Masato Kanda: Nahkoda Baru Bank Pembangunan Asia

Masato Kanda: Nahkoda Baru Bank Pembangunan Asia

Dari "Mr. Yen" Menuju Pemimpin ADB

Masato Kanda, diplomat mata uang Jepang yang dikenal dengan intervensi tegasnya untuk melawan penurunan tajam nilai yen – yang memberinya julukan "Mr. Yen" – telah terpilih sebagai presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) selanjutnya. Pengumuman ini disampaikan oleh pihak bank pada hari Kamis. Peran barunya yang dimulai tahun depan ini akan menuntut Kanda untuk menavigasi ADB melalui tantangan baru, seperti membantu Asia mengurangi kemiskinan dan mengurangi risiko perubahan iklim.

Saat ini menjabat sebagai penasihat khusus Perdana Menteri Shigeru Ishiba, Kanda akan mulai menjabat pada tanggal 24 Februari 2025, demikian disampaikan ADB dalam sebuah pernyataan resmi. "Saya ingin melakukan yang terbaik untuk mengatasi masalah global seperti yang berkaitan dengan infrastruktur, pengurangan kemiskinan, dan perubahan iklim," kata Kanda kepada wartawan setelah pengumuman tersebut. Ia akan menggantikan Masatsugu Asakawa, mantan diplomat mata uang Jepang lainnya, dan akan menjalani sisa masa jabatan Asakawa yang berakhir pada November 2026.

Hasil ini telah diperkirakan secara luas karena tidak ada kandidat lain yang bersaing untuk posisi tersebut. Ketiadaan pesaing ini menunjukkan kepercayaan dan reputasi yang kuat yang dimiliki Kanda di kancah internasional, khususnya dalam dunia keuangan dan diplomasi. Pengalamannya yang luas dalam menangani isu-isu ekonomi global, ditambah dengan rekam jejaknya dalam menangani intervensi pasar mata uang, menjadikannya figur yang ideal untuk memimpin ADB di masa depan.

Tantangan Kepemimpinan di Era Perubahan Iklim

Penunjukan Kanda terjadi pada saat lembaga-lembaga pembangunan multilateral berada di bawah tekanan untuk meningkatkan pembiayaan iklim bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. ADB, sebagai salah satu lembaga tersebut, menghadapi tantangan yang signifikan mengingat Asia merupakan salah satu wilayah yang paling rentan terhadap bencana alam. Kanda akan memimpin ADB pada saat pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden terpilih (pada saat artikel ditulis) diperkirakan akan mengurangi upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Dinamika geopolitik ini akan memerlukan strategi yang cermat dan kolaborasi internasional yang kuat dari pihak Kanda untuk memastikan keberlanjutan program dan inisiatif ADB.

Kanda akan menghadapi tugas berat untuk menyeimbangkan prioritas pembangunan ekonomi dengan kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini memerlukan pendekatan yang holistik, yang mengintegrasikan strategi pembangunan berkelanjutan ke dalam seluruh program ADB. Pengalamannya dalam negosiasi internasional akan sangat krusial dalam mengamankan komitmen pendanaan dari berbagai negara dan organisasi internasional, khususnya dalam menghadapi potensi penurunan dukungan dari beberapa negara utama.

Warisan dan Harapan Masa Depan ADB

Sejak didirikan pada tahun 1966, posisi tertinggi di ADB selalu dijabat oleh seseorang dari Jepang, yang bersama Amerika Serikat, merupakan pemegang saham terbesar bank tersebut. Tradisi ini mencerminkan peran penting kedua negara dalam pembangunan ekonomi Asia. Kanda, yang mengundurkan diri pada bulan Juli setelah tiga tahun menjabat sebagai wakil menteri keuangan Jepang untuk urusan internasional, memimpin intervensi pembelian yen secara besar-besaran di pasar mata uang pada tahun 2022 dan 2024. Pengalamannya dalam intervensi pasar valuta asing ini menunjukkan kemampuannya dalam merespon situasi ekonomi yang bergejolak dan mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

Dengan latar belakang yang kuat ini, diharapkan Kanda dapat membawa ADB ke arah yang lebih inovatif dan efektif dalam menghadapi tantangan global. Ia diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kepemimpinannya akan diuji dalam kemampuannya untuk memobilisasi sumber daya, membangun konsensus, dan memastikan akuntabilitas dalam menjalankan program-program ADB. Suksesnya Kanda dalam memimpin ADB akan berdampak signifikan pada kehidupan jutaan orang di Asia, dan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi dan keberlanjutan di kawasan tersebut. Masa depan ADB, di bawah kepemimpinan Kanda, akan menjadi pengamat penting bagi perkembangan ekonomi global dan upaya penanganan perubahan iklim di kawasan Asia Pasifik.