Perjuangan Panjang Kaum LGBTQ+ di Rumania: Antara Harapan dan Tantangan

Perjuangan Panjang Kaum LGBTQ+ di Rumania: Antara Harapan dan Tantangan

Pawai Kebanggaan dan Tekanan dari Ekstrim Kanan

Rumania, negara anggota Uni Eropa, baru-baru ini menjadi saksi bisu perjuangan panjang komunitas LGBTQ+. Puluhan ribu warga Rumania berpartisipasi dalam pawai kebanggaan LGBTQ+ di Bucharest pada Sabtu lalu. Pawai ini bukan sekadar perayaan, melainkan juga demonstrasi tuntutan yang kuat akan pengesahan undang-undang perkawinan sejenis dan kesetaraan hak. Momentum ini terasa semakin penting setelah pemilihan presiden bulan lalu yang menaikkan pamor partai-partai sayap kanan ekstrem. Keberhasilan pawai ini menunjukkan tekad kuat komunitas LGBTQ+ di tengah meningkatnya sentimen anti-LGBTQ+ di negara tersebut.

Putusan Pengadilan Eropa yang Terabaikan

Ironisnya, Rumania hingga kini mengabaikan putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) tahun 2023. ECHR menyatakan Rumania gagal menegakkan hak-hak pasangan sesama jenis dengan menolak pengakuan atas hubungan mereka. Meskipun Rumania mendekriminalisasi homoseksualitas pada tahun 2001—berpuluh-puluh tahun lebih lambat daripada negara-negara Eropa lainnya—negara ini masih melarang pernikahan dan kemitraan sipil bagi pasangan sesama jenis. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen Rumania terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang dianut oleh Uni Eropa.

Tuntutan Nyata dari Komunitas LGBTQ+ Rumania

Teodora Roseti, presiden organisasi hak-hak LGBTQ+ Rumania, ACCEPT, sekaligus penyelenggara pawai kebanggaan, menyatakan tuntutan jelas dari komunitasnya: "Kami menginginkan perlindungan hukum bagi pasangan sesama jenis, prosedur hukum yang mudah untuk transisi gender, perlindungan dari ujaran kebencian, dan kejahatan yang didasarkan pada prasangka." Tuntutan ini merefleksikan realitas yang dihadapi komunitas LGBTQ+ di Rumania, di mana mereka masih menghadapi diskriminasi sistemik dan ancaman kekerasan. Banner-banner yang dibawa peserta pawai, seperti "Cinta adalah perasaan terburuk yang bisa kamu benci" dan "Kesetaraan dalam cinta, kesetaraan dalam warisan. Kemitraan sipil untuk semua," menunjukkan betapa mendasarnya tuntutan tersebut bagi kehidupan mereka. ACCEPT memperkirakan sekitar 30.000 orang menghadiri pawai tersebut, menunjukkan dukungan yang signifikan terhadap komunitas LGBTQ+.

Konteks Regional dan Meningkatnya Ekstremisme

Pawai kebanggaan di Bucharest terjadi pada saat yang krusial di Eropa Tengah dan Timur, di mana partai-partai sayap kanan semakin mendapatkan pengaruh. Di Polandia, pawai serupa juga digelar pada hari yang sama. Beberapa jam sebelum pawai di Bucharest, demonstrasi anti-kebanggaan yang lebih kecil terjadi. Para peserta menuntut negara yang berlandaskan Kristen Ortodoks dan mengibarkan bendera dengan salib Celtic, simbol yang dikenal terkait dengan sayap kanan ekstrem. Kondisi ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi komunitas LGBTQ+ di tengah kebangkitan sentimen anti-LGBTQ+ yang dipromosikan oleh kelompok-kelompok ekstrem.

Pemilihan Presiden dan Ancaman Terhadap Komunitas LGBTQ+

Pemilihan presiden Rumania yang baru lalu turut memperumit situasi. Walikota Bucharest, Nicusor Dan, yang berhaluan tengah, akhirnya memenangkan pemilihan melawan George Simion, pemimpin oposisi sayap kanan yang sangat menentang hak-hak LGBTQ+. ACCEPT dan kelompok hak-hak LGBTQ+ lainnya, Mozaiq, memperingatkan peningkatan ujaran kebencian terhadap komunitas LGBTQ+ selama kampanye pemilihan, bahkan markas besar mereka dirusak. Situasi ini menggambarkan bagaimana politik identitas dan sentimen anti-LGBTQ+ dapat digunakan untuk memobilisasi dukungan politik dan menekan komunitas minoritas.

Perbandingan dengan Negara Tetangga: Kasus Hungaria

Di negara tetangga, Hungaria, parlemen bahkan telah mengesahkan undang-undang yang secara de facto melarang pawai kebanggaan. Ini menunjukkan bagaimana negara-negara di kawasan ini memiliki pendekatan yang sangat berbeda terhadap hak-hak LGBTQ+, dan bagaimana Rumania, meskipun menjadi anggota Uni Eropa, masih menghadapi tantangan besar dalam melindungi hak-hak warganya. Perbedaan antara Rumania dan Hungaria menunjukkan betapa beragamnya tingkat penerimaan terhadap komunitas LGBTQ+ di Eropa, dan betapa pentingnya terus memperjuangkan kesetaraan di seluruh kawasan tersebut. Keberadaan pawai kebanggaan di Bucharest meskipun di tengah ancaman dan tantangan, menjadi simbol perlawanan dan harapan bagi komunitas LGBTQ+ di Rumania dan di seluruh Eropa Timur.