Serangan Israel di Iran: Tewasnya Dua Komandan Garda Revolusi
Serangan Israel di Iran: Tewasnya Dua Komandan Garda Revolusi
Operasi Rahasia di Qom dan Teheran
Pada Sabtu lalu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan bahwa militer Israel telah melancarkan serangan yang menewaskan dua komandan senior dari pasukan luar negeri Garda Revolusi Iran (IRGC), Quds Force. Serangan pertama terjadi di sebuah apartemen di provinsi Qom, menargetkan Saeed Izadi, komandan Korps Palestina dari Quds Force. Katz dalam sebuah pernyataan menyebut pembunuhan Izadi sebagai pencapaian besar intelijen dan angkatan udara Israel. Militer Israel kemudian mengumumkan serangan kedua yang terjadi semalam di Teheran barat, menargetkan kendaraan yang ditumpangi Benham Shariyari, komandan lain dari Quds Force. Shariyari disebut bertanggung jawab atas semua transfer senjata dari rezim Iran ke proksinya di seluruh Timur Tengah.
Peran Kedua Komandan dalam Konflik Regional
Saeed Izadi, yang telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat dan Inggris karena keterlibatannya dengan Hamas dan Jihad Islam Palestina, dikatakan telah mendanai dan mempersenjatai Hamas selama serangan-serangan pada 7 Oktober 2023. Perannya dalam konflik Israel-Palestina menjadikannya target utama bagi Israel. Sementara itu, Benham Shariyari memiliki peran yang lebih luas dalam jaringan senjata Iran. Militer Israel menyatakan bahwa Shariyari memasok rudal dan roket yang diluncurkan ke Israel oleh Hizbullah, Hamas, dan Houthi di Yaman. Kematian kedua komandan ini merupakan pukulan signifikan bagi kemampuan militer Iran dan jaringan proksinya di kawasan tersebut.
Dampak Serangan Terhadap Jaringan Proksi Iran
Quds Force, sayap luar negeri IRGC, telah membangun jaringan sekutu Arab yang dikenal sebagai "Poros Perlawanan". Jaringan ini termasuk Hizbullah di Lebanon, yang didirikan pada tahun 1982, dan Hamas di Jalur Gaza. Namun, jaringan yang didukung Iran ini telah mengalami pukulan besar dalam dua tahun terakhir. Serangan-serangan Israel, yang meningkat intensitasnya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah melemahkan baik Hamas maupun Hizbullah. Kehilangan dua komandan senior seperti Izadi dan Shariyari diperkirakan akan semakin memperlemah kemampuan operasional dan perencanaan strategis kelompok-kelompok tersebut. Pengaruh Iran di kawasan tersebut, yang selama ini diwujudkan melalui dukungan dan penyediaan senjata kepada kelompok-kelompok proksi, kini dihadapkan pada tantangan serius.
Respon Iran dan Implikasi Geopolitik
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari IRGC mengenai tewasnya kedua komandan tersebut. Keheningan ini menambah spekulasi tentang respons Iran terhadap serangan tersebut. Potensi eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi perhatian utama, mengingat sensitivitas isu ini bagi kedua belah pihak. Ketegangan antara Israel dan Iran sudah berlangsung lama, dan serangan ini berpotensi untuk memicu reaksi dari Teheran, baik secara langsung maupun melalui proksinya. Situasi ini memerlukan pemantauan ketat dari komunitas internasional untuk mencegah terjadinya eskalasi yang lebih luas dan mengancam perdamaian regional.
Analisis Strategis Serangan Israel
Serangan-serangan yang dilancarkan Israel ini menunjukkan peningkatan agresivitas dalam kebijakan luar negeri mereka. Operasi-operasi yang tepat dan terkoordinasi tersebut menunjukkan kemampuan intelijen dan militer Israel yang tinggi. Dengan menargetkan tokoh-tokoh kunci dalam jaringan proksi Iran, Israel bertujuan untuk mengganggu kemampuan operasional kelompok-kelompok tersebut dan melemahkan pengaruh Iran di kawasan. Namun, langkah ini juga memiliki risiko yang signifikan, termasuk potensi pembalasan dari Iran dan eskalasi konflik regional. Serangan ini juga menjadi pertanda pertarungan bayangan yang terus berlangsung antara Israel dan Iran, yang diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang. Keberhasilan operasi ini dalam jangka panjang akan bergantung pada kemampuan Israel untuk mencegah pembalasan dari Iran dan mempertahankan posisi strateginya di Timur Tengah. Perkembangan situasi ini tentunya akan terus dipantau dengan saksama oleh para pengamat politik dan militer internasional.