Pelemahan Rupiah di Akhir Tahun 2024: Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Pelemahan Rupiah di Akhir Tahun 2024: Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS
Pada Selasa pagi, tepatnya pukul 09.45 waktu India (IST), nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tercatat melemah sedikit di angka 85.59. Angka ini menunjukkan penurunan tipis dibandingkan penutupan sesi sebelumnya di 85.5350. Pelemahan ini terjadi di tengah volume perdagangan yang relatif rendah, mengingat hari tersebut merupakan hari perdagangan terakhir tahun 2024. Kondisi ini sejalan dengan tren penurunan yang dialami mata uang-mata uang Asia lainnya. Indeks dolar sendiri relatif stabil di sekitar angka 108.
Dampak Pelemahan Mata Uang Asia
Mayoritas mata uang Asia menunjukkan penurunan nilai pada hari tersebut. Baht Thailand mengalami penurunan yang cukup signifikan, mendekati 0.7%, menjadi yang terburuk di antara mata uang-mata uang Asia lainnya. Seorang pedagang dari bank swasta menengah menjelaskan bahwa permintaan dolar AS cukup luas, namun volume perdagangan lebih rendah dari biasanya. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh libur akhir tahun. Pedagang tersebut juga menambahkan bahwa perlu diperhatikan potensi intervensi dari Reserve Bank of India (RBI) menjelang akhir sesi perdagangan. Intervensi tersebut diharapkan dapat membantu Rupiah untuk menutup tahun di angka yang lebih kuat dari 85.50.
Kinerja Rupiah Sepanjang Desember 2024
Sepanjang bulan Desember 2024, Rupiah mengalami pelemahan lebih dari 1%. Hal ini menjadikan bulan Desember sebagai bulan dengan performa terburuk Rupiah dalam dua tahun terakhir. Pelemahan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik yang saling terkait.
Faktor Global yang Mempengaruhi Rupiah
Secara global, pergeseran kebijakan Federal Reserve yang cenderung hawkish (agresif menaikkan suku bunga) telah meningkatkan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Ekspektasi terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang baru dilantik juga turut berkontribusi terhadap penguatan dolar AS. Indeks dolar AS meningkat lebih dari 2% sepanjang bulan Desember, sementara imbal hasil obligasi Treasury AS berjangka 10 tahun naik lebih dari 35 basis poin. Kondisi ini menciptakan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah.
Faktor Domestik yang Mempengaruhi Rupiah
Di sisi domestik, kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi India dan melebarnya defisit perdagangan turut menambah tekanan terhadap Rupiah. Aliran modal asing ke India juga terbilang lesu, melemahkan daya dukung Rupiah. Kombinasi faktor eksternal dan internal ini menciptakan tantangan bagi stabilitas nilai tukar Rupiah.
Prediksi Pergerakan Rupiah ke Depan
Amit Pabari, direktur pelaksana di perusahaan penasihat valuta asing CR Forex, memprediksi bahwa dalam jangka pendek, Rupiah kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan. Ia memperkirakan nilai tukar Rupiah akan berada dalam kisaran 85.20 hingga 85.80 terhadap dolar AS. Prediksi ini mempertimbangkan berlanjutnya ketidakpastian global dan tantangan ekonomi domestik yang dihadapi India. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang komprehensif untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan mengelola dampak dari faktor-faktor global dan domestik. Peran Reserve Bank of India (RBI) dalam menjaga stabilitas pasar valuta asing akan sangat menentukan. Pengelolaan kebijakan moneter yang tepat dan strategi intervensi yang terukur menjadi kunci untuk meminimalisir dampak negatif dari pelemahan Rupiah. Selain itu, upaya pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi defisit perdagangan juga sangat krusial dalam jangka panjang untuk memperkuat nilai Rupiah.