Runtuhnya Pasar Saham: Dampak Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi Global
Runtuhnya Pasar Saham: Dampak Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi Global
Kerugian Berat di Bursa London dan New York
Pasar saham global kembali mengalami penurunan signifikan pada hari Selasa. Indeks FTSE 100 di London mencatatkan penurunan tajam sebesar 104.23 poin (1.2%), ditutup pada angka 8,495.99. Penurunan ini memperpanjang tren negatif selama enam hari berturut-turut. FTSE 250 juga ikut terdampak, turun 105.02 poin (0.5%) ke level 19,770.16, sementara AIM All-Share merosot 4.14 poin (0.6%) menjadi 678.49. Tren negatif ini juga terlihat di bursa derivatif, dengan Cboe UK 100 turun 1.3% di angka 847.70, Cboe UK 250 turun 0.5% di 17,206.95, dan Cboe Small Companies anjlok 1.5% ke 15,068.45.
Di New York, pasar saham melanjutkan tren penurunan yang dimulai pada Senin. Dow Jones Industrial Average merosot 1.2%, S&P 500 turun 0.8%, dan Nasdaq Composite kehilangan 0.3%. Penurunan ini semakin memperkuat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.
Tarif Baru Trump dan Dampaknya terhadap Pasar
Salah satu faktor utama yang memicu penurunan pasar adalah keputusan Presiden Donald Trump untuk menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada. Trump mengumumkan peningkatan tarif sebesar 25%, sehingga total tarif menjadi 50%. Keputusan ini dipicu oleh kebijakan pemerintah Provinsi Ontario, Kanada, yang mengenakan pajak 25% terhadap ekspor listrik ke Amerika Serikat. Trump mengancam akan menerapkan tarif impor mobil dari Kanada mulai 2 April jika tarif listrik Kanada tidak dicabut, sebuah langkah yang berpotensi melumpuhkan industri otomotif Kanada. Ia juga kembali mengulang keinginan untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.
Kathleen Brooks dari XTB menilai kebijakan tarif tit-for-tat yang diprakarsai Trump sebagai berita buruk bagi pasar saham. Ia menekankan bahwa kebijakan ekonomi Trump, yang awalnya dianggap positif, kini justru berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan menengah. Ketidakpastian dan reaksi yang tak terduga dalam kebijakan perdagangan Trump telah mengikis kepercayaan terhadap keunggulan ekonomi Amerika Serikat dan memicu kekhawatiran resesi. Bloomberg's recession monitor bahkan memperkirakan peluang resesi di Amerika Serikat mencapai 25% pada kuartal ini, angka yang sebelumnya dianggap sangat kecil.
Data Ekonomi AS yang Campuran
Data ekonomi Amerika Serikat pada hari Selasa menunjukkan hasil yang beragam. Jumlah lowongan pekerjaan meningkat menjadi 7.74 juta pada Januari, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar (7.63 juta). Namun, Bradley Saunders dari Capital Economics berpendapat bahwa data ini tidak terlalu signifikan, dan data pasar tenaga kerja yang lebih terkini menunjukkan kondisi yang cenderung memburuk. Sementara itu, indeks optimisme bisnis kecil NFIB turun menjadi 100.7 poin pada Februari, di bawah ekspektasi pasar sebesar 101 poin. Data ini menunjukkan adanya ketidakpastian yang tinggi di kalangan pelaku bisnis kecil di Amerika Serikat.
Penurunan di Pasar Saham Eropa
Pasar saham Eropa juga mengalami penurunan pada hari Selasa. CAC 40 di Paris turun 1.6%, sementara DAX 40 di Frankfurt merosot 1.3%. Poundsterling menguat terhadap dolar Amerika Serikat, mencapai USD1.2943, sedangkan euro juga menguat menjadi USD1.0924. Dolar Amerika Serikat menguat terhadap yen Jepang, mencapai JPY147.45.
Performa Individu Saham
Beberapa saham di FTSE 100 mengalami penurunan signifikan. IAG, induk perusahaan British Airways, turun 6.1% setelah American Airlines menurunkan proyeksi keuangan kuartal pertama mereka. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya pendapatan akibat penurunan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian. American Airlines sendiri turun 6.0%, dan Delta Airlines turun 7.9%. Lufthansa dan Air France KLM juga mengalami penurunan di pasar Eropa. Intercontinental Hotels Group turun 4.5% karena kekhawatiran perlambatan sektor pariwisata. Spirax Group juga mengalami penurunan 3.9% karena panduan kinerja yang kurang baik.
Namun, tidak semua saham mengalami penurunan. Persimmon, pengembang perumahan di Inggris, naik 4.5% setelah melaporkan laba yang melampaui konsensus pasar dan memberikan proyeksi optimis untuk penyelesaian proyek rumah baru. Segro juga naik 1.0% setelah UBS menaikkan peringkat sahamnya. Di FTSE 250, Rotork naik 7.0% setelah mengumumkan pembelian kembali saham dan akuisisi baru. Harga minyak Brent naik menjadi USD69.91 per barel, dan harga emas meningkat menjadi USD2,916.72 per ons.
Prospek ke Depan
Kalender ekonomi pada hari Rabu akan mencakup data indeks harga konsumen AS dan keputusan suku bunga Bank of Canada. Di Inggris, Legal & General dan Balfour Beatty akan merilis hasil keuangan tahunan mereka. Ketidakpastian ekonomi global dan dampak kebijakan proteksionis masih akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar saham dalam waktu dekat.