Pergantian Kepemimpinan di Partai Liberal Kanada: Era Baru di Tengah Tekanan Ekonomi dan Politik

Pergantian Kepemimpinan di Partai Liberal Kanada: Era Baru di Tengah Tekanan Ekonomi dan Politik

Kanada tengah memasuki babak baru dalam sejarah politiknya. Partai Liberal, yang selama lebih dari sembilan tahun dipimpin oleh Justin Trudeau, bersiap untuk mengumumkan penerusnya pada Minggu ini. Pergantian kepemimpinan ini terjadi di tengah situasi ekonomi dan politik yang penuh tantangan, terutama terkait hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump.

Krisis Kepemimpinan di Tengah Perselisihan Dagang

Pengunduran diri Trudeau pada Januari lalu, di tengah penurunan tingkat kepuasan publik, memaksa Partai Liberal untuk mengadakan kontes kepemimpinan yang cepat. Keputusan ini diambil meskipun Kanada sedang menghadapi perselisihan dagang yang serius dengan AS, yang mengancam perekonomian negara tersebut. Ancaman tarif tambahan dari Trump, dan bahkan ancaman aneksasi Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat, semakin mempersulit situasi.

Drew Fagan, seorang profesor di University of Toronto's Munk School of Global Affairs and Public Policy, mengemukakan bahwa meskipun pergantian kepemimpinan di tengah krisis bilateral bukanlah situasi ideal, proses internal partai tetap berjalan sesuai prosedur. Hal ini menunjukkan komitmen Kanada terhadap demokrasi internal, meskipun berada dalam tekanan eksternal yang signifikan.

Mark Carney: Kandidat Unggulan dengan Latar Belakang Tak Biasa

Mark Carney, mantan gubernur bank sentral Kanada dan Inggris, menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Trudeau. Ia mendapatkan dukungan terbanyak dari anggota partai dan berhasil mengumpulkan dana kampanye paling besar di antara empat kandidat yang bersaing. Kehadirannya di kancah politik Kanada cukup mengejutkan, mengingat latar belakangnya yang bukan berasal dari dunia politik.

Keunggulan Carney terletak pada pengalamannya sebagai pemimpin lembaga keuangan internasional. Ia berargumen bahwa pengalamannya memimpin dua bank sentral membuatnya menjadi kandidat terbaik untuk menghadapi Trump dan tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintahan AS. Carney bahkan menyuarakan dukungannya terhadap penerapan tarif retaliasi dolar-per-dolar terhadap AS dan strategi terkoordinasi untuk meningkatkan investasi di Kanada. Ia juga secara terbuka mengkritik kinerja ekonomi Kanada di bawah kepemimpinan Trudeau, yang dianggapnya belum cukup baik.

Chrystia Freeland: Pengalaman Negosiasi Tapi Terhalang Loyalitas Terdahulu

Chrystia Freeland, mantan wakil perdana menteri, juga ikut dalam kontes kepemimpinan. Ia memiliki pengalaman bernegosiasi dengan Trump selama masa jabatan pertama presiden AS tersebut. Namun, loyalitasnya yang kuat kepada Trudeau selama bertahun-tahun membuatnya kesulitan untuk membedakan dirinya dari mantan pemimpinnya. Keputusannya meninggalkan pemerintahan Trudeau pada Desember lalu, setelah Trudeau mencoba menggantinya dan kritikannya terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah, menjadi sebuah kejutan dan menunjukkan adanya keretakan internal dalam Partai Liberal.

Proses Pemilihan dan Prospek Masa Depan

Sekitar 400.000 anggota Partai Liberal berhak untuk memilih dalam kontes kepemimpinan ini. Sistem pemungutan suara menggunakan metode ranked ballot, di mana pemilih memberi peringkat preferensi kepada para kandidat. Hasilnya akan dihitung dari setiap 343 konstituensi parlemen Kanada. Keberhasilan Carney akan menandai sejarah baru bagi Kanada, sebagai perdana menteri pertama yang berasal dari luar dunia politik.

Meskipun Partai Liberal sempat mengalami penurunan popularitas yang signifikan di awal tahun 2025, hingga tertinggal lebih dari 20 poin di beberapa jajak pendapat, situasi politik kini berubah drastis. Ancaman dari AS dan munculnya sosok Carney berhasil membangkitkan kembali dukungan terhadap Partai Liberal. Richard Johnston, profesor politik di University of British Columbia, menyebutnya sebagai "rally-around-the-flag moment", sebuah fenomena di mana dukungan publik meningkat di tengah krisis nasional.

Perubahan ini juga telah memicu reaksi dari lawan politik mereka. Partai Konservatif, yang dipimpin oleh Pierre Poilievre, berupaya membandingkan Carney dengan Trudeau, dan menuduh Partai Liberal melakukan manuver politik untuk mempertahankan kekuasaan. Poilievre bahkan menuding bahwa kemenangan Carney akan menyenangkan Trump. Carney sendiri telah membantah terlibat dalam penasihat politik untuk Trudeau, dengan alasan kesibukannya dalam berbagai kewajiban global setelah pengunduran dirinya dari semua posisi komersial.

Tantangan di Depan: Pemilihan Umum dan Masa Depan Kanada

Siapa pun yang terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal akan menghadapi tantangan besar. Pemilihan umum harus diadakan paling lambat Oktober 2025. Ada spekulasi bahwa pemilu akan digelar lebih cepat, bahkan sebelum parlemen kembali bersidang pada akhir bulan. Polls menunjukkan bahwa baik Liberal maupun Konservatif tidak akan mampu membentuk pemerintahan mayoritas. Meskipun secara hukum Carney dapat menjabat sebagai perdana menteri tanpa kursi di House of Commons, tradisi mengharuskannya untuk segera mendapatkan kursi parlemen. Ini mengingatkan pada kasus John Turner pada tahun 1984, yang juga menjabat sebagai perdana menteri tanpa terlebih dahulu menjadi anggota parlemen. Masa depan politik Kanada kini berada di ujung tanduk, menunggu hasil pemilihan kepemimpinan Partai Liberal dan konsekuensi politiknya.