Perselisihan AS-China Terkait Kesepakatan Tukar Valuta Argentina
Perselisihan AS-China Terkait Kesepakatan Tukar Valuta Argentina
Argentina, negara yang tengah berjuang melawan krisis ekonomi, berada di tengah tarik-menarik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pusat perselisihan ini adalah kesepakatan pertukaran mata uang senilai $18 miliar antara Argentina dan China, yang telah membantu menopang cadangan devisa Argentina yang menipis. Kesepakatan ini, bagaimanapun, telah memicu reaksi keras dari AS.
Tuduhan Ekstorsis dan Reaksi China
Mauricio Claver-Carone, Utusan Khusus AS untuk Amerika Latin, secara terang-terangan menyebut kesepakatan pertukaran mata uang tersebut sebagai "ekstorsis" oleh China. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah pidato di Miami Dade College. Claver-Carone mendesak agar kesepakatan ini diakhiri, dengan alasan bahwa selama kesepakatan tersebut berlanjut, China akan terus melakukan "ekstorsis" terhadap Argentina. Ia tidak merinci bagaimana kesepakatan tersebut bersifat eksploitatif, namun AS telah lama memperingatkan apa yang disebutnya sebagai "diplomasi utang" China di Amerika Latin.
China, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian, membantah tuduhan tersebut. Lin Jian menyatakan bahwa AS berusaha untuk "menciptakan perpecahan" antara China dan mitra-mitranya di Amerika Latin. Ia menegaskan bahwa kesepakatan pertukaran mata uang tersebut telah berperan penting dalam menstabilkan ekonomi dan keuangan Argentina, dan hal ini diterima baik oleh Argentina. Lin Jian juga menyindir AS, mengatakan bahwa orang-orang yang berpikiran adil dapat menilai siapa yang melakukan pemerasan dan paksaan.
Dilema Argentina di Antara Dua Kekuatan Besar
Argentina, yang secara historis berhutang besar dan menghadapi penurunan nilai mata uang serta menipisnya cadangan devisa, berada dalam posisi sulit. Negara ini mengandalkan kesepakatan pertukaran mata uang dengan China sebagai penopang ekonomi, sementara di sisi lain, pemerintah Argentina tengah berupaya mendapatkan kesepakatan pinjaman baru senilai $20 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang didukung oleh AS.
Presiden Argentina, Javier Milei, yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan AS, dihadapkan pada dilema. Ia harus menyeimbangkan hubungannya dengan AS, yang merupakan sekutu ideologisnya, dengan hubungan ekonomi yang penting dengan China. China merupakan pasar utama bagi produk ekspor Argentina seperti kedelai, daging sapi, dan lithium. Kesepakatan pertukaran mata uang yang diperbarui hingga Juli 2026 ini telah membantu meredakan kekhawatiran akan krisis pembayaran. Namun, bank sentral Argentina berencana untuk secara bertahap mengurangi kesepakatan tersebut hingga nol pada pertengahan 2026.
Perspektif AS dan China Terhadap Kesepakatan
Perselisihan ini mencerminkan persaingan geopolitik yang semakin meningkat antara AS dan China, terutama di Amerika Latin. AS memandang kesepakatan pertukaran mata uang tersebut sebagai contoh "diplomasi utang" China, yaitu praktik pemberian pinjaman dengan syarat-syarat yang menguntungkan China, yang pada akhirnya dapat membatasi kedaulatan negara penerima pinjaman. AS juga khawatir bahwa kesepakatan tersebut dapat menghambat upaya Argentina untuk mereformasi ekonominya dan mengurangi ketergantungannya pada pinjaman luar negeri.
Di sisi lain, China berpendapat bahwa kesepakatan tersebut merupakan bentuk kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. China menekankan bahwa negara tersebut menawarkan perdagangan dan investasi yang nyata bagi kawasan tersebut, dan kesepakatan pertukaran mata uang merupakan bagian dari upaya tersebut. China melihat kesepakatan ini sebagai cara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politiknya dengan Argentina dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Implikasi bagi Argentina dan Kawasan Amerika Latin
Perselisihan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi Argentina dan seluruh kawasan Amerika Latin. Argentina harus hati-hati dalam menavigasi hubungannya dengan kedua kekuatan besar tersebut, guna memastikan stabilitas ekonomi dan keuangannya. Ketegangan geopolitik antara AS dan China juga dapat berdampak pada negara-negara Amerika Latin lainnya, yang juga terlibat dalam hubungan ekonomi dan politik dengan kedua negara tersebut. Ke depan, perkembangan situasi ini akan terus dipantau dengan seksama, karena berpotensi memengaruhi lanskap ekonomi dan politik di kawasan tersebut. Perlu dilihat bagaimana Argentina akan menyeimbangkan kebutuhan domestiknya dengan tekanan dari AS dan China, serta bagaimana persaingan AS-China akan terus berevolusi di kawasan Amerika Latin.