Pertemuan Krusial di Washington: Upaya Mencapai Perdamaian di Ukraina

Pertemuan Krusial di Washington: Upaya Mencapai Perdamaian di Ukraina

Tekanan AS terhadap Ukraina untuk Kesepakatan Damai

Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washington menjadi sorotan utama. Pertemuan ini terjadi di tengah upaya AS untuk mendorong Ukraina menerima kesepakatan damai cepat guna mengakhiri perang yang telah menghancurkan Eropa selama 3,5 tahun terakhir, perang yang telah menewaskan atau melukai lebih dari satu juta jiwa. Trump, setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, tampaknya lebih condong ke arah Moskow dalam mengejar kesepakatan damai, bukan gencatan senjata terlebih dahulu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Sekretaris Negara Marco Rubio, dalam wawancaranya dengan CBS' "Face the Nation," mengungkapkan keprihatinan atas berlanjutnya perang. "Jika perdamaian tidak mungkin tercapai dan perang ini berlanjut, orang-orang akan terus mati ribuan ... kita mungkin sayangnya akan sampai di sana, tetapi kita tidak ingin sampai di sana," ujarnya. Trump sendiri, melalui media sosial, menjanjikan "kemajuan BESAR TENTANG RUSIA" tanpa merinci detailnya.

Proposal Perdamaian dan Tawaran Perlindungan AS

Sumber-sumber yang mengetahui pemikiran Moskow mengungkapkan bahwa AS dan Rusia telah membahas proposal di mana Rusia akan melepaskan sebagian kecil wilayah Ukraina yang didudukinya sebagai imbalan atas pengakuan Kyiv atas sebagian besar wilayah timur yang sudah dikuasai Rusia dan pembekuan garis depan di tempat lain. Para pejabat tinggi Trump mengisyaratkan bahwa nasib wilayah Donbas di timur Ukraina, yang meliputi Donetsk dan Luhansk, yang sebagian besar sudah berada di bawah kendali Rusia, dipertaruhkan. Sebuah pakta pertahanan juga tengah dipertimbangkan.

Utusan Trump, Steve Witkoff, menyatakan dalam CNN's "State of the Union" bahwa AS menawarkan perlindungan seperti Pasal 5 NATO kepada Ukraina sebagai pengganti keanggotaan NATO. "Amerika Serikat dapat menawarkan perlindungan Pasal 5, yang merupakan pertama kalinya kami mendengar Rusia menyetujuinya," kata Witkoff. Pasal 5 Piagam NATO menjamin prinsip pertahanan kolektif—serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semuanya.

Namun, janji ini mungkin tidak cukup untuk membujuk Kyiv menyerahkan Donbas. Perbatasan Ukraina seharusnya telah dijamin ketika Ukraina menyerahkan senjata nuklir era Soviet pada tahun 1994, namun hal itu terbukti tidak cukup mencegah aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dan invasi skala penuh pada tahun 2022.

Dukungan Eropa untuk Ukraina

Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengadakan pertemuan dengan sekutu pada hari Minggu untuk mendukung Zelenskiy, khususnya untuk mengamankan jaminan keamanan yang kuat untuk Ukraina yang mencakup peran AS. Para pemimpin Eropa ingin membantu Zelenskiy menghindari pengulangan pertemuannya di Oval Office pada bulan Februari lalu, yang berakhir dengan teguran publik dari Trump dan Wakil Presiden JD Vance yang menuduh Zelenskiy tidak berterima kasih dan tidak hormat.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga akan melakukan perjalanan ke Washington. Zelenskiy sendiri menekankan pentingnya dukungan Washington dan menyatakan bahwa garis depan saat ini harus menjadi dasar untuk pembicaraan damai. "Putin tidak ingin menghentikan pembunuhan, tetapi dia harus melakukannya," tegas Zelenskiy.

Garis Merah dan Masa Depan Ukraina

Von der Leyen menetapkan garis merah, menyatakan bahwa sekutu Ukraina menginginkan jaminan keamanan yang kuat, tidak ada batasan untuk angkatan bersenjata Ukraina, dan kursi bagi Ukraina dalam pembicaraan dengan Trump dan Putin tentang wilayahnya. "Seperti yang sering saya katakan, Ukraina harus menjadi landak baja, yang tidak dapat dicerna oleh calon penjajah," katanya.

Rubio menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina perlu melakukan konsesi untuk mencapai kesepakatan damai, dan jaminan keamanan untuk Ukraina akan dibahas pada hari Senin. Ia juga mengatakan akan ada konsekuensi tambahan bagi Rusia jika tidak ada kesepakatan yang tercapai. Namun, ia mengakui bahwa AS mungkin tidak dapat menciptakan skenario untuk mengakhiri perang.

Putin sendiri telah memberi pengarahan kepada sekutunya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, tentang pembicaraan Alaska, dan juga berbicara dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Trump sebelumnya menyatakan bahwa Ukraina harus membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang karena "Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan mereka bukan." Setelah KTT Alaska, Trump menelepon Zelenskiy dan mengatakan bahwa Putin menawarkan untuk membekukan sebagian besar garis depan jika Ukraina menyerahkan seluruh Donetsk, yang ditolak Zelenskiy.

Perang ini telah berlangsung lama, dan pencarian perdamaian masih jauh dari selesai. Pertemuan di Washington menjadi titik penting dalam upaya tersebut, namun jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh tantangan.