Pasar Kerja AS: Pertumbuhan Lambat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Pasar Kerja AS: Pertumbuhan Lambat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Pasar kerja Amerika Serikat menunjukkan gambaran yang kompleks pada Mei 2018. Meskipun angka pengangguran tetap rendah, sejumlah faktor menunjukkan perlambatan pertumbuhan dan kesulitan bagi pencari kerja. Laporan mingguan klaim pengangguran dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penurunan klaim baru menjadi 227.000 pada minggu yang berakhir 17 Mei, sedikit di bawah perkiraan para ekonom. Penurunan ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan lapangan kerja tetap stabil, namun hal ini juga mencerminkan keraguan perusahaan untuk menambah jumlah karyawan.

Keengganan Perusahaan Menambah Karyawan

Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS, mencatat bahwa perusahaan memilih untuk mempertahankan jumlah karyawan mereka meskipun terjadi perubahan kebijakan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk perubahan kebijakan tarif, deportasi massal imigran, dan pemecatan pegawai negeri, membuat perusahaan cenderung berhati-hati dalam menambah tenaga kerja. Situasi ini menciptakan kondisi di mana meskipun pertumbuhan pekerjaan masih terjadi, namun pencari kerja menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan baru. Kondisi ini menunjukkan adanya pasar kerja yang relatif "kaku," dimana perusahaan mempertahankan jumlah karyawan mereka yang ada, bukan menambahnya.

Tanda-Tanda Perlambatan di Sektor Tertentu

Meskipun angka klaim pengangguran secara keseluruhan menunjukkan angka yang relatif rendah, beberapa indikator menunjukkan perlambatan yang mungkin terjadi di masa mendatang. Survei dari S&P Global menunjukkan bahwa pengukuran komposit pekerjaan di industri manufaktur dan jasa memasuki wilayah kontraksi pada bulan Mei. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran tentang prospek permintaan di masa mendatang, serta kekhawatiran tentang meningkatnya biaya dan kekurangan tenaga kerja.

Aktivitas bisnis memang meningkat pada bulan Mei, sebagian besar dipengaruhi oleh gencatan senjata dalam perang dagang antara AS dan China. Penangguhan tarif yang lebih tinggi selama 90 hari kemungkinan menyebabkan beberapa perusahaan meningkatkan impor dan pesanan. Namun, para ekonom memperkirakan akan terjadi PHK di sektor transportasi, pergudangan, dan ritel karena tarif berdampak pada pengeluaran konsumen. Samuel Tombs, kepala ekonom AS di Pantheon Macroeconomics, memperkirakan bahwa klaim mingguan akan meningkat menjadi sekitar 250.000 pada akhir Juni, seiring dengan perlambatan pengeluaran konsumen dan peningkatan PHK.

Tekanan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat

Peningkatan aktivitas bisnis pada bulan Mei juga disertai dengan peningkatan tekanan harga, yang menunjukkan kemungkinan percepatan inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berkontraksi pada kuartal Januari-Maret untuk pertama kalinya dalam tiga tahun semakin menambah kekhawatiran. Meskipun demikian, kabar positif datang dari lolosnya "big, beautiful bill" Trump di DPR, meskipun hal ini diperkirakan akan menambah utang federal sebesar $3,8 triliun dalam dekade berikutnya.

Pasar Perumahan yang Lesu

Selain pasar kerja, sektor perumahan juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Penjualan rumah yang ada turun 0,5% pada bulan April menjadi 4,00 juta unit, tingkat penjualan terlambat untuk bulan April sejak tahun 2009. Persediaan rumah meningkat 9,0% menjadi 1,45 juta unit, yang tertinggi dalam lebih dari empat tahun. Tingkat hipotek yang tinggi dan ketidakpastian tentang kondisi keuangan ke depan menyebabkan banyak pembeli menunda pembelian rumah. Daniel Vielhaber dari Nationwide memperkirakan penurunan pasar perumahan akan berlanjut hingga akhir tahun.

Analisis Lebih Lanjut: Klaim Berkelanjutan dan Durasi Pengangguran

Data klaim berkelanjutan, yang menunjukkan jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran setelah minggu pertama, meningkat 36.000 menjadi 1,903 juta pada minggu yang berakhir 10 Mei. Angka ini kembali ke level yang terakhir terlihat pada November 2021. Kenaikan ini menunjukkan tekanan yang meningkat pada angka pengangguran. Durasi rata-rata pengangguran juga meningkat menjadi 10,4 minggu pada bulan April dari 9,8 minggu pada bulan Maret, menunjukkan bahwa banyak orang yang kehilangan pekerjaan mengalami pengangguran dalam jangka waktu yang lama karena sulitnya mencari pekerjaan baru. Hal ini semakin diperkuat oleh keengganan perusahaan untuk menambah karyawan. Laporan selanjutnya mengenai klaim berkelanjutan akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kesehatan pasar kerja pada bulan Mei. Kesimpulannya, pasar kerja AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan, yang diperumit oleh ketidakpastian ekonomi dan peningkatan tekanan inflasi.

Kesimpulan: Jalan Berliku di Depan

Meskipun angka pengangguran masih relatif rendah dan pertumbuhan lapangan kerja masih terjadi, sejumlah indikator menunjukkan perlambatan di masa mendatang. Keengganan perusahaan untuk menambah karyawan, peningkatan tekanan inflasi, dan pelemahan pasar perumahan menciptakan lingkungan ekonomi yang menantang. Pemantauan yang ketat terhadap data ekonomi mendatang, khususnya klaim pengangguran berkelanjutan, sangat penting untuk memahami arah pasar kerja AS di masa depan. Perlu dicatat bahwa analisis ini didasarkan pada data yang tersedia pada waktu penulisan artikel ini dan mungkin berubah seiring dengan munculnya data baru.