Serangan Drone Rusia di Kharkiv dan Dnipro: Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

Serangan Drone Rusia di Kharkiv dan Dnipro: Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

Serangan udara kembali melanda Ukraina, kali ini menargetkan kota-kota Kharkiv dan Dnipro pada Selasa malam. Serangan yang dilakukan oleh sejumlah drone Rusia ini mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Laporan resmi menyebutkan sedikitnya satu orang tewas dan 46 lainnya mengalami luka-luka.

Kharkiv: Sasaran Serangan Berulang

Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut dekat perbatasan Rusia, telah menjadi sasaran serangan drone dan rudal Rusia secara berkala sejak invasi skala penuh dimulai lebih dari tiga tahun lalu. Serangan Selasa malam mengakibatkan sedikitnya 45 orang terluka, termasuk dua anak dan seorang wanita hamil, menurut Gubernur Regional Oleh Syniehubov. Kejadian ini terjadi di tengah upaya Amerika Serikat sebagai perantara perdamaian antara Rusia dan Ukraina, yang menyatakan akan mundur kecuali kedua negara tersebut mengajukan proposal konkret.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, melaporkan bahwa beberapa wilayah di kota yang telah mengalami kerusakan parah akibat serangan beruntun ini menjadi sasaran serangan. Ia menyebutkan melalui aplikasi Telegram, "Terjadi 16 serangan di Kharkiv. Sebuah gedung apartemen tinggi, rumah-rumah pribadi, fasilitas medis, dan infrastruktur sipil menjadi sasaran." Jumlah penduduk Kharkiv saat ini sekitar 1,2 juta jiwa, jauh lebih sedikit dibandingkan hampir 2 juta jiwa sebelum invasi Rusia pada Februari 2022.

Lembaga penyiaran publik Suspilne menerbitkan foto-foto petugas pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api. Salah satu drone dilaporkan menghantam lantai delapan sebuah gedung apartemen, dan dua fasilitas medis juga menjadi sasaran serangan. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan sipil, menggambarkan dampak dahsyat dari serangan drone tersebut. Potret keputusasaan terlihat jelas dalam laporan kerusakan yang dialami warga sipil, termasuk rumah-rumah pribadi dan fasilitas vital seperti rumah sakit.

Dnipro: Korban Jiwa dan Kerusakan Properti

Di Dnipro, yang terletak di tenggara Ukraina, serangan drone juga menyebabkan kebakaran dan korban jiwa. Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Serhiy Lysak, mengumumkan melalui Telegram bahwa seorang pria berusia 53 tahun tewas dan satu orang lainnya terluka. "Malam yang sulit bagi Dnipro," tulis Lysak. "Rumah-rumah pribadi telah rusak." Ia menambahkan bahwa sembilan drone Rusia berhasil dihancurkan di wilayah tersebut sepanjang malam.

Skala penuh serangan udara di Ukraina masih belum jelas. Kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina, sama-sama membantah menargetkan warga sipil. Namun, bukti di lapangan menunjukkan sebaliknya. Serangan drone Rusia secara massal di Dnipro bulan lalu mengakibatkan empat orang tewas dan kebakaran besar di kompleks hotel dan restoran serta bangunan-bangunan lainnya. Serangan ini menunjukkan pola serangan yang konsisten yang terus mengancam nyawa warga sipil dan infrastruktur vital di Ukraina.

Kebuntuan Perdamaian dan Seruan Gencatan Senjata

Serangan ini terjadi pada saat situasi politik yang tegang. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata tiga hari dari tanggal 8-10 Mei untuk memperingati peringatan ke-80 kemenangan Uni Soviet dan sekutunya dalam Perang Dunia Kedua. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan gencatan senjata segera yang berlangsung setidaknya selama 30 hari. Perbedaan pandangan ini mencerminkan kesulitan dalam mencapai penyelesaian damai konflik yang berkepanjangan ini. Upaya Amerika Serikat sebagai mediator tampaknya menghadapi tantangan besar, mengingat kurangnya proposal konkret dari kedua belah pihak yang bertikai. Kejadian ini semakin memperumit upaya diplomasi internasional untuk mengakhiri kekerasan dan mencapai resolusi yang adil dan berkelanjutan.

Kejadian ini sekali lagi menyoroti kebutuhan mendesak untuk melindungi warga sipil di Ukraina dan memastikan penghentian kekerasan. Serangan berulang dan skala kerusakan yang diakibatkannya menunjukkan betapa pentingnya upaya diplomasi internasional untuk mencapai resolusi damai, dan memberikan tekanan internasional untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil. Ketiadaan solusi damai yang nyata mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi masyarakat Ukraina. Dunia internasional harus terus berupaya untuk menyelesaikan konflik ini dan memastikan perdamaian kembali ke Ukraina.