Pelonggaran Regulasi RBI terhadap Perusahaan Keuangan Non-Bank di India
Pelonggaran Regulasi RBI terhadap Perusahaan Keuangan Non-Bank di India
Bank Sentral India (Reserve Bank of India/RBI) telah mulai melonggarkan pembatasan terhadap perusahaan keuangan non-bank (NBFC) setelah perusahaan-perusahaan tersebut menunjukkan peningkatan kepatuhan menyusul serangkaian pembatasan pengawasan. Tingkat suku bunga yang tinggi dan regulasi yang lebih ketat telah disebut-sebut sebagai kontributor melemahnya permintaan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi India, termasuk dalam laporan terbaru dari kementerian keuangan federal. Bank sentral India juga mendapatkan kepala baru pada bulan Desember dengan Sanjay Malhotra menggantikan Shaktikanta Das.
Pembebasan Pembatasan terhadap Beberapa NBFC
Sejumlah NBFC telah merasakan dampak positif dari pelonggaran regulasi ini. Beberapa di antaranya adalah:
-
ASIRVAD MICRO FINANCE, DMI FINANCE, AROHAN FINANCIAL SERVICES, NAVI FINSERV: Pada hari Rabu, RBI mencabut pembatasan yang diberlakukan pada DMI Finance dan Asirvad Micro Finance (milik Manappuram Finance) dengan segera berlaku. Pada bulan Oktober, regulator melarang kedua perusahaan tersebut, bersama dengan Arohan Financial Services dan Navi Finserv, untuk memberikan dan menyalurkan pinjaman karena penetapan harga yang "usurious" (riba) dan membebankan mark-up yang signifikan terhadap biaya pendanaan mereka. Pembatasan yang sama terhadap Arohan dicabut minggu lalu, dan terhadap Navi pada bulan Desember.
-
EDELWEISS ASSET RECONSTRUCTION, ECL FINANCE: Bulan lalu, bank sentral mencabut pembatasan terhadap Edelweiss Asset Reconstruction dan ECL Finance, yang pertama kali diberlakukan pada Mei 2024. Pembatasan tersebut melarang mereka untuk memperoleh aset keuangan atau melakukan transaksi terstruktur. Regulator merasa puas dengan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai "evergreening" dari pinjaman macet. Istilah "evergreening" merujuk pada praktik memperpanjang jatuh tempo pinjaman macet tanpa menyelesaikan masalah pokoknya.
-
JM FINANCIAL: Sebuah unit dari perusahaan jasa keuangan JM Financial pada bulan Oktober kembali melanjutkan kegiatan pembiayaan yang berkaitan dengan saham dan obligasi, termasuk pinjaman untuk subskripsi IPO setelah bank sentral mengakhiri tindakan pembatasan. Pada bulan Maret, RBI melarang JM Financial Products menerbitkan pinjaman tersebut karena pelanggaran peraturan dan masalah tata kelola.
-
IIFL FINANCE: Pada bulan September, RBI mengizinkan IIFL Finance untuk kembali menerbitkan pinjaman emas. Bank sentral sebelumnya melarang perusahaan tersebut menawarkan pinjaman emas pada bulan Maret, dengan alasan kekhawatiran tentang penilaian jaminan emas dan pelanggaran rasio maksimum pinjaman terhadap nilai (loan-to-value ratio), di antara masalah lainnya.
-
BAJAJ FINANCE: Pada bulan Mei, RBI membalikkan pembatasan yang diberlakukan pada Bajaj Finance, NBFC terbesar di India, yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk memulai kembali penyaluran pinjaman di bawah dua produk pinjamannya. Pembatasan tersebut diberlakukan pada November 2023 karena ketidakpatuhan terhadap pedoman pinjaman digital bank sentral.
Dampak Pelonggaran Regulasi terhadap Ekonomi India
Langkah RBI untuk melonggarkan pembatasan pada NBFC ini menunjukkan upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Pembatasan sebelumnya, yang diberlakukan untuk mengatasi praktik-praktik yang tidak bertanggung jawab dan melindungi konsumen, telah menyebabkan penurunan aktivitas kredit dan investasi. Pelonggaran ini diharapkan dapat meningkatkan aliran kredit ke sektor riil, mendorong investasi, dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, penting bagi NBFC untuk tetap mematuhi peraturan yang ada dan menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab untuk menghindari pembatasan lebih lanjut di masa depan. RBI akan terus memantau kepatuhan NBFC dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan stabilitas dan kesehatan sistem keuangan India. Keberhasilan pelonggaran ini akan sangat bergantung pada bagaimana NBFC memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak dan bertanggung jawab, serta pada kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan ekonomi yang masih ada. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan juga akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. Pemerintah dan RBI diharapkan akan terus melakukan pengawasan ketat untuk memastikan bahwa pelonggaran ini tidak akan menyebabkan masalah baru di masa mendatang. Perkembangan ini menunjukkan kompleksitas regulasi dan pengawasan sektor keuangan di India, serta upaya berkelanjutan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan konsumen.