Pergerakan Dolar AS dan Dinamika Pasar Valuta Global
Pergerakan Dolar AS dan Dinamika Pasar Valuta Global
Pasar valuta global mengalami pergeseran signifikan pada hari Kamis, dengan dolar AS mengalami penurunan terhadap yen Jepang dan mendekati titik terendah satu bulan terhadap poundsterling. Pelemahan ini terjadi di tengah meredanya kekhawatiran investor akan perang dagang global yang berpotensi memicu inflasi. Yen Jepang sendiri mendapatkan dukungan dari meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ) selanjutnya, terutama setelah pernyataan seorang pejabat bank sentral yang menganjurkan kenaikan suku bunga berkelanjutan, sehari setelah data upah yang kuat dirilis. Poundsterling tetap kuat meskipun Bank of England (BOE) diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada hari yang sama.
Penurunan Dolar AS dan Penguatan Yen Jepang
Dolar AS anjlok 0,5% menjadi 151,81 yen pada pukul 0140 GMT, level terendah sejak 12 Desember. Penurunan ini menambah pelemahan sebesar 1,1% pada hari Rabu. Kekhawatiran perang dagang yang sebelumnya mendorong penguatan dolar AS kini mereda, memberikan ruang bagi yen untuk menguat. Data upah riil Jepang yang menunjukkan pertumbuhan selama dua bulan berturut-turut juga menjadi katalis positif bagi yen. Kenaikan upah ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, sehingga memberikan ruang bagi BOJ untuk menaikkan suku bunga. Pernyataan dari anggota dewan BOJ, Naoki Tamura, yang menyarankan kenaikan suku bunga hingga setidaknya 1% pada paruh kedua tahun fiskal 2025 semakin memperkuat ekspektasi ini. Pasar memproyeksikan peluang 94,8% untuk kenaikan suku bunga sebesar seperempat poin oleh BOJ pada September.
Poundsterling Tetap Kuat, Euro Stabil
Poundsterling relatif stabil di angka $1,2509, setelah mencapai level tertinggi $1,2550 pada sesi sebelumnya, level tertinggi sejak 7 Januari. Kestabilan ini cukup mengejutkan mengingat ekspektasi pasar yang tinggi terhadap pemotongan suku bunga BOE. Peluang pemotongan suku bunga BOE sebesar seperempat poin mencapai 92% menurut data pasar. Sementara itu, euro relatif datar di angka $1,0401 setelah mengalami kenaikan 0,2% pada hari Rabu.
Indeks Dolar AS dan Dampak Tarif Impor
Indeks dolar AS, yang mengukur nilai dolar AS terhadap euro, poundsterling, yen, dan tiga mata uang utama lainnya, berada di angka 107,57, tidak jauh dari level terendah semalam di angka 107,29. Indeks ini sempat melonjak ke level tertinggi tiga minggu di angka 109,88 pada awal minggu, didorong oleh rencana Presiden Trump untuk mengenakan tarif impor 25% terhadap Meksiko dan Kanada. Namun, kedua negara tersebut mendapatkan penangguhan sementara selama satu bulan, meskipun Washington tetap mengenakan tarif 10% terhadap China. Situasi ini menunjukkan bahwa pasar mulai mengabaikan ancaman tarif terhadap Meksiko dan Kanada, menganggap tarif terhadap China sebagai hal yang biasa.
Pandangan Pasar dan Ekspektasi Suku Bunga
James Kniveton, seorang senior corporate FX dealer di Convera, menyatakan bahwa pasar tampaknya telah melupakan ancaman tarif terhadap Meksiko dan Kanada, dan menganggap tarif terhadap China sebagai hal yang biasa. Ia juga menambahkan bahwa pasar masih memperkirakan dua kali pemotongan suku bunga AS hingga akhir tahun, namun dengan semakin kecilnya kemungkinan tarif berkontribusi terhadap inflasi, Federal Reserve (The Fed) memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Pasar sepenuhnya memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin pada Juli, dan mengharapkan total pemotongan sebesar 46,3 poin persentase hingga pertemuan Desember, menurut data LSEG. Data ketenagakerjaan bulanan AS yang akan dirilis pada hari Jumat akan menjadi ujian utama berikutnya bagi prospek kebijakan moneter AS.
Pergerakan Mata Uang Lainnya
Yuan offshore menguat sedikit menjadi 7,2775 per dolar. Dolar Kanada tetap stabil di C$1,4321 terhadap dolar AS, setelah naik ke level tertinggi sejak 17 Desember di C$1,4270 pada semalam. Peso Meksiko juga tetap stabil di 20,5789 per dolar. Secara keseluruhan, pergerakan pasar valuta asing pada hari Kamis menunjukkan pergeseran sentimen pasar yang signifikan, dengan meredanya kekhawatiran perang dagang dan ekspektasi kenaikan suku bunga BOJ menjadi faktor utama yang mendorong pergerakan mata uang.