Misteri 26 Burung Nuri Langka di Kebun Binatang Swasta India

Misteri 26 Burung Nuri Langka di Kebun Binatang Swasta India

Pusat penyelamatan dan rehabilitasi hewan seluas 3.500 hektar bernama Vantara, terletak di negara bagian Gujarat, India, menjadi sorotan dunia. Vantara, yang diresmikan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi, menampung sekitar 2.000 spesies hewan. Kehadirannya yang megah, lengkap dengan taman yang terawat dan fasilitas mewah—bahkan menyediakan popcorn untuk gajah, seperti yang terlihat dalam tur media yang dipimpin oleh Anant Ambani, putra bungsu miliarder Mukesh Ambani—menarik perhatian, namun juga memicu kontroversi internasional.

Impor Hewan Eksotis dalam Skala Besar

Sebuah analisis terhadap 2.500 catatan bea cukai yang tersedia secara komersial mengungkapkan impor hewan eksotis Vantara dalam jumlah yang luar biasa sejak tahun 2022. Daftar hewan yang diimpor menyerupai kisah bahtera Nuh modern: 2.896 ular, 1.431 kura-kura, 219 harimau, 149 cheetah, 105 jerapah, 62 simpanse, 20 badak, dan puluhan reptil, termasuk kadal berekor duri dan bunglon berkerudung. Hewan-hewan ini berasal dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Venezuela, Republik Demokratik Kongo, dan Uni Emirat Arab. Total nilai impor yang tercatat mencapai 9 juta dolar AS, meskipun juru bicara Vantara menegaskan bahwa angka tersebut mencakup biaya pengiriman dan asuransi, bukan harga hewan itu sendiri. Mereka menekankan bahwa tidak ada transaksi komersial yang terlibat dalam transfer hewan ke Vantara.

Perdebatan Sengit Seputar Nuri Spix

Namun, kontroversi terbesar berkisar pada 26 ekor Nuri Spix ( Cyanopsitta spixii ), burung beo biru cerah dengan ritual kawin yang rumit. Nuri Spix dinyatakan punah di alam liar pada tahun 2019, tetapi program penangkaran telah memungkinkan beberapa individu untuk dilepaskan kembali ke habitat aslinya di Brasil. Kehadiran 26 ekor Nuri Spix di Vantara memicu perdebatan sengit. Catatan bea cukai menunjukkan bahwa burung-burung tersebut diterbangkan dari Berlin ke Ahmedabad pada 4 Februari 2023, dengan biaya, asuransi, dan pengiriman sebesar 969 dolar AS per ekor. Pajak bea cukai dan bea masuk lokal sebesar 19.000 dolar AS dibebaskan sesuai dengan praktik di India.

Ketidaksepakatan Internasional

Brasil menyatakan tidak memberikan izin untuk transfer Nuri Spix ke India dan telah menyampaikan keprihatinan tersebut dalam pertemuan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Lembaga Chico Mendes untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati, sebuah lembaga pemerintah Brasil, menyatakan bahwa Vantara belum bergabung dengan Program Manajemen Populasi Nuri Spix, yang merupakan syarat utama untuk keterlibatan resmi lembaga tersebut dalam upaya konservasi spesies. Mereka juga menegaskan bahwa tidak ada lembaga India yang berpartisipasi dalam program tersebut, sehingga tidak ada alasan untuk mengirim Nuri Spix ke India.

Brasil mengakhiri perjanjiannya dengan ACTP (Association for the Conservation of Threatened Parrots), sebuah organisasi nirlaba Jerman yang bermitra dengan otoritas Brasil untuk membiakkan Nuri Spix, pada tahun lalu. Brasil menuduh ACTP telah mengirim Nuri Spix ke negara lain dalam "transaksi komersial" tanpa persetujuan Brasil. ACTP membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa transfer Nuri Spix ke India bukan bersifat komersial.

Juru bicara Vantara menyatakan bahwa transfer Nuri Spix tersebut "benar-benar sah, non-komersial, dan dilakukan sebagai pengaturan pembiakan konservasi dengan ACTP." Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup Jerman menyatakan telah menyetujui transfer Nuri Spix pada tahun 2023 dengan "niat baik," tetapi tidak berkonsultasi dengan Brasil pada saat itu. Tahun lalu, setelah berkonsultasi dengan otoritas Brasil, Jerman menolak permohonan transfer lebih lanjut Nuri Spix ke Vantara dengan alasan kebun binatang tersebut "bukan peserta" dalam program manajemen populasi spesies.

Investigasi dan Reaksi Internasional

Mahkamah Agung India memerintahkan penyelidikan untuk memeriksa apakah akuisisi dan perawatan hewan di Vantara sesuai dengan hukum India dan CITES. Penyelidikan tersebut menyimpulkan tidak ada pelanggaran hukum. Namun, pejabat Eropa menyatakan akan terus mengawasi setiap aplikasi pengiriman satwa liar ke Vantara. Komisioner Lingkungan Uni Eropa, Jessika Roswall, menyatakan bahwa negara-negara Uni Eropa akan memberikan perhatian khusus pada permintaan ekspor yang ditujukan ke India dan fasilitas tersebut, dan akan menilai permintaan tersebut dengan pengawasan yang lebih ketat.

Laporan tahunan Vantara menunjukkan bahwa hanya 20% dari 6.355 hewan yang tiba di Vantara pada tahun yang berakhir Maret 2024 berasal dari India. Secara keseluruhan, Vantara telah mengimpor spesies dari 40 negara. Meskipun penyelidikan India menyatakan tidak ada pelanggaran, perdebatan internasional mengenai transfer Nuri Spix dan praktik impor hewan eksotis Vantara tetap berlanjut, dengan berbagai pihak berupaya untuk mencapai resolusi melalui CITES. Konsultasi antara Brasil, India, dan Jerman sedang berlangsung, menandakan upaya untuk menyelesaikan kontroversi ini.