Risiko "Race to the Bottom" dalam Regulasi Keuangan Global: Perspektif Inggris Pasca-Brexit

Risiko "Race to the Bottom" dalam Regulasi Keuangan Global: Perspektif Inggris Pasca-Brexit

Kekhawatiran atas Pelemahan Regulasi di AS

Deputi Gubernur Bank of England, Sam Woods, baru-baru ini memperingatkan Inggris agar menghindari "perlombaan ke bawah" (race to the bottom) dalam regulasi keuangan. Peringatan ini muncul di tengah spekulasi bahwa Amerika Serikat, di bawah potensi kepemimpinan Donald Trump untuk periode kedua, berpotensi memangkas langkah-langkah penting dalam keamanan pasar. Kekhawatiran ini semakin diperkuat oleh pengunduran diri Michael Barr, Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve AS, yang menimbulkan pertanyaan tentang arah regulasi keuangan di AS di bawah pemerintahan Trump selanjutnya. Pengunduran diri Barr secara mendadak memicu spekulasi mengenai kemungkinan perubahan signifikan dalam kebijakan pengawasan keuangan di Amerika Serikat, sebuah negara yang selama ini memegang peranan penting dalam lanskap ekonomi global.

Oportunitas dan Tantangan Regulasi Pasca-Brexit bagi Inggris

Woods menyampaikan pernyataan tersebut dalam sidang parlemen yang membahas tujuan sekunder terkait daya saing dan pertumbuhan Otoritas Regulasi Prudential (PRA) dan Otoritas Perilaku Keuangan (FCA). Ia menekankan bahwa tujuan baru ini muncul pada "saat yang tepat," mengingat Brexit memberikan regulator domestik Inggris kendali yang lebih besar atas pembuatan peraturan. Ini memberikan peluang signifikan bagi Inggris untuk menyempurnakan kerangka regulasi yang telah dibangun sejak krisis keuangan global. Namun, Woods dengan tegas menyatakan bahwa kesempatan ini bukan berarti akan menurunkan standar regulasi. Ia menekankan bahwa ketahanan dan daya saing dapat berjalan "beriringan."

Menyeimbangkan Daya Saing dan Ketahanan Sistem Keuangan

Pernyataan Woods menyoroti dilema yang dihadapi banyak negara dalam menyeimbangkan daya saing ekonomi dengan stabilitas dan ketahanan sistem keuangan. Persaingan global yang ketat dapat mendorong negara-negara untuk melonggarkan regulasi guna menarik investasi dan meningkatkan daya saing bisnis domestik. Namun, pelemahan regulasi dapat meningkatkan kerentanan terhadap krisis keuangan, yang pada akhirnya akan merugikan perekonomian secara keseluruhan. Woods secara jelas menekankan bahwa krisis keuangan sangat mahal dan sangat merugikan pertumbuhan ekonomi. Ini adalah pesan penting yang perlu dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan di seluruh dunia.

Dampak Potensial "Race to the Bottom"

Jika AS memangkas regulasi keuangan, ini berpotensi memicu "perlombaan ke bawah" di antara negara-negara lain. Negara-negara yang mempertahankan standar regulasi yang lebih ketat mungkin akan kehilangan daya saingnya, karena perusahaan-perusahaan akan bermigrasi ke negara-negara dengan regulasi yang lebih longgar. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan global yang berbahaya, di mana negara-negara dengan regulasi yang kurang ketat akan menjadi pusat aktivitas keuangan, tetapi dengan risiko krisis keuangan yang lebih tinggi. Dampak negatif tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh negara-negara tersebut saja, tetapi juga akan berdampak secara global, menyebabkan ketidakstabilan sistem keuangan internasional.

Strategi Inggris dalam Menjaga Stabilitas Keuangan

Brexit memberikan Inggris peluang unik untuk membentuk kerangka regulasi keuangannya sendiri, terlepas dari aturan Uni Eropa. Namun, ini juga menghadirkan tantangan yang signifikan. Inggris harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan standar regulasi yang tinggi untuk menjaga stabilitas keuangan dan tetap kompetitif di pasar global. Ini memerlukan strategi yang cermat dan komprehensif yang mempertimbangkan aspek-aspek kompleks dari sistem keuangan global yang saling terhubung. Tidak cukup hanya mempertahankan regulasi yang kuat, Inggris juga perlu secara aktif mempromosikan standar regulasi yang tinggi di tingkat internasional untuk mencegah "perlombaan ke bawah" dan menjaga stabilitas sistem keuangan global.

Kesimpulan: Pentingnya Kerjasama Internasional dalam Regulasi Keuangan

Peringatan dari Deputi Gubernur Bank of England menyoroti pentingnya kerjasama internasional dalam regulasi keuangan. "Perlombaan ke bawah" hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang mencari keuntungan jangka pendek, sementara kerugian jangka panjangnya akan dirasakan oleh semua pihak. Oleh karena itu, negara-negara perlu berkolaborasi untuk menetapkan standar regulasi yang tinggi dan konsisten, guna menciptakan lingkungan keuangan global yang stabil dan berkelanjutan. Pentingnya koordinasi global dalam regulasi keuangan tidak boleh dianggap remeh, mengingat interkonektivitas sistem keuangan global yang semakin kompleks. Hanya melalui kerjasama internasional yang kuat, kita dapat mencegah potensi bencana ekonomi yang ditimbulkan oleh "perlombaan ke bawah" dalam regulasi keuangan.