Perekonomian Jepang Menuju Peningkatan: Inflasi, Penjualan Ritel, dan Produksi Industri Menguat
Perekonomian Jepang Menuju Peningkatan: Inflasi, Penjualan Ritel, dan Produksi Industri Menguat
Inflasi Tokyo Melonjak, Mengindikasikan Peningkatan Ekonomi
Data pemerintah yang dirilis pada Jumat menunjukkan peningkatan harga konsumen di wilayah metropolitan Tokyo untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir pada November. Inflasi konsumen, tidak termasuk makanan segar, meningkat 2,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, naik dari kenaikan 1,8% pada Oktober. Angka ini sedikit lebih tinggi dari ekspektasi banyak ekonom. Peningkatan ini dianggap sebagai indikator awal tren nasional, yang menunjukkan bahwa inflasi berkembang sesuai dengan ekspektasi Bank of Japan (BOJ). Kenaikan harga energi sebesar 7,4% pada November turut berkontribusi, disebabkan oleh berkurangnya efek subsidi energi pemerintah. Harga layanan, yang menjadi perhatian khusus Gubernur BOJ Kazuo Ueda, juga naik 0,9% setelah kenaikan 0,8% pada Oktober.
Peningkatan inflasi ini semakin memperkuat argumen untuk kenaikan suku bunga yang segera dilakukan, dan mendorong penguatan yen terhadap dolar pada Jumat pagi di Tokyo. Yen menguat menjadi 149,85 terhadap dolar dari sekitar 151,50 yen sebelumnya dalam sesi tersebut. Aversi risiko juga kemungkinan berkontribusi pada penguatan yen, karena mata uang ini dianggap sebagai safe-haven currency.
Perbedaan Pendapat Terhadap Kenaikan Suku Bunga BOJ
Beberapa ekonom dan investor memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya di akhir Desember, sementara yang lain melihat kenaikan pada Januari sebagai kemungkinan yang lebih besar. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo mendukung prediksi Capital Economics mengenai kenaikan suku bunga pada Desember. Firma riset ini memperkirakan hasil di Tokyo berarti inflasi nasional, tidak termasuk makanan segar dan biaya energi, kemungkinan juga meningkat di atas target 2% BOJ pada November.
"Dan dengan yen yang diperkirakan akan tetap lemah lebih lama dan negosiasi upah Shunto yang akan datang akan menghasilkan kenaikan gaji besar lainnya, kami memperkirakan inflasi tidak termasuk makanan segar dan energi akan tetap di atas 2% untuk sebagian besar tahun depan," kata Marcel Thieliant, kepala Asia-Pasifik di Capital Economics.
Penjualan Ritel dan Produksi Industri Mengalami Peningkatan
Terpisah, angka penjualan ritel yang dirilis pada Jumat juga menunjukkan peningkatan permintaan konsumen – faktor lain yang diperhatikan BOJ karena berupaya menciptakan siklus positif pengeluaran dan pertumbuhan harga. Meskipun harga telah meningkat, penjualan ritel Oktober naik 1,6% secara tahunan, hampir dua kali lipat dari peningkatan 0,7% pada September. Produksi industri menambah kabar baik, karena pemerintah menyatakan output Oktober naik 3,0% dari bulan sebelumnya, jauh lebih tinggi dari kenaikan 1,6% pada September.
Pertimbangan BOJ Mengenai Kebijakan AS dan Pertumbuhan Ekonomi
Namun, beberapa ekonom berpendapat bahwa BOJ dapat menunda pengetatan lebih lanjut hingga tahun depan, ketika ada lebih banyak kejelasan tentang kebijakan AS dan dampaknya terhadap perdagangan global. Gubernur BOJ telah menyatakan bahwa bank akan memasukkan efek kebijakan AS ke dalam prospek ekonomi segera setelah presiden terpilih mengumumkan detailnya.
Untuk saat ini, ekonom di UOB masih berpikir bahwa BOJ akan menaikkan suku bunga kebijakan menjadi 0,5% bulan depan, yang mereka yakini akan menjadi suku bunga terminal. Peningkatan konsumsi dan inflasi terus menegaskan tren harga yang mendasari yang selaras dengan tujuan 2% BOJ, yang akan meningkatkan kepercayaan bank sentral untuk menaikkan suku bunga sekali lagi pada Desember, jika bukan Januari, kata ekonom Lee Sue Ann dalam sebuah catatan. Namun, menjelang tahun 2025, potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi dan jalur inflasi yang tidak pasti karena kebijakan mungkin cukup untuk membuat Ueda melakukan jeda yang berkepanjangan, kata UOB.
Kesimpulan: Prospek Positif Namun Tetap Ada Ketidakpastian
Data ekonomi terbaru dari Jepang menunjukkan gambaran yang positif, dengan peningkatan inflasi, penjualan ritel, dan produksi industri. Hal ini mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga oleh BOJ, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Ketidakpastian seputar kebijakan ekonomi global, khususnya dari Amerika Serikat, tetap menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan langkah kebijakan moneter selanjutnya. Secara keseluruhan, prospek ekonomi Jepang tampak menjanjikan, namun tetap ada ketidakpastian yang perlu diwaspadai.