Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Jalani Operasi Kelima

Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Jalani Operasi Kelima

Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menjalani operasi kelima pada hari Minggu. Operasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari luka tusukan yang dideritanya di perut saat berkampanye pada tahun 2018. Tim medisnya mengumumkan hal ini dalam sebuah pernyataan resmi. Prosedur operasi dimulai pukul 08.30 waktu setempat (11.30 GMT) dan dijadwalkan berlangsung selama enam jam, namun kenyataannya berlangsung lebih lama dari perkiraan. Sostenes Cavalcante, salah satu sekutu terdekat mantan presiden, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi tersebut berlangsung lebih lama dari yang direncanakan, namun menambahkan, "Tetapi informasi yang saya terima menyebutkan bahwa operasinya berjalan dengan baik."

Bolsonaro, yang berusia 70 tahun, dirawat di rumah sakit pada hari Jumat setelah merasakan sakit perut yang hebat selama sebuah acara dengan para pendukungnya di Brasil timur laut. Keadaan ini memaksanya untuk menghentikan tur regional yang bertujuan untuk mengumpulkan dukungan politik. Ia kemudian dipindahkan ke ibu kota negara, Brasilia, tempat tinggalnya, pada Sabtu malam.

Bolsonaro, mantan kapten angkatan darat garis keras yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2019 hingga 2022, telah melakukan kampanye di seluruh Brasil untuk mendorong Kongres meloloskan RUU amnesti bagi para pendukungnya yang menyerbu gedung parlemen setelah ia kalah dalam pemilihan umum 2022. Dalam pesan kepada sekutunya sebelum operasi, mantan presiden tersebut mengkritik hukuman keras terhadap seorang pendukung yang dapat dijatuhi hukuman penjara 10 tahun, dan sekali lagi menyerukan Kongres untuk meloloskan RUU amnesti. "Semoga Tuhan mencerahkan ke-513 perwakilan dan ke-81 senator dalam pemungutan suara mereka," tulisnya. "Jika dengan keputusan kita, kita membentuk keabadian kita, maka suara ini memiliki bobot yang signifikan."

Mahkamah Agung Brasil memutuskan pada bulan Maret untuk mengadili Bolsonaro atas tuduhan berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintah setelah kekalahannya dalam pemilihan umum 2022. Ia membantah melakukan kesalahan apa pun dan menyebut persidangan tersebut sebagai contoh "perang hukum" sayap kiri yang menargetkan para pemimpin konservatif seperti dirinya dan Marine Le Pen dari Prancis.

Bolsonaro telah dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan umum hingga tahun 2030 karena mendiskreditkan sistem pemilu negara tersebut. Jika Mahkamah Agung menyatakannya bersalah, ia dapat menghadapi hukuman penjara yang panjang. Namun, pemimpin sayap kanan itu bersikeras bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan, menempatkan dirinya sebagai kandidat terbaik untuk menghadapi Presiden Luiz Inacio Lula da Silva dari kubu kiri, yang popularitasnya menurun di tengah inflasi yang tinggi.

Situasi kesehatan Bolsonaro menimbulkan beberapa pertanyaan terkait masa depannya dalam politik Brasil. Operasi yang berlangsung lebih lama dari perkiraan tentu menimbulkan kekhawatiran tentang kondisi kesehatannya. Selain itu, tuntutan hukum yang menimpanya dan larangan pencalonan diri menambah kompleksitas situasi politik yang dihadapi oleh mantan presiden tersebut. Perkembangan selanjutnya terkait kondisi kesehatannya dan dampaknya terhadap strategi politiknya akan terus menjadi sorotan publik dan media. Perjuangan hukum yang dihadapinya, di tengah upaya untuk meloloskan RUU amnesti bagi para pendukungnya, serta ambisinya untuk kembali berlaga dalam pemilihan presiden tahun depan, menggambarkan situasi yang rumit dan penuh tantangan bagi Jair Bolsonaro. Perkembangan politik di Brasil akan terus dipengaruhi oleh perjalanan karier dan kondisi kesehatan mantan presiden yang kontroversial ini. Nasib RUU amnesti dan hasil persidangan di Mahkamah Agung akan menjadi penentu signifikan bagi masa depan politik Bolsonaro, yang tetap bersikeras untuk kembali berkompetisi dalam panggung politik nasional. Sementara itu, masyarakat Brasil menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan Bolsonaro pasca operasi dan bagaimana hal tersebut akan berdampak pada lanskap politik negara tersebut.