Restrukturisasi Besar-besaran Nissan: Penutupan Pabrik dan Strategi Baru

Restrukturisasi Besar-besaran Nissan: Penutupan Pabrik dan Strategi Baru

Nissan tengah menghadapi masa sulit. Produsen mobil asal Jepang ini sedang mempertimbangkan rencana penutupan beberapa pabrik perakitan mobil di Jepang dan luar negeri, termasuk di Meksiko, sebagai bagian dari rencana pemotongan biaya yang diumumkan awal pekan ini. Langkah drastis ini menandai perubahan signifikan dalam strategi perusahaan.

Penutupan Pabrik di Jepang dan Luar Negeri

Sumber-sumber terpercaya menyebutkan bahwa Nissan sedang mempertimbangkan penutupan pabrik Oppama di Jepang, yang telah beroperasi sejak tahun 1961, serta pabrik Shonan yang dioperasikan oleh Nissan Shatai, di mana Nissan memiliki saham 50%. Jika rencana ini terlaksana, Nissan hanya akan memiliki tiga pabrik perakitan kendaraan di Jepang.

Di luar negeri, Nissan sedang mempertimbangkan untuk menghentikan produksi di pabrik-pabrik yang berlokasi di Afrika Selatan, India, dan Argentina. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk mengurangi jumlah pabrik di Meksiko. Yomiuri Shimbun, sebuah surat kabar Jepang, melaporkan bahwa dua pabrik di Meksiko menjadi kandidat utama penutupan.

Nissan sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi di situs web mereka yang menyatakan bahwa laporan mengenai potensi penutupan pabrik tersebut masih spekulatif dan tidak berdasarkan informasi resmi perusahaan. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga transparansi dengan para pemangku kepentingan dan akan mengkomunikasikan pembaruan yang relevan jika diperlukan.

Perubahan Strategi di Bawah Kepemimpinan Baru

Langkah-langkah pembenahan yang lebih agresif yang diumumkan oleh CEO baru, Ivan Espinosa, menandai perubahan drastis dari strategi yang diterapkan oleh pendahulunya, Makoto Uchida. Uchida sebelumnya memiliki harapan tinggi untuk memperluas produksi global dan menolak untuk menutup pabrik-pabrik di dalam negeri.

Kontras yang mencolok terlihat dari kinerja penjualan Nissan. Penjualan fiskal tahun 2024 mencapai 3,3 juta kendaraan, turun 42% sejak tahun bisnis 2017. Penurunan penjualan ini menjadi salah satu faktor pendorong utama di balik keputusan restrukturisasi besar-besaran ini.

Fokus Konsolidasi dan Pengurangan Biaya

Sebagai bagian dari rencana restrukturisasi, Nissan telah mengumumkan konsolidasi produksi pikap Nissan Frontier dan Navara dari Meksiko dan Argentina ke dalam satu pusat produksi di pabrik Civac, Meksiko. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.

Selain itu, Nissan juga telah mengumumkan pada bulan Maret bahwa mitra aliansi Prancis mereka, Renault, akan membeli saham Nissan di bisnis patungan mereka di India, Renault Nissan Automotive India Private Ltd (RNAIPL). Hal ini menunjukkan komitmen Nissan untuk melakukan konsolidasi aset dan fokus pada area bisnis yang lebih menguntungkan.

Dampak Penutupan Pabrik di Jepang

Penutupan pabrik di Jepang, jika terjadi, akan menjadi yang pertama kalinya sejak penutupan pabrik Murayama pada tahun 2001. Namun, sumber terpercaya menyatakan bahwa dengan mempertahankan tiga pabrik domestik—pabrik Tochigi dan pabrik Nissan Motor Kyushu serta Nissan Shatai Kyushu di prefektur Fukuoka selatan—akan lebih dari cukup untuk memenuhi pasar domestik dan mempertahankan ekspor dari Jepang.

Pabrik Oppama, yang memiliki kapasitas produksi tahunan sekitar 240.000 mobil dan mempekerjakan sekitar 3.900 pekerja pada akhir Oktober, memiliki sejarah yang panjang dan penting bagi Nissan. Pabrik ini menjadi pabrik pertama Nissan yang memproduksi Leaf, kendaraan listrik massal pertama di dunia pada tahun 2010. Penutupan pabrik ini akan berdampak signifikan bagi para pekerja dan perekonomian lokal.

Pabrik Shonan, yang memproduksi van komersial, memiliki kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit dan mempekerjakan sekitar 1.200 orang. Penutupan pabrik ini juga akan menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan.

Restrukturisasi yang dilakukan Nissan ini merupakan langkah besar dan berisiko, namun dianggap perlu untuk menyelamatkan perusahaan dari penurunan penjualan yang signifikan dan meningkatkan daya saing di pasar global yang semakin kompetitif. Keberhasilan strategi baru ini akan menentukan masa depan Nissan di industri otomotif dunia.