Pelantikan Presiden Mahama dan Tantangan Ekonomi Ghana

Pelantikan Presiden Mahama dan Tantangan Ekonomi Ghana

Pelantikan John Dramani Mahama untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Ghana pada Selasa lalu di Accra menandai sebuah babak baru bagi negara penghasil kakao terbesar kedua di dunia ini. Upacara yang berlangsung di Lapangan Kemerdekaan Accra, tempat yang sama di mana Kwame Nkrumah dilantik lebih dari enam dekade lalu, dihadiri oleh lebih dari 20 presiden dan kepala negara dari seluruh dunia. Kemenangan telak Mahama dalam pemilihan presiden 7 Desember lalu menandai kembalinya beliau ke tampuk kekuasaan setelah mengalahkan Nana Akufo-Addo yang telah memimpin selama dua periode. Pelantikan ini juga memperkuat tradisi demokrasi Ghana di tengah gejolak politik di beberapa negara Afrika Barat lainnya yang dilanda kudeta militer dan pemberontakan kelompok jihadis.

Janji Mahama dan Harapan Rakyat

Dalam pidato pelantikannya, Mahama mengakui kesulitan ekonomi yang dialami rakyat Ghana. "Kita adalah bangsa yang terpuruk oleh krisis ekonomi dan kesulitan hidup. Namun, ada harapan di cakrawala," ucapnya di tengah sorak-sorai ribuan pendukungnya. Pernyataan ini merefleksikan realita ekonomi Ghana yang masih berjuang pulih dari dampak pandemi COVID-19, krisis biaya hidup, program bailout dari Dana Moneter Internasional (IMF), dan gagal bayar utang negara. Meskipun pertumbuhan ekonomi mulai terlihat, Mahama menghadapi tekanan besar untuk segera memenuhi janji kampanyenya. Pengangguran pemuda yang tinggi dan korupsi yang merajalela menjadi isu krusial yang harus ditangani.

Godfred Bokpin, profesor keuangan di Universitas Ghana, mengungkapkan kekhawatiran akan meningkatnya kekecewaan publik terhadap sistem demokrasi Ghana. "Rata-rata warga Ghana semakin tidak sabar dengan demokrasi kita," ujarnya kepada Reuters. "Mereka telah melakukan bagian mereka dengan memilih, tetapi mereka bertanya: apa yang telah mereka peroleh dari demokrasi ini?" Pertanyaan ini menyoroti pentingnya pemerintahan Mahama untuk segera memberikan hasil nyata yang dapat dirasakan oleh rakyat.

Tantangan Ekonomi yang Menanti

Mahama menjanjikan model ekonomi baru yang berfokus pada pertanian dan agribisnis sebagai pencipta lapangan kerja, stimulan industri lokal, dan penarik investasi asing. Mayoritas dua pertiga yang diraih oleh Partai Kongres Demokratik Nasional (NDC) di parlemen diharapkan dapat memberikan dukungan kuat bagi implementasi kebijakan-kebijakan tersebut. Namun, sejumlah tantangan ekonomi besar menghantui pemerintahan baru ini.

Krisis energi menjadi ancaman awal yang serius. Tunggakan pembayaran kepada penyedia layanan diperkirakan mencapai lebih dari US$2,5 miliar. Kondisi ini berpotensi menghambat produksi dan menggagalkan pemulihan ekonomi yang masih rapuh. Bright Simons dari lembaga think tank IMANI di Accra menilai pemerintahan sebelumnya hanya melakukan penambalan sementara terhadap masalah ekonomi yang mendasar. "Mereka meninggalkan luka yang bernanah untuknya," kata Simons.

Selain krisis energi, inflasi dan fluktuasi nilai tukar juga menjadi masalah mendesak. Inflasi yang mencapai 23% pada November, didorong oleh kenaikan harga pangan, menekan pendapatan masyarakat. "Kita bisa membicarakan gedung pencakar langit dan hal-hal yang kompleks, tetapi kenyataannya adalah bahwa rata-rata warga Ghana kelaparan. Anda harus memprioritaskan produksi pangan," tegas Bokpin.

Jalan Menuju Pemulihan

Keberhasilan Mahama dalam mengatasi tantangan ekonomi akan menentukan keberlanjutan pemerintahannya dan kepercayaan rakyat terhadap sistem demokrasi Ghana. Implementasi model ekonomi baru yang berfokus pada pertanian dan agribisnis, serta upaya untuk mengatasi krisis energi, inflasi, dan pengangguran, akan menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya. Kemampuan Mahama untuk memberantas korupsi dan membangun kembali kepercayaan publik juga akan menentukan masa depan Ghana. Dunia internasional pun akan mengamati dengan seksama bagaimana Mahama dapat memimpin Ghana keluar dari krisis dan menuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Suksesnya bukan hanya sekadar keberhasilan ekonomi, tetapi juga keberhasilan dalam memenuhi harapan dan aspirasi rakyat Ghana akan kehidupan yang lebih baik.