Perjanjian Kerangka Kerja Dagang AS-China: Jalan Menuju Resolusi atau Sekadar Penundaan?
Perjanjian Kerangka Kerja Dagang AS-China: Jalan Menuju Resolusi atau Sekadar Penundaan?
Negosiasi London: Sebuah Titik Balik?
Pertemuan selama dua hari antara pejabat AS dan China di London menghasilkan sebuah kerangka kerja untuk menghidupkan kembali gencatan senjata perdagangan kedua negara. Perjanjian ini bertujuan untuk mencabut pembatasan ekspor China terhadap tanah jarang, sekaligus mengurangi tarif balasan yang telah mencapai level tiga digit. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menggambarkan kesepakatan ini sebagai "daging pada kerangka" perjanjian yang dicapai di Jenewa bulan lalu. Namun, keberhasilan implementasi masih dipertanyakan, mengingat perbedaan mendasar yang masih membayangi hubungan dagang kedua negara. Kedua belah pihak sepakat untuk membawa kerangka kerja ini kepada Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping untuk persetujuan akhir sebelum implementasi. Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, mengkonfirmasi hal tersebut, menekankan bahwa kedua negara telah mencapai "prinsip" dari kerangka kerja ini.
Perbedaan Pandangan dan Tantangan Implementasi
Meskipun kesepakatan ini mencegah keruntuhan perjanjian Jenewa yang terhambat oleh kontrol ekspor yang saling berlawanan, perbedaan mendasar mengenai tarif sepihak Trump dan model ekonomi China yang digerakkan oleh negara tetap menjadi penghalang besar. Josh Lipsky dari Atlantic Council's GeoEconomics Center mencatat bahwa kedua belah pihak memiliki pandangan yang berbeda tentang perjanjian Jenewa, membutuhkan spesifikasi lebih lanjut terkait tindakan yang dibutuhkan. Ia menambahkan bahwa kedua negara "kembali ke titik awal, tetapi itu jauh lebih baik daripada nol."
Jangka Waktu dan Reaksi Pasar
Kedua negara memiliki waktu hingga 10 Agustus untuk merundingkan perjanjian yang lebih komprehensif. Jika gagal, tarif akan kembali ke level sebelumnya, sekitar 30% hingga 145% untuk AS dan 10% hingga 125% untuk China. Reaksi pasar terhadap kesepakatan kerangka kerja ini cenderung hati-hati. Indeks MSCI Asia-Pasifik (kecuali Jepang) hanya naik 0,2%, mencerminkan ekspektasi pasar yang sudah memperhitungkan hasil negosiasi. Chris Weston dari Pepperstone mencatat bahwa "detailnya sangat penting," terutama mengenai kuantitas tanah jarang yang akan diekspor ke AS dan kelancaran ekspor chip AS ke China. Namun, selama pembicaraan antara kedua pihak tetap konstruktif, aset berisiko diperkirakan akan tetap terdukung.
Resolusi Pembatasan Tanah Jarang dan Dampak Tarif AS
Lutnick menegaskan bahwa pembatasan ekspor China atas tanah jarang dan magnet akan diselesaikan sebagai bagian "fundamental" dari perjanjian kerangka kerja. Ia juga menyinggung pencabutan beberapa pembatasan ekspor AS sebagai imbalan, yang dilakukan dengan cara "seimbang" seperti yang disampaikan Presiden Trump. Kebijakan tarif yang berubah-ubah dari Presiden Trump telah mengguncang pasar global, menyebabkan kemacetan dan kebingungan di pelabuhan utama, serta merugikan perusahaan puluhan miliar dolar dalam bentuk kerugian penjualan dan biaya yang lebih tinggi. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk 2025 sebesar 0,4 poin persentase menjadi 2,3%, dengan alasan tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang meningkat menimbulkan "hambatan signifikan" bagi hampir semua ekonomi. Namun, pasar telah berhasil menutup sebagian besar kerugian yang diderita setelah Trump mengumumkan tarif "Hari Pembebasan" pada bulan April, dibantu oleh upaya pemulihan hubungan di Jenewa.
Peran Panggilan Telepon Trump-Xi dan Data Ekspor
Panggilan telepon antara Trump dan Presiden Xi Jinping memberikan dorongan signifikan bagi putaran kedua pembicaraan AS-China. Lutnick menyebutkan bahwa arahan dari panggilan tersebut digabungkan dengan perjanjian gencatan senjata Jenewa. Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa ekspor China ke AS anjlok 34,5% pada bulan Mei, penurunan terbesar sejak merebaknya pandemi COVID. Meskipun dampaknya terhadap inflasi AS dan pasar kerjanya sejauh ini terbatas, tarif telah menghantam kepercayaan bisnis dan rumah tangga AS, dan dolar tetap berada di bawah tekanan. Lutnick ditemani oleh Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer dan Menteri Keuangan Scott Bessent dalam pembicaraan London. Bessent berangkat beberapa jam sebelum pembicaraan berakhir untuk kembali ke Washington guna bersaksi di Kongres.
Monopoli China dan Respon AS
China memegang hampir monopoli magnet tanah jarang, komponen penting dalam motor kendaraan listrik. Keputusan China pada bulan April untuk menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting telah mengganggu rantai pasokan global. Sebagai tanggapan, AS menghentikan pengiriman perangkat lunak desain semikonduktor, bahan kimia, dan peralatan penerbangan, serta mencabut lisensi ekspor yang telah dikeluarkan sebelumnya. Setelah kesepakatan kerangka kerja diumumkan, pengadilan banding AS mengizinkan tarif paling luas Trump untuk tetap berlaku sementara pengadilan meninjau keputusan pengadilan tingkat rendah yang memblokirnya dengan alasan bahwa tarif tersebut melebihi wewenang hukum Trump. Keputusan ini mempertahankan titik tekanan utama pada China, yaitu bea impor "timbal balik" 34% Trump yang saat ini ditangguhkan, yang telah memicu peningkatan tarif yang cepat.