Lonjakan Klaim Pengangguran di Amerika: Sinyal Pelemahan Pasar Kerja?
Lonjakan Klaim Pengangguran di Amerika: Sinyal Pelemahan Pasar Kerja?
Lonjakan Klaim Pengangguran dan Libur Sekolah
Laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan lonjakan klaim pengangguran baru mencapai titik tertinggi dua bulan terakhir, mencapai 241.000 pada minggu yang berakhir 26 April. Angka ini melampaui perkiraan para ekonom yang memprediksi 224.000 klaim. Lonjakan sebesar 18.000 klaim ini sebagian besar dikaitkan dengan libur sekolah musim semi di Negara Bagian New York, serta liburan Paskah dan Paskah Yahudi. Meskipun demikian, peningkatan jumlah klaim ini tetap menimbulkan kekhawatiran mengenai kesehatan pasar kerja Amerika. Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS, menyatakan keprihatinannya atas peningkatan jumlah pengangguran yang kesulitan menemukan pekerjaan baru, meskipun sebagian disebabkan oleh kesulitan penyesuaian musiman data selama masa liburan. Klaim yang tidak disesuaikan secara musiman juga meningkat, mencapai 223.614, didorong oleh lonjakan 15.525 klaim di Negara Bagian New York. Massachusetts juga mengalami peningkatan klaim yang signifikan, sementara Connecticut dan Missouri mengalami penurunan.
Dampak Kebijakan Perdagangan dan Resesi Ekonomi
Kondisi ini terjadi di tengah pelemahan ekonomi secara keseluruhan. Pada kuartal terakhir, ekonomi Amerika mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, terdampak oleh lonjakan impor yang dilakukan bisnis untuk menghindari tarif bea masuk yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Kebijakan perdagangan agresif Presiden Trump telah menyebabkan sikap wait-and-see di kalangan bisnis, yang cenderung mempertahankan jumlah karyawan mereka namun ragu untuk menambah tenaga kerja. Ekonom memperkirakan tarif tersebut akan mengakibatkan gelombang PHK. Beberapa perusahaan telah mulai mengurangi staf sebagai dampak kebijakan tersebut. Sebagai contoh, United Parcel Service (UPS) mengumumkan akan memangkas 20.000 pekerjaan dan menutup 73 fasilitas sebagai bagian dari rencana pengurangan pengiriman untuk Amazon.com. Andrew Stettner, direktur ekonomi dan pekerjaan di Century Foundation, memperingatkan bahwa pasar kerja, meskipun belum berada di wilayah resesi, berpotensi menuju resesi jika perusahaan lain mengikuti jejak UPS dan mulai mengurangi jumlah karyawan.
Peningkatan Jumlah Penerima Manfaat Pengangguran
Selain lonjakan klaim pengangguran baru, jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran setelah minggu pertama juga meningkat secara signifikan. Angka ini, yang dianggap sebagai indikator perekrutan, melonjak 83.000 menjadi 1.916 juta pada minggu yang berakhir 19 April, tingkat tertinggi sejak November 2021. Data klaim ini tidak berpengaruh pada laporan pekerjaan bulan April yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat.
Prediksi Pasar Kerja Bulan April
Survei ekonom memperkirakan penambahan tenaga kerja non-pertanian sekitar 130.000 pekerjaan pada bulan April, turun dari 228.000 pada bulan Maret. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap tidak berubah pada 4,2%. Carl Weinberg, kepala ekonom di High Frequency Economics, memperkirakan perusahaan telah mulai memperlambat perekrutan mereka, dan hal ini diperkirakan akan terlihat dalam laporan pekerjaan pada hari berikutnya. Meskipun lonjakan klaim pengangguran sebagian disebabkan oleh faktor musiman, data tersebut menunjukkan adanya pelemahan pasar kerja yang patut diwaspadai. Dampak kebijakan perdagangan, ditambah dengan potensi penurunan perekrutan lebih lanjut, menimbulkan ketidakpastian akan prospek pasar kerja di masa mendatang. Kondisi ini juga berdampak pada pasar saham, mata uang dolar, dan obligasi pemerintah AS, yang menunjukkan reaksi beragam terhadap berita ini. Reaksi pasar mencerminkan kekhawatiran yang berkembang mengenai kondisi ekonomi dan pasar kerja di Amerika Serikat.