Pelemahan Pasar Kerja Inggris: Tren Ketenagakerjaan Maret 2025
Pelemahan Pasar Kerja Inggris: Tren Ketenagakerjaan Maret 2025
Pasar kerja Inggris menunjukkan pelemahan yang berkelanjutan pada bulan Maret 2025. Jumlah pencari kerja meningkat paling signifikan dalam lebih dari empat tahun terakhir, mencerminkan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meningkat dan sikap perusahaan yang lebih berhati-hati dalam perekrutan. Survei yang diterbitkan pada Jumat lalu oleh Recruitment and Employment Confederation (REC) menggarisbawahi kondisi ini.
Perlambatan Perekrutan dan Peningkatan Penawaran Tenaga Kerja
REC melaporkan perlambatan pesat dalam proses perekrutan. Penempatan permanen mengalami penurunan selama dua setengah tahun terakhir, meskipun penurunan tersebut kurang tajam dibandingkan awal tahun. Yang lebih mengkhawatirkan, ketersediaan tenaga kerja meningkat dengan pesat, mencapai tingkat tertinggi sejak Desember 2020. Faktor utama di balik peningkatan ini adalah meningkatnya jumlah PHK dan berkurangnya lowongan pekerjaan.
Analisis Neil Carberry dan Prospek Masa Depan
Neil Carberry, CEO REC, mengamati adanya tanda-tanda pelemahan perekrutan yang mulai mereda. Namun, ia tetap mengakui tantangan yang dihadapi para pengusaha, terutama terkait peningkatan kontribusi jaminan sosial yang diputuskan oleh Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, yang mulai berlaku pada bulan Maret. Carberry menyatakan bahwa angka-angka tersebut, mengingat dampak besar peningkatan pajak penggajian, sedikit lebih baik dari yang diperkirakan dan menunjukkan potensi yang ada di pasar. Ia juga memprediksi adanya peningkatan perekrutan secara siklis pada tahun 2025. Namun, prospek jangka pendek menjadi tidak pasti karena kebijakan pemerintah AS yang mengganggu sistem perdagangan global.
Dampak Kebijakan Pemerintah AS dan Survei REC-KPMG
Survei REC, yang dilakukan bersama firma akuntansi KPMG antara 12 Maret dan 25 Maret, dilakukan sebelum pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai tarif impor yang luas. Meskipun sebagian besar tarif tersebut kemudian diturunkan pada 9 April, dampaknya terhadap ketidakpastian ekonomi global tetap terasa. REC mencatat bahwa pertumbuhan upah untuk perekrutan permanen tetap rendah menurut standar historis, meskipun terjadi peningkatan sedikit pada bulan Maret dibandingkan dengan posisi terendah empat tahun pada bulan Februari. Pertumbuhan upah sementara juga meningkat sedikit, mencapai titik tertinggi tiga bulan.
Tekanan Inflasi dan Kepercayaan Konsumen
Bank of England terus memantau tekanan inflasi di pasar kerja untuk menentukan waktu yang tepat dalam menurunkan suku bunga. Sebuah survei terpisah yang diterbitkan pada hari yang sama menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen tetap stagnan pada kuartal pertama tahun 2025. Deloitte, firma akuntansi yang melakukan survei tersebut, mencatat peningkatan kepercayaan konsumen yang hanya sebesar 0,3 poin persentase.
Dampak Ketidakpastian Global terhadap Pengeluaran Konsumen
Ian Stewart, kepala ekonom di Deloitte, menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian global yang tinggi, konsumen Inggris yang lebih berhati-hati kemungkinan akan membatasi kemampuan bisnis untuk meneruskan biaya upah dan biaya lainnya kepada konsumen. Ia menambahkan bahwa kebangkitan pengeluaran konsumen akan bergantung pada pasar kerja yang tetap stabil dan tekanan inflasi yang terkendali. Kesimpulannya, pelemahan pasar kerja Inggris pada bulan Maret 2025 merupakan gambaran kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan pemerintah domestik hingga ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ini menciptakan tantangan bagi para pelaku bisnis dan mempengaruhi kepercayaan konsumen, yang pada akhirnya akan menentukan arah pemulihan ekonomi Inggris di masa mendatang. Pemantauan berkelanjutan terhadap tren ketenagakerjaan dan indikator ekonomi lainnya sangat penting untuk memahami dampak penuh dari situasi ini dan untuk merumuskan strategi yang tepat. Perlu diperhatikan bahwa data ini merupakan hasil survei dan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan gambaran keseluruhan ekonomi Inggris.