terselubung terhadap dominasi AS dalam sistem global saat ini. Ia menyiratkan ketidaksetujuan terhadap intervensi dan kebijakan unilateral AS yang dianggap mengganggu keseimbangan kekuatan dan keadilan internasional. Pernyataan ini menjadi penegasan atas komitmen Tiongkok dalam membangun sistem internasional yang lebih adil dan inklusif, di mana suara dan kepentingan negara berkembang lebih dihargai.

Multilateralisme Sejati dan Pengurangan Ketergantungan pada Dolar AS

Putin, yang negaranya telah menjalin hubungan erat dengan Tiongkok di tengah dampak perang Ukraina, menyatakan bahwa SCO telah menghidupkan kembali "multilateralisme sejati". Ia menekankan peningkatan penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian transaksi bilateral, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Hal ini mencerminkan upaya Rusia dan Tiongkok untuk mengurangi pengaruh AS dalam sistem keuangan global dan membangun sistem alternatif yang lebih independen. Pergeseran ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga merupakan strategi untuk mengurangi pengaruh politik AS yang diyakini telah digunakan sebagai alat untuk menekan negara-negara lain.

Dampak Perang Tarif Trump dan Dorongan untuk Globalisasi yang Inklusif

Xi Jinping juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong globalisasi ekonomi yang lebih inklusif. Ia secara tidak langsung mengkritik kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang telah menimbulkan dampak negatif signifikan bagi negara-negara berkembang. Kebijakan proteksionis Trump, khususnya tarif tinggi yang dikenakan terhadap ekspor India, telah mengganggu perdagangan internasional dan memperburuk ketidaksetaraan ekonomi global. Xi menekankan perlunya kerja sama internasional untuk membangun sistem perdagangan yang adil dan merata, di mana negara-negara berkembang memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dan berkembang.

Hubungan Rusia-India di Tengah Konflik Ukraina

Pertemuan bilateral antara Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi juga menarik perhatian. Keduanya tampak akrab dan penuh keakraban, menunjukkan kedekatan hubungan bilateral meskipun adanya konflik Ukraina. Putin menyebut Modi sebagai "teman terkasih" dan menyatakan hubungan kedua negara berkembang secara dinamis. Modi, di sisi lain, menyatakan harapannya agar perang Rusia-Ukraina segera berakhir. Meskipun demikian, ia juga menekankan pentingnya kerja sama strategis antara India dan Rusia, mengatakan bahwa hubungan tersebut penting tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran global. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan internasional, di mana negara-negara dapat menjaga hubungan bilateral yang kuat meskipun memiliki pandangan yang berbeda tentang konflik global.

Peran Tiongkok dan India sebagai Pembeli Minyak Mentah Rusia

Perlu dicatat bahwa Tiongkok dan India merupakan pembeli minyak mentah terbesar dari Rusia, negara pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia. Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan ekonomi antara Rusia dengan kedua negara tersebut, yang dapat memberikan dukungan ekonomi penting bagi Rusia di tengah sanksi internasional. Ketergantungan ekonomi ini juga mencerminkan dinamika geopolitik yang kompleks, di mana negara-negara mencari cara untuk menyeimbangkan hubungan mereka dengan negara-negara besar seperti AS dan Rusia. Keterlibatan Tiongkok dan India dalam perdagangan minyak mentah Rusia ini juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam konteks sanksi internasional yang dijatuhkan pada Rusia.

Kesimpulannya, KTT SCO di Tianjin merupakan demonstrasi nyata dari pergeseran lanskap geopolitik global. Xi Jinping dan Vladimir Putin secara tegas menantang tatanan dunia yang ada, menawarkan visi alternatif yang menekankan multilateralisme, kemandirian ekonomi, dan inklusivitas. Pertemuan tersebut juga menyoroti kompleksitas hubungan internasional dan bagaimana negara-negara berusaha untuk menyeimbangkan kepentingan dan hubungan mereka dalam dunia yang semakin multipolar.