Pergerakan Dolar AS dan Dinamika Pasar Mata Uang Global
Pergerakan Dolar AS dan Dinamika Pasar Mata Uang Global
Dolar AS Menguat Terhadap Yen Jepang
Dolar Amerika Serikat (USD) mencapai titik tertinggi bulan ini terhadap Yen Jepang (JPY) pada hari Selasa. Penguatan ini didorong oleh antisipasi rilis data inflasi AS pada hari berikutnya. Data tersebut diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed). Pada pukul 01.21 GMT, USD menguat 0,16% terhadap JPY, mencapai level 151,45. USD bahkan sempat menyentuh angka 151,55, level tertinggi sejak 28 November lalu.
Meskipun pasar telah memprediksi penurunan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin pada 18 Desember sebagai hal yang hampir pasti, Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada hari Rabu dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang ruang gerak pembuat kebijakan untuk pelonggaran moneter pada tahun depan. Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS yang melonjak pada bulan November. Namun, peningkatan tingkat pengangguran menjadi 4,2% menunjukkan pelambatan pasar tenaga kerja. Hal ini diperkirakan akan memungkinkan The Fed untuk kembali memangkas suku bunga bulan ini.
Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, mencatat bahwa salah satu "tema pasar yang krusial" saat ini adalah "risiko inflasi yang persisten dan kemungkinan pemotongan suku bunga The Fed yang lebih sedikit tahun depan."
Dolar Australia dan Pertimbangan Bank Sentral
Di Australia, meskipun konsensus umum memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan, terdapat kemungkinan perubahan panduan setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) pekan lalu mengungkapkan kondisi ekonomi Australia yang lesu. Rodda menjelaskan bahwa perubahan pada "frasa penting" dalam pernyataan kebijakan bank sentral, dari "tidak mengesampingkan apa pun" menjadi sesuatu yang kurang netral, dapat memajukan prediksi pemotongan suku bunga pertama hingga sedini Februari. Saat ini, pasar hampir sepenuhnya memprediksi pemotongan suku bunga pada bulan April, sementara kemungkinan pemotongan pada bulan Februari dianggap sebagai peluang yang sama besarnya.
Dolar Australia (AUD) melemah 0,23% menjadi $0,6427. Penurunan ini terjadi setelah penguatan 0,8% pada hari Senin, menyusul janji Tiongkok—mitra dagang utama Australia—untuk menerapkan kebijakan moneter yang "cukup longgar" tahun depan. Pada hari Jumat, AUD sempat menyentuh titik terendah sejak 5 Agustus di $0,6373.
Pergerakan Mata Uang Lainnya
Dolar Selandia Baru (NZD) turun 0,33% menjadi $0,5846, setelah naik 0,57% pada sesi sebelumnya. Euro (EUR) melemah 0,05% menjadi $1,0549, sementara Poundsterling (GBP) turun 0,03% menjadi $1,2748. Indeks dolar AS, yang mengukur nilai dolar terhadap euro, poundsterling, yen, dan tiga mata uang utama lainnya, naik 0,06% menjadi 106,22.
Selain IHK AS, peristiwa utama yang menarik perhatian investor minggu ini adalah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis, di mana pemotongan suku bunga seperempat poin telah diantisipasi, dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat Tiongkok yang tertutup. Yuan Tiongkok (CNY) relatif stabil di level 7,2667 per dolar dalam perdagangan lepas pantai.
Bank of Canada dan Swiss National Bank juga akan memutuskan kebijakan moneternya pada hari Rabu dan Kamis. Pemotongan suku bunga yang signifikan diperkirakan dari kedua bank tersebut. Terhadap dolar Kanada (CAD), dolar AS naik 0,03% menjadi C$1,4177, mendekati level terkuatnya sejak April 2020. Terhadap Franc Swiss (CHF), dolar AS relatif tidak berubah di angka 0,87905.