Lonjakan Impor Tembaga ke Amerika Serikat: Analisis Pasar dan Dampaknya
Lonjakan Impor Tembaga ke Amerika Serikat: Analisis Pasar dan Dampaknya
Ancaman Tarif dan Premium COMEX
Kenaikan impor tembaga ke Amerika Serikat dalam jumlah yang tidak biasa diperkirakan akan berlanjut selama ancaman tarif masih membayangi pasar dan premi harga tembaga di bursa COMEX (Commodity Exchange) Amerika Serikat tetap menguntungkan bagi pedagang dan produsen. Sejak Februari, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan penyelidikan potensi tarif baru pada impor tembaga yang vital untuk kendaraan listrik, jaringan listrik, dan konstruksi, harga tembaga di COMEX melonjak. Tembaga COMEX mencapai rekor tertinggi pada 26 Maret, yaitu $11.633 per ton metrik, menciptakan premi lebih dari $1.570 per ton dibandingkan kontrak patokan di London Metal Exchange (LME). Data pemerintah Amerika Serikat menunjukkan impor tembaga pada Maret mencapai lebih dari 123.000 ton, dibandingkan sekitar 58.000 ton pada Februari dan 76.000 ton pada Januari.
Sharon Ding, kepala bahan baku dasar China di UBS Investment Research, memperkirakan tambahan 250.000-300.000 ton tembaga akan dikirim ke Amerika Serikat selama Maret-Mei karena selisih harga dan ketidakpastian mengenai tarif. Pernyataan ini disampaikannya pada acara Shanghai Metals Market selama LME Week di Hong Kong. Sebagian tembaga yang menuju Amerika Serikat dialihkan dari China, tetapi sebagian besar berasal dari gudang terdaftar LME di mana stok tembaga telah turun hampir 60% sejak pertengahan Februari menjadi 170.750 ton. Premi untuk tembaga di COMEX telah turun menjadi $600 per ton, sebuah angka yang menurut para pedagang masih cukup tinggi untuk menghasilkan keuntungan besar dengan mengirim tembaga ke Amerika Serikat. Marcus Garvey, kepala strategi komoditas di Macquarie, menekankan insentif yang tinggi bagi siapa saja yang dapat mengirimkan material ke Amerika Serikat, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut selama premi tetap berada di tingkat yang sangat tinggi.
Perubahan Pola Pengiriman: Dari Kontainer ke Kapal Cuci
Biasanya, pedagang dan produsen dengan komitmen kontraktual mengangkut tembaga menggunakan kapal kontainer karena jumlahnya teratur dan relatif kecil. Satu kontainer dapat menampung hingga 25 ton tembaga. Namun, pedagang yang ingin bergerak cepat sebelum tarif diberlakukan telah mengangkut tembaga menggunakan kapal pengangkut curah (bulk carriers). Kapal kontainer berhenti di sepanjang rute untuk mengambil kargo dan dapat memakan waktu 40 hari untuk mencapai tujuan akhir, sementara kapal pengangkut curah berlayar langsung ke tujuan akhir, memangkas waktu transit menjadi sekitar dua minggu.
Penyedia data Kpler memperkirakan 95.202 ton tembaga yang diangkut dengan kapal pengangkut curah mencapai Amerika Serikat pada Maret dan 127.539 ton pada April, dibandingkan dengan sekitar 44.000 ton pada Januari dan Februari. Pada paruh pertama Mei, 71.591 ton tembaga tiba dengan kapal pengangkut curah. Kpler juga menyoroti volume yang lebih besar dari biasanya dari Chili, bersamaan dengan pengiriman yang tidak biasa sebanyak 10.000 ton dan 4.500 ton dari Jerman dan Spanyol masing-masing pada Maret dan April. Jerman dan Spanyol biasanya tidak mengekspor tembaga ke Amerika Serikat. Analis Kpler, Ben Ayre, mengatakan kemungkinan akan ada lebih banyak kargo yang tidak biasa pada paruh kedua Mei, selama harga COMEX terus berada di atas harga LME.
Dampak Jangka Panjang dan Implikasi Pasar
Lonjakan impor tembaga ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks, yang didorong oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan dan perbedaan harga di bursa internasional. Ancaman tarif telah menciptakan insentif kuat bagi para pedagang untuk mengoptimalkan keuntungan dengan mengirim tembaga ke Amerika Serikat sebelum potensi penerapan tarif baru. Perubahan metode pengiriman dari kapal kontainer ke kapal pengangkut curah mencerminkan upaya untuk mempercepat proses pengiriman dan meminimalkan risiko.
Ke depan, dampak jangka panjang dari lonjakan impor ini masih perlu dipantau. Jika ancaman tarif berlanjut atau bahkan diperketat, kita dapat mengharapkan impor tembaga yang tinggi ke Amerika Serikat untuk tetap berlanjut. Sebaliknya, jika ancaman tarif mereda, arus impor kemungkinan akan kembali ke pola yang lebih normal. Perkembangan ini akan berdampak pada harga tembaga di pasar global, serta pada strategi perdagangan dan investasi di sektor pertambangan dan manufaktur. Perubahan pola perdagangan ini juga akan memiliki implikasi pada rantai pasokan global dan strategi logistik di industri pertambangan. Penting bagi para pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan situasi geopolitik dan kebijakan perdagangan untuk mengantisipasi perubahan pasar yang mungkin terjadi.