Ramalan Ekonomi: Tiongkok, Malaysia, dan Singapura

Ramalan Ekonomi: Tiongkok, Malaysia, dan Singapura

Tiongkok: Kebijakan Moneter yang Akomodatif

Ekonomi Tiongkok saat ini menghadapi tantangan berupa tarif impor dari Amerika Serikat, penurunan sektor properti, dan lemahnya konsumsi domestik. Situasi ini mendorong perkiraan bahwa bank sentral Tiongkok akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif untuk meringankan beban peminjam dan mendorong investasi kembali.

Para ekonom di Citi memperkirakan Loan Prime Rate (LPR) satu tahun akan tetap berada di angka 3,0% dan LPR lima tahun di 3,5%. Meskipun demikian, mereka memperkirakan bank sentral akan tetap mempertimbangkan opsi penurunan rasio cadangan wajib bagi pemberi pinjaman dan suku bunga reverse repo 7 hari—suku bunga kebijakan utamanya. Hal ini menunjukkan fleksibilitas bank sentral dalam merespon dinamika ekonomi yang berkembang.

Pandangan berbeda disampaikan oleh ekonom di DBS yang memprediksi penurunan LPR satu tahun sebesar 10 basis poin lagi pada akhir tahun. Perbedaan perkiraan ini menunjukkan adanya keragaman interpretasi terhadap indikator ekonomi terkini dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke depan. Perbedaan ini juga menyoroti kompleksitas dalam memprediksi arah kebijakan moneter di tengah ketidakpastian global. Baik Citi maupun DBS sepakat bahwa stimulus ekonomi masih diperlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perekonomian Tiongkok. Penting bagi investor dan pelaku bisnis untuk memantau perkembangan kebijakan moneter Tiongkok secara cermat untuk menyesuaikan strategi mereka.

Malaysia: Inflasi Rendah, Suku Bunga Diprediksi Stabil

Departemen Statistik Malaysia akan merilis angka inflasi Agustus pada hari Selasa. Ekonom ANZ, Bansi Madhavani, memperkirakan percepatan inflasi yang moderat menjadi 1,3% year-on-year dari 1,2% pada bulan Juli, didorong oleh kenaikan harga transportasi. Kenaikan ini diharapkan relatif kecil dan tidak akan terlalu berpengaruh pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Meskipun demikian, inflasi diperkirakan akan tetap rendah dalam jangka pendek, didukung oleh permintaan domestik yang moderat dan harga komoditas global yang lunak. Reformasi subsidi bahan bakar yang direncanakan akan berlaku pada akhir September juga diharapkan dapat mengurangi biaya bahan bakar bagi konsumen lokal, memberikan dampak positif pada daya beli masyarakat.

Meskipun inflasi tetap rendah, ANZ tidak memperkirakan Bank Negara Malaysia akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, kecuali jika pertumbuhan ekonomi melemah secara signifikan. Hal ini menunjukkan keyakinan Bank Negara Malaysia terhadap fundamental ekonomi Malaysia dan kemampuannya untuk mengatasi tantangan eksternal. Stabilitas suku bunga diharapkan dapat memberikan kepastian bagi investor dan menjaga iklim investasi yang kondusif. Namun, perkembangan ekonomi ke depan tetap perlu dipantau dengan seksama untuk melihat potensi perubahan kebijakan moneter.

Singapura: Inflasi Inti Terkendali, Inflasi Umum Naik Sedikit

Singapura akan mempublikasikan laporan inflasi Agustus pada hari Selasa. Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri telah menyatakan bahwa inflasi impor diperkirakan akan tetap moderat dalam jangka pendek. Inflasi inti—yang tidak termasuk transportasi jalan pribadi dan akomodasi—menurun menjadi 0,5% year-on-year pada bulan Juli dari 0,6% pada bulan Juni.

Para ekonom di DBS memperkirakan inflasi inti tetap terkendali di angka 0,5% year-on-year. Meskipun inflasi akomodasi kemungkinan tetap rendah, peningkatan pada transportasi pribadi kemungkinan menyebabkan sedikit peningkatan inflasi umum menjadi 0,7%, menurut DBS. Peningkatan inflasi umum ini relatif kecil dan masih berada dalam batas yang dapat dikelola oleh pemerintah Singapura.

Situasi ini menunjukkan bahwa ekonomi Singapura relatif stabil meskipun terdapat tekanan inflasi global. Kebijakan ekonomi dan moneter Singapura yang prudent telah berhasil menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Penting bagi Singapura untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan menyesuaikan kebijakannya agar tetap mampu menghadapi tantangan dan mempertahankan daya saingnya.