Program Nuklir Iran: Lokasi Fasilitas dan Tingkat Ancaman

Program Nuklir Iran: Lokasi Fasilitas dan Tingkat Ancaman

Program nuklir Iran telah menjadi pusat perhatian internasional selama beberapa dekade, memicu kekhawatiran akan potensi pengembangan senjata nuklir. Pernyataan-pernyataan keras dari Amerika Serikat dan sekutunya, Israel, yang mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran, semakin memperkeruh situasi. Untuk memahami kompleksitas isu ini, penting untuk mengetahui lokasi dan fungsi fasilitas nuklir utama Iran, serta perkembangan terkini dalam program pengayaan uraniumnya.

Lokasi Fasilitas Nuklir Iran

Program nuklir Iran tersebar di berbagai lokasi, beberapa di antaranya dibangun di bawah tanah untuk meningkatkan perlindungan dari serangan udara. Berikut ini beberapa fasilitas utama:

Natanz

Terletak di dataran tinggi dekat kota suci Syiah Qom, kompleks Natanz merupakan jantung program pengayaan uranium Iran. Kompleks ini terdiri dari dua fasilitas pengayaan: Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) bawah tanah yang luas, dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Percontohan (PFEP) di atas tanah. FEP dirancang untuk pengayaan skala komersial dengan kapasitas hingga 50.000 sentrifugal, meskipun saat ini hanya sekitar 13.000 yang beroperasi. FEP terletak sekitar tiga lantai di bawah tanah, menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan serangan udara. Fasilitas ini telah mengalami kerusakan akibat insiden-insiden seperti ledakan dan pemadaman listrik pada April 2021 yang diduga dilakukan oleh Israel. Sementara itu, PFEP, meskipun hanya memiliki ratusan sentrifugal, melakukan pengayaan hingga 60% kemurnian.

Fordow

Berlokasi di sisi lain Qom, Fordow adalah fasilitas pengayaan yang dibangun di dalam gunung, menawarkan perlindungan yang lebih baik dari serangan dibandingkan FEP. Berdasarkan perjanjian nuklir 2015, Iran seharusnya tidak diperbolehkan melakukan pengayaan di Fordow. Namun, saat ini sekitar 2.000 sentrifugal beroperasi di sana, sebagian besar merupakan mesin IR-6 canggih yang mampu melakukan pengayaan hingga 60%. Pembangunan rahasia Fordow selama bertahun-tahun memicu kecurigaan internasional tentang sifat sebenarnya dari program nuklir Iran.

Isfahan

Di pinggiran Isfahan, kota terbesar kedua di Iran, terdapat pusat teknologi nuklir yang besar. Pusat ini mencakup Pabrik Fabrikasi Pelat Bahan Bakar (FPFP) dan fasilitas konversi uranium (UCF) yang memproses uranium menjadi uranium heksafluorida, bahan baku untuk sentrifugal. Selain itu, Iran juga menyimpan uranium yang telah diperkaya di Isfahan. Fasilitas ini juga memiliki peralatan untuk membuat logam uranium, proses yang sangat sensitif terhadap proliferasi karena dapat digunakan untuk membuat inti bom nuklir. IAEA telah mengidentifikasi adanya mesin untuk membuat bagian-bagian sentrifugal di Isfahan, yang disebut sebagai "lokasi baru" pada tahun 2022.

Khondab (sebelumnya Arak)

Reaktor riset air berat yang sebagian dibangun ini, awalnya bernama Arak, kini dikenal sebagai Khondab. Reaktor air berat berisiko proliferasi nuklir karena dapat dengan mudah menghasilkan plutonium, yang dapat digunakan untuk membuat inti bom atom. Berdasarkan perjanjian 2015, pembangunannya dihentikan, inti reaktor dilepas, dan diisi beton agar tidak dapat digunakan. Namun, Iran berencana untuk memulai kembali operasional reaktor ini pada tahun 2026 setelah dirancang ulang untuk meminimalkan produksi plutonium.

Pusat Penelitian Teheran

Fasilitas penelitian nuklir di Teheran meliputi reaktor penelitian.

Bushehr

Bushehr merupakan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran yang beroperasi. Pembangkit ini menggunakan bahan bakar Rusia yang kemudian diambil kembali oleh Rusia setelah digunakan, mengurangi risiko proliferasi.

Program Pengayaan Uranium Iran dan Implikasinya

Sejak perjanjian nuklir 2015 runtuh, Iran telah memperluas program pengayaan uraniumnya secara signifikan. Hal ini mengurangi "waktu pelarian" yang dibutuhkan untuk menghasilkan cukup uranium tingkat senjata untuk bom nuklir menjadi hanya beberapa hari atau sedikit lebih dari seminggu, jauh lebih cepat daripada waktu minimal satu tahun berdasarkan perjanjian 2015. Meskipun waktu yang dibutuhkan untuk membuat bom dari bahan tersebut lebih lama dan masih diperdebatkan, Iran kini memperkaya uranium hingga 60% kemurnian fisi, mendekati 90% yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Berdasarkan standar IAEA, Iran secara teoritis memiliki cukup material yang diperkaya hingga tingkat tersebut untuk enam bom.

Kesimpulan

Lokasi dan kapasitas fasilitas nuklir Iran, ditambah dengan kemajuan pesat dalam program pengayaan uraniumnya, menimbulkan kekhawatiran serius di tingkat internasional. Ancaman serangan militer, meskipun menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi, tetap menjadi kemungkinan yang nyata. Oleh karena itu, dialog dan diplomasi internasional tetap menjadi kunci untuk mencegah eskalasi dan mencapai solusi damai atas isu sensitif ini.