Pertumbuhan Lapangan Kerja yang Kuat di Australia: Tantangan bagi Bank Sentral

Pertumbuhan Lapangan Kerja yang Kuat di Australia: Tantangan bagi Bank Sentral

Pertumbuhan Pekerjaan yang Mengejutkan

Australia mencatatkan pertumbuhan lapangan kerja yang sangat kuat pada bulan Desember, mencapai angka 56.300 – hampir empat kali lipat dari ekspektasi para ekonom. Angka ini menimbulkan pertanyaan besar terhadap rencana Bank Sentral Australia (RBA) untuk menurunkan suku bunga pada bulan Februari mendatang. Meskipun demikian, tingkat pengangguran justru naik menjadi 4,0% dari 3,9% pada bulan November, karena partisipasi pasar kerja melonjak ke rekor tertinggi. Tingkat partisipasi meningkat 0,2 poin persentase menjadi 67,1% pada bulan Desember, atau 0,5 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, menurut data Biro Statistik Australia (ABS) yang dirilis pada hari Kamis.

Pertumbuhan lapangan kerja tahunan juga menguat menjadi 3,1% pada bulan Desember, naik dari 2,3% pada bulan November. Ini merupakan angka terkuat sejak Oktober 2023. Pertumbuhan yang solid ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi perlambatan ekonomi yang tajam dan suku bunga yang tetap tinggi, perusahaan-perusahaan masih terus merekrut pekerja baru.

Dilema RBA: Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Data ini menimbulkan keraguan terhadap kemampuan RBA untuk memangkas suku bunga bulan depan. Data inflasi kuartal keempat yang akan dirilis pada akhir bulan ini perlu menunjukkan peningkatan yang signifikan agar RBA dapat menurunkan suku bunga acuan – langkah pertama dalam siklus pelonggaran moneter. Matthew Dew Pasquale, ekonom di Judo Bank, menyatakan bahwa data ini mempertanyakan perlunya penurunan suku bunga RBA pada bulan Februari, yang menurutnya tidak beralasan dan berisiko. Dengan kondisi lapangan kerja yang solid, konsumsi yang meningkat di kuartal terakhir tahun 2024, dan data inflasi yang meskipun melemah, masih dipengaruhi oleh subsidi pemerintah, penurunan suku bunga pada bulan Februari hanya akan menambah risiko bagi perekonomian makro.

Namun, sejumlah ekonom masih memperkirakan RBA akan tetap menurunkan suku bunga acuan dari 4,35% (tingkat yang berlaku sejak November 2023). Adelaide Timbrell, ekonom senior di ANZ, berpendapat bahwa meskipun pasar kerja tetap tangguh, perlambatan pertumbuhan upah yang lebih tajam dari perkiraan pada tahun 2024 dan perkiraan inflasi yang lebih lemah menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di atau sedikit di bawah 4% mungkin konsisten dengan inflasi inti di kisaran target.

Reaksi Pasar dan Data Tambahan

Nilai tukar dolar Australia sempat melonjak setelah data tersebut dirilis, tetapi kemudian kembali turun karena pelaku pasar uang terus memperkirakan kemungkinan besar RBA akan memangkas suku bunga pada bulan Februari. Data juga menunjukkan bahwa rasio pekerjaan terhadap populasi meningkat 0,1 poin persentase menjadi rekor baru 64,5%, yang 0,5 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tahun lalu dan 2,3 poin persentase lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. Jam kerja bulanan yang disesuaikan secara musiman juga meningkat sebesar 0,5%, lebih tinggi dari rata-rata peningkatan bulanan sebesar 0,3% pada tahun 2024. Sementara itu, tingkat pengangguran pemuda berada pada 14,1% pada bulan Desember, tetap lebih tinggi daripada populasi secara keseluruhan, tetapi jauh di bawah Maret 2020, ketika mencapai 19,1%.

Kesimpulan: Prospek Ekonomi Australia yang Kompleks

Pertumbuhan lapangan kerja yang kuat di Australia menghadirkan dilema bagi RBA. Di satu sisi, angka-angka tersebut menunjukkan kesehatan ekonomi yang relatif baik. Di sisi lain, kemampuan RBA untuk menurunkan suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi terhambat oleh potensi peningkatan inflasi. Data inflasi kuartal keempat akan menjadi penentu utama dalam keputusan RBA selanjutnya. Situasi ini menggambarkan kompleksitas prospek ekonomi Australia saat ini, yang menuntut strategi kebijakan moneter yang hati-hati dan responsif terhadap perkembangan terkini. Perkembangan selanjutnya di pasar kerja dan sektor ekonomi lainnya akan terus dipantau dengan seksama untuk menilai dampaknya terhadap kebijakan ekonomi Australia di masa depan.